Membantah Syubhat Mereka Yang Sering 'Ngeles' Nggak Mau Belajar Bahasa Arab - QLC
![]() |
Kabeldakwah.com |
Belajar bahasa Arab adalah kebutuhan bagi setiap Muslim yang ingin lebih dekat dengan Al-Qur’an, memahami doa, dan memperdalam ilmu agama. Tapi, alasan malas sering kali dibungkus rapi dengan syubhat-syubhat yang seolah-olah masuk akal. Yuk, kita bongkar satu per satu alasan klasik ini!
1. “Saya Sudah Tua”
Kalau alasannya karena
sudah tua, saya tanya balik, memangnya belajar bahasa Arab itu seperti naik
roller coaster? Ada batas usia maksimal? Belajar itu nggak ada kata terlambat!
Kita sering dengar kisah ulama besar yang mulai belajar di usia tua, dan mereka
malah jadi lebih hebat dibandingkan dengan yang belajar sejak muda.
Coba lihat kakek-kakek di
taman pagi-pagi. Mereka semangat banget ikut senam aerobik sambil goyang-goyang
tangan meski tulangnya udah bunyi krek-krek. Apa mereka bilang, “Aduh, saya
udah tua, jadi nggak usah olahraga deh”? Nggak, kan?
Belajar bahasa Arab itu
bikin otak Anda tetap sehat. Kalau dibiarkan nggak belajar, otak itu bisa jadi
berkarat. Kayak mobil tua yang nggak pernah dipakai, lama-lama mogok.
2. “Sudah Terlambat.”
Ini nih alasan yang
sering banget keluar. “Saya udah telat”. Kalau telat terus nyerah, gimana
ceritanya hidup mau maju? Mari kita ambil permisalan.
Bayangin Anda pas jam
makan siang ketiduran. Bangun-bangun, eh
udah sore. Perut bunyi “krucuk-krucuk” kayak orkestra tanpa irama. Lalu di
depan Anda ada sepiring nasi, ayam goreng, dan sambel pedas. Apa Anda bilang, “Ah,
udah terlambat makan siang, nggak jadi makan aja deh”? Nggak, kan? Kalau lapar
ya makan, bodo amat udah telat atau belum. Karena Anda tahu, makan itu
kebutuhan.
Sama seperti belajar
bahasa Arab. Kalau Anda merasa ini penting, nggak ada istilah terlambat. Jangan
pernah jadikan usia sebagai senjata untuk menutupi ketidakbutuhan Anda terhadap
bahasa Arab.
3. “Belajar Bahasa Arab Itu Susah.”
Susah dan gampang itu
relatif masbro. Coba perhatiin firman Allah:
“Dan sungguh, Kami telah
memudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil
pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17)
Allah sendiri bilang
bahwa Al-Qur’an itu dimudahkan, bukan untuk bikin susah. Jadi yang bikin susah
itu bukan ilmu bahasa Arabnya, bisa jadi cara belajarnya yang salah.
Coba bayangin misalnya
ada anak kecil ngambil majalah diatas meja, dia buka majalah itu, tapi dia
pegang majalahnya kebalik. Lalu dia bilang, “Kok susah banget ya baca majalah
ini!” Ya jelas susah, Dek, itu majalahnya kebalik.
Belajar bahasa Arab itu
nggak susah kalau metodenya benar. Mulailah dari dasar, seperti kosakata dan
kalimat sederhana. Nggak usah langsung loncat ke Nahwu dan Shorof. Kalau metode
belajarnya enak, Anda akan heran sendiri betapa mudahnya bahasa Arab dipahami.
4. “Saya Sibuk”
Sibuk? Siapa sih yang
nggak sibuk? Semua orang sibuk, bahkan anak SD aja
sibuk main lato-lato di tengah pandemi. Tapi, masalahnya bukan di sibuk atau
nggak, tapi emang belajar bahasa Arab ini nggak diprioritaskan. Iya kan?
Coba perhatiin, Anda bisa
sempet scroll TikTok, maraton drama Korea, atau nongkrong di kafe sampai tiga
jam. Kalau itu bisa disempatkan, kenapa belajar bahasa Arab nggak?
Bayangin gini, Anda lagi
sibuk kerja, terus tiba-tiba dapet notifikasi diskon 90% di marketplace buat
barang yang Anda incar selama ini. Apa Anda bilang, “Aduh, sibuk nih, nggak
sempet buka marketplace”? Nggak, kan? Anda pasti langsung cari waktu buat checkout.
Nah, kalau untuk diskon
aja bisa nyempetin waktu, kenapa belajar bahasa Arab nggak? Ini masalah skala
prioritas. Kalau Anda anggap ini penting, Anda pasti akan meluangkan waktu,
meski cuma sedikit setiap hari.
Belajar bahasa Arab itu
nggak makan waktu banyak kok. Di QLC, durasi maksimal kelas bahasa Arab cuma 90
menit per pekan. Ingat! Per pekan loh, bukan tiap hari. Dibandingkan waktu Anda
untuk hal-hal nggak produktif, ini sangat ringan. Jadi, kalau emang ada niat
belajar, sibuk pun bisa diatur.
5. “Peserta Lain Udah
Pada Pinter, Saya Minder.”
Ini alasan yang bikin
saya pengen bilang, “Kalau semua orang mikir kayak gitu, nggak bakal ada yang
mulai belajar!”
Untuk memulai belajar
alasan minder tidak akan pernah diterima selama-lamanya. Bayangin Anda masuk ke
gym buat pertama kalinya. Di sana ada orang yang badannya kayak Hulk, ototnya
gede semua. Apa Anda langsung keluar karena merasa kecil di antara mereka?
Nggak, kan? Justru Anda masuk gym karena pengen jadi lebih baik.
Sama halnya dengan
belajar bahasa Arab. Kalau peserta lain lebih dulu paham, itu wajar. Mereka
juga dulu pernah ada di titik yang sama seperti Anda sekarang. Jangan jadikan
kemajuan orang lain sebagai alasan untuk berhenti, tapi jadikan itu motivasi
untuk terus maju.
6. “Saya Takut Nggak Tuntas Belajarnya.”
Ketakutan ini mirip kayak
takut jatuh sebelum belajar naik sepeda. Kalau dari awal udah mikir gagal,
kapan mau mulai?
Belajar itu bukan soal
selesai atau nggak selesai, tapi soal proses. Kalau misalnya Anda lagi jogging
di taman, niatnya lari 5 km. Tapi baru 2 km udah capek. Apa Anda akan berhenti
lari dan bilang, “Ah, nggak jadi olahraga aja”? What, itu keringet udah ngucur
gobyos di jidat, itu apaan dah? Lari barusan yang Anda lakukan itu namanya
olahraga masbro, olahraga itu nggak mesti sampe 5 km, setidaknya Anda sudah
mendapatkan manfaat dari 2 km itu.
Sama dengan belajar
bahasa Arab. Kalau pun Anda belum sampai tahap mahir, ilmu yang Anda dapatkan
sepanjang perjalanan akan tetap bermanfaat. Jadi, jangan terlalu fokus pada
akhir, nikmati saja proses belajarnya.
7. “Ada Ustadz Jago Bahasa Arab, Tapi Pendapatnya Nyeleneh.”
Ini alasan yang cukup
unik. Katanya, ada ustadz yang jago bahasa Arab, nahwu shorofnya ngelotok,
ngomong arabnya cas-cis-cus tapi pendapatnya nyeleneh. Terus Anda mau bikin
kesimpulan, jangan belajar bahasa Arab gitu? Logika macam apa ini?
Bayangin ada orang yang
pakai sepeda motor, tapi dia suka ngebut tanpa helm dan melanggar lampu merah.
Apa terus Anda bilang, “Saya nggak mau belajar naik motor, takut jadi kayak
dia”? Nggak, kan?
Kalau ada orang yang
pinter bahasa Arab tapi pendapatnya nyeleneh, itu bukan karena bahasa Arabnya,
tapi karena pemahamannya yang keliru. Justru, semakin banyak orang yang paham
bahasa Arab, semakin banyak yang bisa meluruskan kekeliruan seperti itu.
8. “Saya Nggak Ada Bakat.”
Siapa bilang bahasa Arab
itu bakat? Bahasa Arab itu bukan bakwan, eh bakat maksudnya, tapi ia adalah
skill alias keterampilan, kayak Anda belajar naik motor. Bisa dilatih!
Coba bayangin anak kecil
belajar naik sepeda. Awalnya dia takut, terus bilang, “Aku nggak ada bakat naik
sepeda.” Padahal yang dia butuhkan cuma latihan. Sama halnya dengan bahasa
Arab. Kalau Anda konsisten, insyaallah bisa.
9. “Belajar Bahasa Arab Itu Nggak Wajib.”
Siapa bilang? Para ulama
menjelaskan bahwa memahami Al-Qur’an dengan benar tidak mungkin tanpa bahasa
Arab. Disebutkan dalam sebuah kaidah:
ما لا يتم الواجب إلا
به فهو واجب
“Apa yang sebuah kewajiban tidak akan bisa
menjadi sempurna kecuali dengan melakukan sesuatu, maka melakukan sesuatu itu
hukumnya juga wajib.”
Taruhlah itu bukan
kewajiban mutlak. Tapi, apakah pantas menjadikan ini alasan untuk tidak belajar
sesuatu yang sangat bermanfaat?
10. “Mahal.”
Mahal itu cuma sudut
pandang. Anda bilang biaya belajar bahasa Arab mahal tapi tiap hari ada kurir
ngetok pintu sambil teriak: “Pakeeeet”. Pas dibuka, eh isinya cuma
barang-barang untuk memuaskan keinginan saja, bukan sesuatu yang dibutuhkan
dalam hidup. Kita sering menganggap investasi ilmu agama mahal, padahal biaya
yang Anda keluarkan untuk sekali nongkrong di kafe saja bisa lebih mahal
daripada biaya belajar bahasa Arab sebulan. Tuh ada kelas yang gratis kenapa
Anda nggak ikutan juga?
Kalaupun mahal memangnya
kenapa? Sadarkah kita, harta yang kita keluarkan untuk belajar di kelas bahasa
Arab akan ditanya oleh Allah pada hari kiamat: "Untuk apa kau gunakan
hartamu?" Bayangkan, dengan bangga kita bisa menjawab: “Kugunakan untuk
ngaji ya Allah, untuk belajar agama-Mu, untuk memahami bahasa kitab-Mu.”
Tidakkah itu menjadi
jawaban yang mulia di hadapan-Nya?
---------------------------------------------------
Baarakallahu fiikum
Admin QLC
Bersama QLC
#SemuaBisaNgaji
Posting Komentar untuk "Membantah Syubhat Mereka Yang Sering 'Ngeles' Nggak Mau Belajar Bahasa Arab - QLC"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.