Hak Terhadap Allah Dan Hak Terhadap Kedua Orang Tua - Ust. Heriyadi, Lc.
Kabeldakwah.com |
Hak Terhadap Allah Dan Hak Terhadap Kedua Orang Tua
فقال الله تعالى:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا
تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ
عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا
تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا
جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي
صَغِيرًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al-Isra: 23-24)
Dari Abu Bakrah, beliau berkata,
"Rasulullah bertanya (sebanyak tiga kali),
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ
بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ
"Maukah aku
beritahukan kallan tentang dosa besar yang terbesar?". Para shahabat menjawab, "Tentu, wahai
Rasulullah. Rasulullah bersabda,
الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ
وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ
(Dosa besar yang terbesar
itu adalah) menyekutukan Allah dan durhaka terhadap orang tua.
Kemudian Rasulullah duduk
tegak, yang sebelumnya beliau bersandar, dan bersabda,
أَلَا قَوْلُ الزُّرِ
'Ketahuilah, (yang
ketiga) adalah ucapan dusta,'.
Dan terus (beliau) ulangi
sampai kami berkata bahwa seandainya beliau segera diam." (Dikeluarkan
oleh Al-Bukhary no. 2654 dan Muslim no.87)
Makna kosa kata:
قضى:
Memerintahkan dan
mewasiatkan, dan yang diinginkan dengan qadha di sini adalah qadha (ketentuan
yang disyaratkan) syar'iy diny 'bersifat syariat agama, bukan qadha (ketentuan)
qadary kauny "bersifat penakdiran dan pengadaan'.
رَبُّكَ:
Rabb-mu: Ar-Rabb adalah
Yang Maha Memiliki dan Maha Mengatur, yaitu Yang memelihara seluruh alam dengan
nikmat-nikmat- Nya.
أَلَّا
تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ:
Janganlah kalian
beribadah, kecuali hanya kepada- Nya': bermakna bahwa hendaknya kalian hanya
beribadah kepada-Nya dan tidak menyembah selain-Nya.
وَبِالْوَالِدَيْنِ
إِحْسَانًا:
Dan berbuat baiklah
kepada kedua orang tua: bermakna bahwa Allah memerintahkan agar kalian berbuat
baik kepada kedua orang tua sebagaimana Allah memerintahkan kalian untuk
beribadah kepada-Nya semata dan tidak beribadah kepada selain-Nya.
الْكِبَرَ:
Kibar atau kibarussin
artinya berusia lanjut, sedangkan ‘indaka’ berarti pemeliharaan yaitu suatu
kalimat yang menggambarkan makna tempat berlindung dan berteduh pada saat masa
tua, lemah dan tidak berdaya.
فَلَا
تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ:
Jangan kamu katakan kedua
orang tua perkataan ah, dan ini merupakan tingkatan terendah/terlembut dari
perkataan yang buruk. Apabila ucapan atau perbuatan yang masuk dalam kategori level
kedurhakaan yang terendah saja kita sudah dilarang oleh Allah, Apalagi ucapan
atau perbuatan yang level kedurhakaannya lebih tinggi atau lebih besar daripada
itu.
Makna Ayat Secara Global:
Ayat ini adalah
pengabaran bahwa Allah telah memerintahkan dan mewasiatkan melalui lisan-lisan
para rasul-Nya agar hanya Dia semata yang disembah, tidak ada yang disembah
selain-Nya, dan agar seorang anak berbuat baik kepada kedua orang tuanya,
melalui ucapan atau perbuatan, serta tidak berbuat jelek kepada kedua (orang
tua)nya karena kedua (orang tua)nyalah yang telah memelihara dan mendidik- nya
ketika masih kecil dan lemah sampai dia menjadi kuat dan dewasa.
Faedah Ayat:
1. Bahwasanya tauhid itu
adalah kewajiban yang pertama kali Allah perintahkan, juga merupakan hak-hak
wajib yang pertama atas hamba yaitu berbakti kepada kedua orang tua karena
orang yang paling baik didunia ini.
2. Kandungan kalimat La
Ilaha Illallah berupa peniadaan dan penetapan, yang padanya terdapat dalil yang
menunjukkan bahwa tauhid tidak akan tegak, kecuali dibangun di atas nafi dan
itsbat (meniadakan peribadahan kepada selain Allah dan menetapkan ibadah hanya
untuk Allah saja) sebagaimana (penjelasan) yang telah berlalu.
3. Besarnya hak berbakti
kepada kedua orang tua, bahwa Allah mengikutkan hak kedua (orang tua) tersebut
kepada hak-Nya, dan hak tersebut datang pada tingkatan kedua.
4. Kewajiban berbuat baik
kepada kedua orang tua dengan segala jenis kebaikan sebab Allah tidak
mengkhususkan satu jenis kebaikan tanpa yang lainnya.
5. Keharaman durhaka
terhadap kedua orang tua dan tinggalkanlah kedurhakaan biarpun
seringan-ringannya durhaka.
6. Bersikap tawadhu dan
berkata baiklah kepada kedua orang tua.
7. Senantiasa mendoakan
kedua orang tua untuk kebaikan dunia dan akhiratnya sebagaimana beliau mengasuh
dan membesarkan kita.
Inti sari penjelasan
ringkasan kitab tauhid karya Syaikh DR. Sholih bin Fauzan Al Fauzan
Semoga bermanfaat, Baarokallahu
fiikum…
Ditulis Oleh:
Akhukum Heriyadi, Lc.
(Segedong, Ma’had Ulumul At-Tauhid Selasa, 21 Rojab 1446 H/21 - Januari 2025)
Editor: Ahmadi Assambasy
(Cilacap - Jawa Tengah)
Posting Komentar untuk "Hak Terhadap Allah Dan Hak Terhadap Kedua Orang Tua - Ust. Heriyadi, Lc."
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.