Meniru Salafi - KH. Ma'ruf Khozin Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Wilayah Jawa Timur
Kabeldakwah.com |
Ditulis oleh:
Kyai Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Wilayah Jawa Timur
Judul:
Meniru Salafi
Kita harus
terus menjelaskan kepada masyarakat mana pengajian yang bener, yang memang
ilmu?
Ya. Kalau yang marak
sekarang ini tontonan dianggap tuntunan. Di saat yang sama, ada teman-teman
Salafi mengingatkan ini.
Bukannya NU
biasanya kontra dengan Salafi?
Kami mengambil sisi hikmah kehadiran teman-teman Salafi. Sisi baiknya bisa ditiru. Saya terus terang, model pengajian kita (NU -red), secara pribadi saya kurang sreg.
Mengapa?
Orang akan mengalami
kelelahan setelah duduk 2 jam. Dalam tradisi NU, pengajian jam pertama masih
hiburan, jam kedua sambutan-sambutan, giliran inti pengajiannya, jamaah sudah
kelelahan. Jam pertama dan kedua sudah capek, akhirnya dibutuhkan tertawa saja,
bukan ilmu. Sementara di Salafi, setelah pembukaan langsung ngaji. Tenaga
mereka masih fresh (segar), langsung diisi ilmu.
Hal lainnya dari Salafi, pertama,
sangat militan, sangat kuat dengan doktrinnya. Kedua, mengaji to the point,
sementara kita terlalu banyak kembangan (hal-hal tidak penting -red).
Tetapi di
pengajian Salafi tidak ada berkat-nya hahaha...
Hahaha benar itu. Ketiga,
mereka memakai ilmu simpel. Pasti bahasannya, "Dalil, al-Qur'an dan
Hadits." Ini yang saya tiru.
Saya banyak jadwal
pengajian di perkantoran, misalnya di Pertamina, PDAM, dan sebagainya. Biar
simpel, saya sampaikan bahwa kita merujuk dalil al-Qur'an dan Hadits. Kalau
kita sebutkan kitab Imam Nawawi, orang awam nggak sabar. Padahal yang
disampaikan para ulama itu semua via al-Qur'an dan Hadits. Pada hakikatnya,
inilah sumber-sumber yang diramu para ulama Mazhab Syafi'i. Ini metode dakwah
yang simpel untuk masyarakat awam.
Ada kata mutiara
begini:
"Aduwwun 'aaqilun,
khairun min shadiqin jaahilin"
(“Kompetitor yang cerdas
itu lebih kita senangi daripada teman yang bodoh”). Jadi, punya teman, tapi kok
nggak nggenah, itu lebih menyusahkan.
Hadirnya
jamaah Salafi akhirnya memicu kajian yang lebih baik ya?
Justru dengan adanya
kelompok Salafi, kajian-kajian serius di pondok pesantren (NU -red) kembali
hidup. Kajian Hadits yang dulu mati, sekarang bersemangat. Dulu di pesantren
hanya ceramah ilmu kajian Hadits nya lemes. Begitu kelompok Salafi selalu
mengulas Hadits, langsung pondok pesantren mengaktifkan kajian Hadits, termasuk
bahtsul masail-nya.
Lha wong yang ahli Hadits
itu dari ulama kami, dari ulama Ahlus Sunnah. Ada Imam Suyuthi, itu ulama kami
dari Mazhab Syafi'i. Imam Ibn Hajar ulama kami, Imam Nawawi juga ulama kami. Ini ulama kita semua kok.
(Sumber: Majalah Hidayatullah Januari 2025)
--------------------------------------------------------------
è Wawancara Kyai Ma'ruf Khozin dengan Majalah
Hidayatullah
"Meniru Salafi"
Majalah Hidayatullah mewawancarai saya,
terkait status Facebook saya yang berjudul "Matinya Kepakaran Dalam Ilmu
Agama". Lama kelamaan pertanyaan nyrempet juga ke pengajian para ustaz
Salafi di perkotaan dan dibandingkan dengan pengajian umum. Dalam hal ini saya
jujur mengambil sisi baik cara dakwah mereka dan selektif bagi ustaz yang
berhak menjadi pemateri kajian, meskipun secara akidah dan amaliah saya sering
membantah dalil mereka.
Sebab saya selalu
teringat pada sebuah riwayat hadis:
«اﻟﻜﻠﻤﺔ
اﻟﺤﻜﻤﺔ ﺿﺎﻟﺔ اﻟﻤﺆﻣﻦ، ﺣﻴﺜﻤﺎ ﻭﺟﺪﻫﺎ ﻓﻬﻮ ﺃﺣﻖ ﺑﻬﺎ»
"Kalimat hikmah
adalah barang temuan bagi seorang Muslim, di mana pun ia menemukan maka ia
lebih berhak" (HR. Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
Kita sering dikritik
ngaji kok tidak ada dalilnya? Ternyata saya buka kitab-kitab induk Mazhab
Syafi'i, berserakan dalil-dalil Qur'an dan Hadits, saya tulis dalilnya, saya
kemas ke powerpoint, saya jelaskan menggunakan penjelasan para ulama Mazhab
Syafi'i.
Kalau di Pondok yang
dianggap tradisional di NU ngaji ke sumber dalil semacam ini bukan hal baru.
Ini kita bicara konteks masyarakat luas, khususnya saya yang ngaji di
perkotaan. Tidak jarang, takmirnya berbisik pada saya: "Jemaah yang di
ujung itu Salafi, tapi kalau giliran anda yang ngaji, dia ikut. Karena isinya dalil semua".
Kabeldakwah.com: Ahmadi Assambasy
Posting Komentar untuk "Meniru Salafi - KH. Ma'ruf Khozin Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Wilayah Jawa Timur"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.