Menganggap Sesuatu Bisa Membawa Untung Atau Membawa Sial - Ust. Ahmad Wahyudi, Lc., M.H.
Kabeldakwah.com |
Menganggap Sesuatu Bisa Membawa Untung Atau
Membawa Sial
Ada sebagian orang yang
apabila melihat sesuatu misalnya kejadian tabrakan, atau mendengar sesuatu
(misalnya suara burung dimalam hari) ini pertanda akan datang kesialan pada
dirinya.
Apa hukum mempercayai hal
itu?
Mempercayai hal seeprti
ini di sebut dengan Tathayyur. Dan Tathayyur merupakan perbuatan syirik kepada
Allah.
Tathayyur (merasa akan kedatangan sial atau celaka) tidak terbatas hanya pada suara burung saja, tetapi juga bisa pada angka (misal angka 13), hari (misalnya hari sabtu atau hari selasa) dan lain lain. Semua itu diharamkan dalam syari’at Islam dan dimasukkan dalam kategori perbuatan syirik oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena orang yang
bertathayyur menganggap hal-hal tersebut membawa untung dan celaka. Keyakinan
seperti ini jelas menyalahi keyakinan terhadap taqdir (ketentuan) Allah Azza wa
Jalla.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
فَإِذَا جَاءَتْهُمُ
الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَٰذِهِ ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا
بِمُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُ ۗ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِندَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ
أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Kemudian apabila datang kepada
mereka kemakmuran, mereka berkata: ‘Ini disebabkan (usaha) kami.’ Dan jika
mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan
orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu
adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. “ (Al-A’raaf/7:
131)
Menurut Syaikh Muhammad
bin Shalih al-‘Utsaimin (wafat th. 1421 H) rahimahullah: “Tathayyur adalah
menganggap sial atas apa yang dilihat, didengar, atau yang diketahui. Seperti
yang dilihat yaitu, melihat sesuatu yang menakutkan. Yang didengar seperti
mendengar burung gagak, dan yang diketahui seperti mengetahui tanggal, angka
atau bilangan. Tathayyur menafikan (meniadakan) tauhid dari dua segi:
Pertama: orang yang bertathayyur
tidak memiliki rasa tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla dan senantiasa
bergantung kepada selain Allah.
Kedua: ia bergantung kepada
sesuatu yang tidak ada hakekatnya dan merupakan sesuatu yang termasuk takhayyul
dan keragu-raguan.” (Lihat al-Qaulul Mufiid ‘alaa Kitaabit Tauhiid (I/559 - 560))
Ruginya orang yang suka
Bertathoyyur
Ibnul Qayyim rahimahullah
kembali menuturkan: “Orang yang bertathayyur itu tersiksa jiwanya, sempit
dadanya, tidak pernah tenang, buruk akhlaknya, dan mudah terpengaruh oleh apa
yang dilihat dan didengarnya.
Mereka menjadi orang yang
paling penakut, paling sempit hidupnya dan paling gelisah jiwanya. Banyak
memelihara dan menjaga hal-hal yang tidak memberi manfaat dan mudharat
kepadanya, tidak sedikit dari mereka yang kehilangan peluang dan kesempatan
(untuk berbuat kebajikan-pent.).” (Miftaah Daaris Sa’aadah (III/273))
Tawakkal Pada Allah
adalah Solusi agar terbebas dari Tathayyur
Rasullah bersabda:
اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ،
اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللهَ
يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ.
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik,
thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya
sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.” (HR.
Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 909))
Telah diriwayatkan dari
‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ رَدَّتْهُ
الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ فَقَدْ أَشْرَكَ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا
كَفَّارَةُ ذَلِكَ؟ قَالَ: أَنْ يَقُوْلَ أَحَدُهُمْ: اَللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ
خَيْرُكَ وَلاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ.
“Barangsiapa mengurungkan
niatnya karena thiyarah, maka ia telah berbuat syirik.” Para Sahabat bertanya: “Lalu
apakah tebusannya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Hendaklah
ia mengucapkan: ‘Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau,
tiadalah burung itu (yang dijadikan objek tathayyur) melainkan makhluk-Mu dan
tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.’” (HR. Ahmad
(II/220), dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir)
Wallahu ta'ala A'lam
Bishshawab.
Penulis:
👤 Ustadz Ahmad Wahyudi,
Lc., M.H.
📝
Referensi:
Al-Qaulul mufid 'ala Kitab at-Tauhid
Posting Komentar untuk "Menganggap Sesuatu Bisa Membawa Untung Atau Membawa Sial - Ust. Ahmad Wahyudi, Lc., M.H."
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.