Hikmah Dibalik Sakit - Khutbah Jum'at
Kabeldakwah.com |
Oleh: Ust. Dr. Abu
Zakariya Sutrisno
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا
لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا
مَزِيْدًا
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا ﷲَ الَّذِي
تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ ﷲَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (النساء : ١)
أَمَّا بَعْدُ :
Jama’ah ibadah Jum’ah yang dirahmati oleh Allah...
Yang pertama dan paling utama mari kita selalu
besyukur pada Allah. Kita bersyukur atas seluruh nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Mari kita bersyukur dengan sebenar-benarnya, tidak sekedar di lisan saja tetapi
bil qolbi wal lisaani wal jawaarih yaitu dengan hati, lisan dan juga amal
perbuatan badan kita. Kemudian, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah
pada panutan kita, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak lupa
melalui mimbar Jum’at yang mulia ini khatib mengingatkan diri khatib sendiri
dan jama’ah sekalian untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Taqwa adalah sebaik-baik bekal di dunia dan
apalagi di akhirat nanti.
Kaum muslimin
rahimakumullah,
🔖Semua orang tentu ingin
selalu sehat dan tidak ingin sakit. Namun, atas hikmahNya Allah taqdirkan menguji
hambaNya dengan sakit. Saya yakin semua pernah merasakan sakit. Ada yang tidak
pernah sakit sama sekali? Tidak ada. Hampir semua orang pernah sakit. Atau
bahkan mungkin saat ini sebagian kita, saudara kita, tetangga kita mungkin
sedang diuji sakit. Apalagi di musim perubahan cuaca, sehingga biasanya banyak
yang batuk, pilek atau sakit yang lainnya. Mari dalam khutbah yang singkat ini
kita renungi beberapa pelajaran dan hikmah dari sakit.
📌Pertama: Sakit Menghapus
Dosa
Salah satu hikmah
terbesar dari sakit adalah bahwa sakit bisa menghapuskan dosa dan kesalahan.
Ini adalah keutamaan yang besar. Siapa yang tidak punya dosa? Siapa yang tidak
pernah melakukan kesalahan? Kita banyak dosa dan kesalahan. Sakit yang menimpa
seorang muslim akan menggugurkan dosa dan kesalahannya. Rasulullah bersabda bersabda:
مَا يُصِيبُ
الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا
غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ
خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu
kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan,
bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus
kesalahan-kesalahannya karenanya” (HR. Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573)
Dalah hadits yang lain Rasulullah bersabda:
“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti Allah
akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan
daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Kita sebagai manusia
penuh berlumuran dosa dan kesalahan. Saat Allah uji kita dengan sakit itu
sebenarnya bentuk rahmat dan nikmat Allah untuk gugurkan dosa dan kesalahan
sehingga tidak lagi akan diadzab dengannya di akhirat nanti. Sakit apapun itu,
meskipun sekedar tertusuk duri (حَتَّى
الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا) maka akan gugurkan dosa-dosa. Maka sudah selayaknya bagi
seorang jika diuji dengan sakit dia berusaha bersabar dan mengharap pahala dari
Allah. Kita hadirkan dalam diri kita bahwa sakit itu adalah bentuk sayang Allah
pada diri kita. Para Nabi pun sakit, Nabi Ayyub, Nabi kita Muhammad dan
lainnya.
Disebutkan dalam sebuah
hadits shahih bahwa Nabi Muhammad pernah menghibur seorang dari suku badui yang
tengah demam bahwa sakit dengan mengatakan: Laa ba'sa thahur insyaa Allah (لاَ
بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ الله) yang artinya: Tidak apa-apa, semoga menjadi penghapus (dosa),
insyaallah.” (HR Bukhari). Hadits ini sekali lagi menujukkan bahwa sakit itu
menjadi penyuci diri dari dosa dan kesalahan. Kalau Allah uji diri kita dengan
sakit, itu sejatinya Allah sedang bersihkan diri kita dari dosa dan kesalahan.
Tentu dengan syarat kita harus sabar dan tidak mengeluh saat sakit.
📌Kedua: Tiap Penyakit Ada
Obatnya
Hikmah dan pelajaran
kedua dari sakit adalah bahwa kita harus yakini bahwa setiap penyakit pasti
Allah turunkan obatnya. Disebutkan dalam hadits shahih Bukhari, bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَا أَنْزَلَ اللهُ
دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah Allah
menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR Bukhari).
Hadits ini dengan tegas
menyebutkan semua penyakit pasti ada obatnya, tidak peduli sakit ap aitu, baik
yang ringan maupun yang berat. Hadits ini juga mengisyaratkan perintah untuk
berobat ketika sakit, tidak boleh hanya pasrah. Nabi Muhammad ketika sakit
beliau juga berobat, beliau juga memerintahkan untuk berobat. Faedah lainnya
dari hadits ini yaitu tidak boleh kita putus asa untuk berobat. Jika telah
mencoba obat ini atau itu, cara ini atau itu belum sembuh maka coba cari cara
lainnya. Insyaallah akan ada obat yang pas. Disebutkan dalam hadits lainnya
bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ،
فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ
“Semua penyakit ada
obatnya. Jika sesuai antara penyakit dan obatnya, maka akan sembuh dengan izin
Allah” (HR Muslim 2204)
Selain berobat dengan
obat, pergi ke dokter atau cara-cara duniawi lain maka kita juga harus mencoba
cara-cara syar’i. Berobat dengan al Qur’an. Allah turunkan Al Qur’an selain
sebagai petunjuk juga sebagai syifa’ (obat). Allah
Ta’ala berfirman,
وَ نُنَزِّلُ مِنَ
القُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَ رَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
“Dan Kami turunkan dari
Al Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang beriman.”
(QS Al Isra’: 82)
Jangan sampai kita
melalaikan pengobatan dengan ruqyah syar’iyah terutama dengan Al Qur’an. Al
‘Allamah Ibnu Qayyimil Jauziyyah rahimahullah berkata, “Siapa yang tidak dapat
disembuhkan oleh Al Quran, berarti Allah tidak memberikan kesembuhan kepadanya.
Dan siapa yang tidak dicukupkan oleh Al Quran, Allah tidak akan memberikan
kecukupan kepadanya.” (Zaadul Ma’ad fi Hady Khairil ‘Ibad)
📌Ketiga: Sakit
Mengingatkan Nikmat Sehat
Salah satu hikmah dan
pelajaran dari sakit adalah mengingatkan kita dari nikmat Kesehatan. Ketika
diberi Kesehatan orang seringkali lalai dengannnya. Lupa bahwa sehat itu adalah
nikmat yang sangat besar. Nabi
Muhammad SAW bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ
فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang
terlupakan (manusia lari daripadanya), yaitu kesehatan dan waktu luang” (HR
Bukhari)
Ketika seseorang diuji
dengan sakit baru kemudian terasa betul nikmat sehat. Kalau Allah uji diri kita
dengan sakit maka sejatinya Allah ingin ingatkan kita betapa besarnya nikmat
sehat yang selama ini kita rasakan. Bertahun-tahun Allah beri kita kesehatan
mungkin kita lupa dan lalai untuk mensyukurinya dan menggunakannya dengan yang
sebaiknya. Allah uji dengan sakit untuk mengigatkan hal ini.
Demikian yang dapat saya
sampaikan di khutbah pertama ini semoga bermanfaat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah Kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
Jama’ah ibadah Jum’ah yang semoga dirahmati
oleh Allah Subhanahu wa ta’ala…
📌(Keempat: Sakit Melatih
Kita Tawakal Dan Kembali Pada Allah)
Salah satu hikmah lain
dari sakit adalah mengingatkan kita pentingnya tawakal dan kembali pada Allah.
Hidup dan mati semua ada di tangan Allah. Kita sehat atau kita sakit itu juga
di tangan Allah. Dalam hidup kita hanya bisa berusaha, semua tergantung taqdir
Allah. Termasuk juga ketika sakit. Kalau Allah belum izinkan sembuh maka apapun
obat atau usaha yang kita lakukan maka tidak ada efeknya. Demikian pula
sebaliknya, jika Allah taqdirkan sembuh maka itu mudah bagi Allah. Meskipun
sakitnya sangat parah sekalipun. Bahkan mungkin ahli medis sudah memvonis pasti
bentar lagi mati. Tetapi kalau Allah taqdirnya sebuh maka dia pasti sembuh.
Untuk itu, ketika kita
sakit maka mari kita perbaiki tawakal kita pada Allah. Kita serahkan semua pada
Allah. Kita berdoa dan bertawakal pada Allah semoga diberi kesembuhan. Kita
harus yakin ini. Di antara nama-nama Allah adalah Asy Syaafii (الشَّافِي ) yang artinya maha penyembuh.
Sungguh indah apa yang dikatakan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika beliau
sakit, beliau mengatakan sebagaimana diabadikan dalam al Qur’an:
وَ إِذَا مَرِضْتُ
فَهُوَ يَشْفِيْنِ
“Dan apabila aku sakit, Dialah yang
menyembuhkanku.” (QS Asy Syu’ara: 80)
Ini adalah salah satu
hikmah yang besar dari sakit. Ketika kita sakit maka mari kembali pada Allah.
Bertawakal pada Allah dan hanya bersandar kepada Allah. Kita mohon kesembuhan
kepada Allah.
Demikian beberapa hikmah
dari sakit semoga bermanfaat untuk kita semua. Mari
kita tutup khutbah ini dengan sholawat dan doa.
إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا
أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي
الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى
نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ اَلْعَالَمِينَ
Posting Komentar untuk "Hikmah Dibalik Sakit - Khutbah Jum'at"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.