Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mewaspadai Kejahatan “Murid” - Ustadz Aris Munandar

Kabeldakwah.com

Mewaspadai Kejahatan “Murid”

Didalam sebuah kitab disebutkan:

سير أعلام النبلاء (12/ 455):

وقال أبو حامد الأعمشي: رأيت محمد بن إسماعيل في جنازة أبي عثمان سعيد بن مروان، ومحمد بن يحيى يسأله عن الأسامي والكنى وعلل الحديث، ويمر فيه محمد بن إسماعيل مثل السهم.

Abu Hamid al-A’masyi bercerita, “Aku melihat Muhammad bin Ismail al-Bukhari hadir dan melayat jenazah seorang bernama Abu Utsman Said bin Marwan.

Muhammad bin Yahya az-Zuhli memanfaatkan kesempatan bertemu dengan al-Bukhari di acara takziyah tersebut untuk banyak bertanya dan konsultasi tentang berbagai nama dan kunyah para perawi hadis serta ‘illah hadits kepada al-Bukhari.

Al-Bukhari ketika itu berjalan cepat seperti anak panah dan melakukan hal-hal yang beliau perlu beliau lakukan seperlunya saja” Siyar A’lam an-Nubala’ karya adz-Dzahabi 12/455.

Berdasarkan kutipan ini bisa kita simpulkan bahwa Muhammad bin Yahya az-Zuhli tergolong “murid” dari Imam al-Bukhari, Muhammad bin Ismail.

Karena kedengkian yang demikian besar Ibnu Yahya az-Zuhli ini pada akhirnya melakukan aksi permusuhan yang luar biasa kepada al-Imam al-Bukhari. Dengan penuh semangat az-Zuhli ini memfitnah al-Imam al-Bukhari sebagai orang yang memiliki akidah yang sesat.

Atas fitnah yang dihembuskan oleh az-Zuhli sebagian orang sampai mengkafirkan al-Imam al-Bukhari.

Dengan kedok kecemburuan terhadap akidah umat, az-Zuhli melarang orang-orang hadir di pengajian al-Imam al-Bukhari. Dia gembosi semua orang yang mau ikut pengajian al-Imam al-Bukhari.

Pengajian al-Imam al-Bukhari pada awalnya ramai penuh sesak dengan jamaah pengajian. Bahkan peserta yang hadir pun sampai membludak ke luar lokasi pengajian. Dengan effort yang luar biasa dari az-Zuhli semua pengajian yang diisi oleh al-Bukhari bubar bahkan tidak ada yang mau hadir di pengajian yang diampu oleh al-Bukhari kecuali satu orang saja yaitu Imam Muslim, Muslim bin al-Hajjaj.

Tidak puas dengan itu Ibnu Yahya az-Zuhli berupaya mengusir Imam al-Bukhari dari Kota Naisabur. Naisabur adalah satu kota yang pada awalnya al-Imam al-Bukhari ingin berdomisili di kota tersebut.

Target Ibnu Yahya az-Zuhli untuk mengusir al-Imam al-Bukhari pun berhasil. Imam al-Bukhari ‘terpaksa’ harus angkat kaki dari kota Naisabur.

Usaha Ibnu Yahya az-Zuhli untuk membunuh karakter al-Imam al-Bukhari di kota Naisabur sukses luar biasa. Al-Imam al-Bukhari meninggalkan kota Naisabur dan tidak ada yang mengiringi kepergian beliau kecuali satu orang saja.

Demikianlah catatan kelam sejarah dunia pengajian tentang kejahatan luar biasa seorang ‘Murid yang Durhaka’ kepada gurunya. Sejarah pasti berulang, demikian hukum Allah di dunia manusia. Yang berubah hanya tempat kejadian dan para pelaku.

Kepandaian berdalil itu bukan jaminan pelakunya adalah orang yang memiliki hati yang bersih dan perilaku serta tutur kata yang terpuji.

Boleh jadi ada orang yang dipandang berilmu oleh banyak orang semisal Ibnu Yahya az-Zuhli namun bisa melakukan kejahatan yang demikian kejam, bertubi-tubi tanpa ampun tanpa iba kepada gurunya sendiri, al-Imam al-Bukhari.

Pada akhirnya sejarah mencatat orang-orang tidaklah mengenal dan mengenang Ibnu Yahya az-Zuhli kecuali karena kezaliman dan kejahatannya kepada "gurunya" sendiri, al-Imam al-Bukhari.     

Ditulis oleh: Ust. Dr. Aris Munandar, S.S., M.P.I.

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Ryzen Store dan Jasa Pembuatan Barcode BBM Se-Nusantara Indonesia

Posting Komentar untuk "Mewaspadai Kejahatan “Murid” - Ustadz Aris Munandar"