Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kultum Tarawih, Mubah dan Bermanfaat - Ustadz Aris Munandar

Kabeldakwah.com

Kultum Tarawih, Mubah dan Bermanfaat

Di antara tradisi baik dan bermanfaat yang dijumpai di banyak tempat di tanah air kita adalah kegiatan kultum saat pelaksanaan shalat Tarawih. Sehingga di samping pahala shalat ada tambahan ilmu yang didapatkan oleh jamaah shalat Isya dan Tarawih.

Dalam kutipan di bawah ini, secara tegas Ibnu Jibrin membolehkan bahkan menyarankan adanya kultum saat jeda istirahat di sela-sela shalat Tarawih.

وحيث أن الناس في هذه الأزمنة يخففون الصلاة، فيفعلونها في ساعة أو أقل، فإنه لا حاجة بهم إلى هذه الاستراحة، حيث لا يجدون تعبا ولا مشقة، لكن إن فصل بعض الأئمة بين ركعات التراويح بجلوس، أو وقفة يسيرة للاستجمام، أو الارتياح، فالأولى قطع هذا الجلوس بنصيحة أو تذكير، أو قراءة كتاب مفيد، أو تفسير آية يمر بها القارئ، أو موعظة، أو ذكر حكم من الأحكام، حتى لا يخرجوا أو لا يملّوا، والله أعلم.

“Menimbang orang-orang di zaman ini mempercepat pelaksanaan shalat Tarawih sehingga durasi pelaksanaan shalat Tarawih hanya satu jam atau bahkan kurang dari satu jam maka jamaah shalat Tarawih itu tidak memiliki kebutuhan untuk istirahat per-empat rakaat. Dengan alasan mereka, jamaah shalat Tarawih itu tidak menjumpai capek dan kesusahan setelah shalat sebanyak empat rakaat.

Akan tetapi jika imam shalat Tarawih memiliki kebijaksanaan untuk tetap ada duduk istirahat di sela-sela rakaat shalat Tarawih atau istirahat sejenak untuk merefresh badan dan menyegarkan jiwa maka yang terbaik istirahat tersebut diisi dengan penyampaian kalimat-kalimat nasihat dan pengingat, membacakan buku yang manfaat, menafsirkan ayat al-Qur’an yang tadi dibaca imam atau nasihat secara umum atau penyampaian sejumlah hukum yang diperlukan. Ini semua dilakukan dalam rangka supaya jamaah tidak keluar meninggalkan masjid atau merasakan kebosanan”.

Refleksi:

Tidak ada anjuran istirahat per-empat rakaat dalam shalat Tarawih manakala jamaah shalat Tarawih tidak berdiri dalam waktu yang lama dalam shalat. Demikian konndisi shalat Tarawih yang banyak dijumpai.

Meski tidak dianjurkan, adanya istirahat per-empat rakaat itu diperbolehkan.

Saat istirahat per-empat rakaat tersebut Ibnu Jibrin menyarankan agar diisi dengan kultum dengan berbagai konten, penjelaskan sejumlah hukum fikih, tafsir ayat al-Qur’an terutama ayat-ayat yang dibaca oleh imam shalat dll.

Sebagaimana boleh ada kultum di sela-sela shalat Tarawih, boleh saja ada kultum menjelang shalat Tarawih. Tidak ada beda di antara dua hal ini.

Menjelang pelaksanaan shalat Tarawih jamaah dibolehkan minum kopi, ngemil kue-kue ringan, pijat-pijat betis kaki dan lain-lain. Demikian pula dibolehkan menyimak kultum yang disampaikan oleh penceramah.

Yang tidak boleh dalam hal ini adalah i’tikad sunniyyah (menyakini adanya anjuran khusus dari Nabi SAW) untuk mengadakan kultum menjelang shalat Tarawih.

Membiasakan hal-hal yang mubah selama tanpa keyakinan adanya anjuran khusus dari syariat hukumnya boleh, tidak mengapa semisal kebiasaan berupa pengajian menjelang buka puasa, pengajian saat walimah ‘urs dan lain-lain.

Agar pelaksanaan kultum Tarawih lebih bermanfaat hendaknya panitia Ramadhan memilih penceramah yang memang berkompeten dalam bidang ilmu agama.

Agar tidak terjadi tumpang tindih tema bahasan kultum, panitia Ramadhan perlu menyiapkan judul-judul tertentu untuk setiap materi kultum yang hendak disampaikan oleh penceramah.

Karena durasi kultum itu hanya 10 atau 15 menit, kultumer disarankan untuk langsung memberikan materi kultum setelah penyampaian mukaddimah dalam bahasa Arab. Setelah mukaddimah dalam bahasa Arab tidak perlu ada mukaddimah tambahan dalam bahasa Indonesia untuk efisiensi waktu.

Ditulis Oleh: Ust. Dr. Aris Munandar

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Ryzen Store dan Jasa Pembuatan Barcode BBM Se-Nusantara Indonesia

Posting Komentar untuk "Kultum Tarawih, Mubah dan Bermanfaat - Ustadz Aris Munandar"