Memahami Hal Penting dalam Syahadat Laa Ilaaha Illallaah - Khutbah Jum'at
Memahami Hal Penting dalam Syahadat Laa Ilaaha Illallaah.Pdf
Oleh: Ust. Dr. Abu
Zakariya Sutrisno
Khutbah Pertama:
ุงَْูุญَู
ْุฏُ َِِّููู
ุนََูู ุฅِุญْุณَุงِِูู، َูุงูุดُّْูุฑُ َُูู ุนََูู ุชَِِِْْููููู َูุงู
ْุชَِูุงِِูู،
َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃَْู َูุง ุฅََِูู ุฅَِّูุง ุงُููู َูุญْุฏَُู َูุง ุดَุฑَِْูู َُูู ุชَุนْุธِْูู
ًุง
ِูุดَุฃِِْูู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃََّู َูุจََِّููุง ู
ُุญَู
َّุฏًุง ุนَุจْุฏُُู َูุฑَุณُُُْููู،
ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุนََูู ุขِِูู َูุฃَุตْุญَุงุจِِู، َูุณََّูู
َ ุชَุณِْْููู
ًุง
ู
َุฒِْูุฏًุง
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّููุงุณُ
ุงุชَُّููุง ุฑَุจَُّูู
ُ ุงَّูุฐِู ุฎَََُูููู
ْ ู
ِْู َْููุณٍ َูุงุญِุฏَุฉٍ َูุฎَََูู ู
َِْููุง
ุฒَْูุฌََูุง َูุจَุซَّ ู
ُِْููู
َุง ุฑِุฌَุงูุงً َูุซِูุฑًุง َِููุณَุงุกً َูุงุชَُّููุง ๏ทฒَ ุงَّูุฐِู
ุชَุณَุงุกََُููู ุจِِู َูุงูุฃุฑْุญَุงู
َ ุฅَِّู ๏ทฒَ َูุงَู ุนََُْูููู
ْ ุฑَِููุจًุง (ุงููุณุงุก: ูก)
ุฃَู
َّุง ุจَุนْุฏُ:
Jama’ah ibadah Jum’ah yang dirahmati oleh
Allah,
Yang pertama dan paling utama mari kita selalu
besyukur pada Allah. Kita bersyukur atas seluruh nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Mari kita bersyukur dengan sebenar-benarnya, tidak sekedar di lisan saja tetapi
bil qolbi wal lisaani wal jawaarih yaitu dengan hati, lisan dan juga amal
perbuatan badan kita. Kemudian, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah
pada panutan kita, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak lupa
melalui mimbar Jum’at yang mulia ini khatib mengingatkan diri khatib sendiri
dan jama’ah sekalian untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Taqwa adalah sebaik-baik bekal di dunia dan
apalagi di akhirat nanti.
Kaum muslimin
rahimakumullah,
๐Sebagaimana kita ketahui
bahwa Syahadatain (dua kalimat syahadat) adalah kalimat yang sangat agung.
Bahkan syahadat adalah rukun atau pilar yang pertama dari rukun Islam.
Menunjukkan syahadat adalah hal yang paling penting dalam Islam. Rasulullah
bersabda,
ุจَُِูู ุงْูุฅِุณَْูุงู
ُ
ุนََูู ุฎَู
ْุณٍ ุดََูุงุฏَุฉِ ุฃَْู َูุง ุฅََِูู ุฅَِّูุง ุงَُّููู َูุฃََّู ู
ُุญَู
َّุฏًุง
ุฑَุณُُูู ุงَِّููู َูุฅَِูุงู
ِ ุงูุตََّูุงุฉِ َูุฅِูุชَุงุกِ ุงูุฒََّูุงุฉِ َูุงْูุญَุฌِّ َูุตَْูู
ِ
ุฑَู
َุถَุงَู
“Islam didirikan di atas lima perkara yaitu
bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah secara benar kecuali Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat,
mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan ramadhan.” (HR. Bukhari
no. 8 dan Muslim no. 16)
Bagian pertama dari syahadat adalah kalimatut
tauhid yaitu la ilaha illallah. La ilaha illallah adalah kalimat yang sangat agung dan
memiliki keutamaan yang sangat banyak. Ibnu Rajab dalam kitabnya yang berjudul
Kalimatul Ikhlas mengatakan,”Kalimat Tauhid (yaitu Laa Ilaha Illallah) memiliki
keutamaan yang sangat agung yang tidak mungkin bisa dihitung.”. Lalu beliau
rahimahullah menyebutkan beberapa keutamaan kalimat yang mulia ini. Di antara
yang beliau sebutkan adalah hadits yang terkenal dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bahwa beliau bersabda,
ู
َْู َูุงَู ุขุฎِุฑُ
ََููุงู
ِِู َูุง ุฅََِูู ุฅَِّูุง ุงُููู ุฏَุฎََู ุงูุฌََّูุฉَ
“Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum
meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu
Daud. Dishahihkan Albani)
Disebutkan juga suatu ketika Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam mendengar muadzin mengucapkan ’Asyhadu alla ilaha illallah’.
Lalu beliau mengatakan pada muadzin tadi,
« ุฎَุฑَุฌْุชَ
ู
َِู ุงَّููุงุฑِ »
“Engkau terbebas dari neraka.” (HR. Muslim no.
873)
La ilaha illallah adalah dzikir yang paling
utama. Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, bahwa ia mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุฃَْูุถَُู ุงูุฐِّْูุฑِ:
ูุงَ ุฅَِูู ุฅِูุงَّ ุงُููู
“Dzikir yang paling utama adalah laa ilaha
illallah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah).” (HR.
Tirmidzi 3383, ia menyatakan bahwa hadits ini hasan)
Kalimat la ilaha illallah
adalah kalimat yang luar biasa. Kalimat ini lebih berat dari langit dan bumi
dalam timbangan amal!! Coba kita simak yang Rasulullah sebutkan dalam hadits
Qudsi. “Nabi Musa ‘Alaihis Salam berkata: ‘Wahai Tuhanku, ajari aku sesuatu
yang aku mengingatMu dan berdoa kepadaMu dengannya.’ Kemudian Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman: ‘Katakanlah wahai Musa, Laa Ilaaha Illallah.’ Nabi Musa
‘Alaihis Salam berkata: ‘Setiap hamba-hambaMu mengucapkan ini.’ Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman: ‘Wahai Musa, jika langit tujuh lapis dan seisinya
selainKu, dan bumi tujuh lapis diletakkan di satu daun timbangan sedangkan Laa
Ilaaha Illallah, maka akan Laa Illaaha Illallah lebih berat.” (HR. Ibnu Hibban,
Hakim, dan dishahihkan oleh beliau)
Lalu sebenarnya apa makna
yang terkandung di dalam kalimat tauhid “laa ilaha illallah”? Mari dalam
khutbah yang singkat ini kita berusaha fahami maknanya dan hal-hal penting yang
terkandung di dalamnya.
๐Pertama, Makna la ilaha
illallah
Apa makna la ilaha
illallah? Sebagian orang mengira makna la ilaha illallah adalah sekedar “percaya
adanya Allah”, sebagian lagi mengira maknanya “tidak ada tuhan selain Allah”,
sebagian lagi bahkan ketika ditanya makna la ilaha illallah malah kebingungan.
Padaha dia muslim dan sudah bertahun-tahun mengucapkan kalimat ini tetapi tidak
memahami maknanya. Coba kita perhatikan dengan seksama kalimat tauhid ini. La
ilaha illallah adalah kalimat dalam bahasa Arab yang terdiri dari dua bagian
yang pertama yaitu Nafyu (ูุง
ุงูู) yang artinya “tidak ada yang disembah”, yang kedua adalah
Itsbat (ุฅูุง ุงููู) yang artinya
‘kecuali Allah”. Jadi makna la ilaha illallah adalah “Tidak ada sesembahan yang
berhak disembah kecuali hanya Allah Ta’ala”. Allah berfirman,
ุดَِูุฏَ ุงُّููู ุฃََُّูู
ูุงَ ุฅََِููู ุฅِูุงَّ َُูู َูุงْูู
َูุงَุฆَِูุฉُ َูุฃُُْูููุงْ ุงْูุนِْูู
ِ َูุขุฆِู
َุงً
ุจِุงِْููุณْุทِ ูุงَ ุฅََِููู ุฅِูุงَّ َُูู ุงْูุนَุฒِูุฒُ ุงْูุญَِููู
ُ
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada
sesembahan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan
orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada
sesembahan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Ali Imran: 18)
Jadi la ilaha illallah
tidak sekedar percaya adanya Allah. Tidak pula sekedar menyakini tidak ada
tuhan selain Allah. Kita perlu mengetahui bahwa orang-orang kafir yang
diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meyakini bahwa Allah
Ta’ala adalah satu-satunya Pencipta dan Pengatur (segala urusan). Namun
demikian, hal itu tidaklah menyebabkan mereka masuk ke dalam agama Islam.
Sebagaimana Allah sebutkan dalam al Qur’an. Diantaranya dalam surat Yunus Allah
berfirman:
ُْูู ู
َْู َูุฑْุฒُُُููู
ْ
ู
ِْู ุงูุณَّู
َุงุกِ َูุงْูุฃَุฑْุถِ ุฃَู
َّْู َูู
ُِْูู ุงูุณَّู
ْุนَ َูุงْูุฃَุจْุตَุงุฑَ َูู
َْู
ُูุฎْุฑِุฌُ ุงْูุญََّู ู
ِْู ุงْูู
َِّูุชِ َُููุฎْุฑِุฌُ ุงْูู
َِّูุชَ ู
ِْู ุงْูุญَِّู َูู
َْู
ُูุฏَุจِّุฑُ ุงْูุฃَู
ْุฑَ َูุณَََُُูููููู ุงَُّููู َُْููู ุฃَََููุง ุชَุชََُّููู
“Katakanlah: ‘Siapa yang memberi rizki kepada
kalian dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa (menciptakan) pendengaran
dan penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati
(menghidupkan) dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (mematikan), dan
siapa yang mengatur segala urusan? ‘Maka mereka (kaum musyrikin) akan menjawab:’Allah’. Maka
katakanlah:’Mengapa kalian tidak bertakwa (kepada-Nya).” (QS. QS. Yunus: 31)
๐Kedua: Rukun la ilaha
illallah
Setelah kita faham
maknanya sekarang kita fahami rukunnya. Rukun la ilaha illallah ada dua:
Pertama, Nafyu (ูุง ุงูู): Penafian seluruh yang disembah
kecuali Allah Ta’ala.
Kedua, Itsbat (ุฅูุง ุงููู): Menetapkan ibadah hanya kepada
Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Kalau kita perhatikan 2
rukun ini maka sekedar menyembah Allah saja tidak cukup. Harus dipastikan bahwa
tidak menyembah kepada selain Allah.
๐Ketiga: Konsekusi la
ilaha illallah
Bagian yang ketiga adalah
kita fahami konsekuensinya. Apa konsekuensi kita mengucapkan la ilaha illallah?
Ini bukan sekedar ucapan yang diucapkan dilisan. Tetapi ini kalimat yang
memiliki konsekuensi besar. Jadi ketika seseorang mengucapkan la ilaha illallah
maka konsekuensinya: “Tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah semata”. Tidak
boleh dia berbuat syirik. Syirik adalah mensekutukan Allah, seseorang menyembah
Allah tetapi juga menyembah yang lainnya. Tidak boleh menyembah selain Allah
baik itu malaikat, Nabi, bantu, pohon, kuburan atau yang lainnya. Maka mari
kita lihat diri kita masing-masing, kalau kita sudah menyembah Allah dengan
sholat atau ibadah yang lainnya jangan kemudian kita merasa aman. Kita harus
pastikan kita benar-benar tidak mensekutukan Allah, tidak menyembah selain
Allah. Jangan sekali-kali kita terjerumus dalam kesyirikan karena itu bisa
membatalkan syahadat la ilaha illallah kita.
Orang kafir Quraisy dulu
mereka menyembah Allah, mereka mengagungkan ka’bah, mereka berhaji, dan
melakukan ibadah kepada Allah yang lainnya. Tetapi karena mereka juga menyembah
selain Allah maka mereka tidak disebut bertauhid la ilaha illallah. Hati-hati
terjerumus dalam kesyirikan meskipun tidak sadar. Ada orang terjerumus dalam
kesyirikan, menyembah selain Allah tetapi mereka tidak sadar. Bahkan orang
kafir Quraisy dulu juga demikian. Mereka tidak merasa berbuat syirik, mereka
tidak merasa menyembah batu atau berhala. Mereka hanya merasa menjadikan batu,
berhala, kuburan atau yang mereka sembah itu sekedar wasilah taqarrub
(mendekatkan diri) dan syafaat untuk menyembah Allah. Jadi mereka merasa tidak
berbuat syirik, padahal mereka terjerumus dalam kesyirikan!! Allah Ta’ala berfirman,
َูุงَّูุฐَِูู ุงุชَّุฎَุฐُูุง
ู
ِْู ุฏُِِููู ุฃََِْูููุงุกَ ู
َุง َูุนْุจُุฏُُูู
ْ ุฅَِّูุง َُِูููุฑِّุจَُููุง ุฅَِูู ุงَِّููู
ุฒَُْููู
“Dan orang-orang yang
mengambil sesmbahan selain Allah (berkata):”Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”
(QS. Az-Zumar: 3).
Sebagian lagi beralasan
sekedar minta syafaat. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
ََููุนْุจُุฏَُูู ู
ِْู
ุฏُِูู ุงَِّููู ู
َุง َูุง َูุถُุฑُُّูู
ْ ََููุง ََْูููุนُُูู
ْ َََُُููููููู َูุคَُูุงุกِ
ุดَُูุนَุงุคَُูุง ุนِْูุฏَ ุงَِّููู
“Dan mereka menyembah selain Allah apa yang
tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula
kemanfa’atan, dan mereka (musyrikin) berkata: “Mereka (sembahan selain Allah)
itu adalah perantara kami di sisi Allah.” (QS. Yunus: 18)
Dalam ayat ini mereka
tidak mengaku menyembah selain Allah, mereka merasa sekedar untuk syafaat.
Hati-hati kita terjerumus dengan hal yang sama!! Demikian yang dapat saya
sampaikan di khutbah pertama ini semoga bermanfaat.
ุจَุงุฑََู ุงُููู ِْูู
ََُูููู
ْ ِูู ุงُْููุฑْุขِู ุงْูุนَุธِْูู
ِ، َََูููุนَِْูู َูุฅَِّูุงُูู
ْ ุจِู
َุง ِِْููู
ู
َِู ุงْูุขَูุงุชِ َูุงูุฐِّْูุฑِ ุงْูุญَِْููู
ِ. ุฃَُُْููู َِْْูููู َูุฐَุง َูุฃَุณْุชَุบِْูุฑُ
ุงَููู ุงْูุนَุธِْูู
َ ِْูู ََُูููู
ْ َِููุณَุงุฆِุฑِ ุงْูู
ُุณِْูู
َِْูู َูุงْูู
ُุณِْูู
َุงุชِ
َูุงุณْุชَุบِْูุฑُُْูู ุฅُِّูู َُูู ุงْูุบَُْููุฑُ ุงูุฑّุญِْูู
ِ
Khutbah Kedua:
ุฅَِّู ุงْูุญَู
ْุฏَ
َِِّููู َูุญْู
َุฏُُู ََููุณْุชَุนُُِْููู ََููุณْุชَุบِْูุฑُْู ََููุนُูุฐُ ุจِุงِููู ู
ِْู
ุดُุฑُْูุฑِ ุฃَُْููุณَِูุง َูู
ِْู ุณَِّูุฆَุงุชِ ุฃَุนْู
َุงَِููุง، ู
َْู َْููุฏِِู ุงُููู َููุงَ
ู
ُุถَِّู َُูู َูู
َْู ُูุถِْْูู َููุงَ َูุงุฏَِู َُูู. َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃَْู ูุงَ ุฅََِูู
ุฅِูุงَّ ุงُููู َูุญْุฏَُู ูุงَ ุดَุฑَِْูู َُูู َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃََّู ู
ُุญَู
َّุฏًุง ุนَุจْุฏُُู
َูุฑَุณُُُْููู
Jama’ah ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati
oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Syahadat la ilaha
illallah adalah kalimat yang agung. Sebagaimana kita telah sampaikan pada
khutbah yang pertama maknanya adalah “Tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali hanya Allah Ta’ala”. Rukunnya ada dua: Pertama, Nafyu (ูุง ุงูู): Penafian seluruh yang disembah
kecuali Allah Ta’ala dan kedua, Itsbat (ุฅูุง ุงููู): Menetapkan ibadah hanya kepada
Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Konsekuensinya “Tidak menyembah kecuali
hanya kepada Allah semata”. Tidak boleh dia berbuat syirik apapun bentuknya dan
apapun alasannya. Perkenankan saya tutup khutbah ini dengan menyampaikan apa
yang disampaikan oleh para ulama’ dengan yang disebut syarat la ilaha illallah.
Syarat-Syarat La Ilaha
Illallah:
Syahadat ini memiliki
syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sah saat mengucapkannya. Syarat-syarat
syahadat yaitu: Harus disertai dengan ilmu, keyakinan, penerimaan, ketundukan,
kejujuran, keikhlasan, keciantaan, dan pengingkaran terhadap seluruh sesembahan
selain Allah (Sebagaimana yang disebutkan syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin
Baz dalam kutaibnya Durrusu al Muhimmah). Terhimpun
dalam dua bait syair berikut:
ุนِْูู
ٌ ٌَِْูููู
َูุฅِุฎْูุงَุตٌ َูุตِุฏَُْูู ู
َุนَ ู
َุญَุจَّุฉٍ َูุงَِْูููุงุฏٍ َูุงَْููุจُِْูู ََููุง
ูุฒูุฏ ุซุงู
ููุง ุงูููุฑุงู
ู
ูู ุจู
ุง ุณูู ุงูุงูู ู
ู ุงูุงุดูุงุก ูุฏ ุงููุง
“Ilmu, yakin dan ikhlas berikut kejujuranmu bersama kecintaan, ketundukan dan kepasrahan menerimanya. Ditambah (syarat) yang kedelapan (adalah pengingkaran) terhadap seluruh yang disembah selain Allah.”
Demikian, semoga
bermanfaat. Semoga kita benar-benar bisa memahami syahadat la ilaha illallah
dan semoga kita bisa istiqomah diatasnya sampai akhir hayat kita. Amien. Mari
kita tutup khutbah ini dengan sholawat dan doa.
ุฅَِّู ุงَููู
َูู
َูุงَุฆَِูุชَُู ُูุตََُّْููู ุนََูู ุงَّููุจِِّู، َูุง ุฃَُّููุงَ ุงَّูุฐَِْูู
ุกَุงู
َُْููุง ุตَُّْููุง ุนََِْููู َูุณَِّูู
ُْูุง ุชَุณِْْููู
ًุง
ุงََُّูููู
َّ ุตَِّู
ุนََูู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูุนََูู ุขِู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูู
َุง ุตََّْููุชَ ุนََูู ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ
َูุนََูู ุขِู ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ، ุฅََِّูู ุญَู
ِْูุฏٌ ู
َุฌِْูุฏٌ. َูุจَุงุฑِْู ุนََูู ู
ُุญَู
َّุฏٍ
َูุนََูู ุขِู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูู
َุง ุจَุงุฑَْูุชَ ุนََูู ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ َูุนََูู ุขِู
ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ، ุฅََِّูู ุญَู
ِْูุฏٌ ู
َุฌِْูุฏٌ
ุงََُّูููู
َّ ุงุบِْูุฑْ
ِْููู
ُุณِْูู
َِْูู َูุงْูู
ُุณِْูู
َุงุชِ، َูุงْูู
ُุคْู
َِِْููู َูุงْูู
ُุคْู
َِูุงุชِ
ุงْูุฃَุญَْูุงุกِ ู
ُِْููู
ْ َูุงْูุฃَู
َْูุงุชِ، ุฅََِّูู ุณَู
ِْูุนٌ َูุฑِْูุจٌ ู
ُุฌِْูุจُ
ุงูุฏّุนََูุงุชِ
ุฑَุจََّูุง ุงุบِْูุฑْ ََููุง
َِููุฅِุฎَْูุงَِููุง ุงَّูุฐَِูู ุณَุจََُูููุง ุจِุงْูุฅِูู
َุงِู ََููุง ุชَุฌْุนَْู ِูู
ُُูููุจَِูุง ุบِّูุงً َِّّููุฐَِูู ุขู
َُููุง ุฑَุจََّูุง ุฅََِّูู ุฑَุคٌُูู ุฑَّุญِูู
ٌ
ุฑَุจََّูุง ุธََูู
َْูุง
ุฃَُููุณََูุง َูุฅِู َّูู
ْ ุชَุบِْูุฑْ ََููุง َูุชَุฑْุญَู
َْูุง ََََُّูููููู ู
َِู
ุงْูุฎَุงุณِุฑَِูู
ุฑَุจََูุง ุกَุงุชَِูุง ِูู
ุงูุฏَّْููุง ุญَุณََูุฉً َِููู ุงْูุฃَุฎِุฑَุฉِ ุญَุณََูุฉً ََِูููุง ุนَุฐَุงุจَ ุงّููุงุฑِ
َูุตََّูู ุงَُّููู ุนََูู
َูุจِِِّูู ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูุขุฎِุฑُ ุฏَุนَْูุงَูุง ุฃَِู ุงَْูุญَู
ْุฏُ َِِّููู
ุฑَุจِّ ุงَْูุนَุงَูู
َِูู
Posting Komentar untuk "Memahami Hal Penting dalam Syahadat Laa Ilaaha Illallaah - Khutbah Jum'at"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.