Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bila Burung Hud-Hud Lebih Gregetan melihat Orang Musyrik

Kabeldakwah.com

Alquran kitab suci ummat Islam, mengkisahkan pada kita tentang upaya burung Hud-Hud yang terbang dari Palestina hingga ke Ma’rib di negeri Yaman, untuk memberikan informasi akurat kepada baginda Sulaiman.

Betapa geregetannya Hud-Hud melihat kesyirikan di depan matanya. Ia tak sabar melihat kemungkaran besar itu, ia segera terbang ribuan mil.

Lihat kisah ini dalam surat An-Naml ayat 22 - 44.

Secara ringkasnya begini:

Ayat 22 - 27: Nabi Sulaiman mendengar percakapan semut yang memperingatkan semut lainnya agar tidak terinjak oleh pasukan Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman, yang diberi pengetahuan tentang bahasa binatang, merasa senang dan bersyukur atas rahmat Allah. Ia kemudian mengumpulkan pasukannya dan memeriksa keberadaan burung hudhud yang tidak hadir.

Ayat 28 - 31: Burung hudhud akhirnya datang dan melaporkan tentang sebuah kerajaan di Saba’ yang dipimpin oleh seorang ratu yang menyembah matahari. Nabi Sulaiman mengirim surat kepada ratu tersebut untuk mengundangnya ke dalam agama Tauhid dan meminta agar dia dan rakyatnya mengikuti petunjuk Allah.

Ayat 32 - 34: Ratu Saba’ menerima surat tersebut dan memanggil penasihat-penasihatnya. Setelah mereka berkumpul, dia meminta pendapat mereka tentang bagaimana menghadapi surat dari Nabi Sulaiman. Mereka mengusulkan agar mereka melakukan pertemuan diplomatik.

Ayat 35 - 38: Ratu Saba’ mengirimkan hadiah kepada Nabi Sulaiman untuk melihat apakah hadiah tersebut dapat mempengaruhi keputusan Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman menolak hadiah tersebut dan menunjukkan kekayaan serta kekuasaan Allah melalui mujizat yang ada padanya.

Ayat 39 - 42: Nabi Sulaiman meminta bantuan dari jin untuk membawa singgasana ratu Saba’ sebelum kedatangannya. Seorang jinn yang kuat berhasil membawa singgasana tersebut dalam waktu singkat.

Ayat 43 - 44: Ratu Saba’ datang dan terkesan dengan kehebatan dan kemewahan yang ditampilkan oleh Nabi Sulaiman. Ketika singgasana miliknya dihadirkan, dia mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah dan akhirnya memasuki agama Islam, mengakui keesaan Allah dan mengakui Nabi Sulaiman sebagai utusan-Nya.

Bila binatang unggas semacam ini saja gregetan melihat Allah disekutukan, maka alangkah anehnya bila ada orang ngakunya Islam, KTP Islam, tidak geregetan melihat para penyembah berhala, yang menghina Allah dan mengatakan Allah punya anak dan istri.

Bahkan tega-teganya merendahkan diri menyambut mereka dengan sambutan yang luar biasa meriahnya, sungkem, ruku, khusyu, merunduk mengagungkan orang yang Allah hinakan dan menganggap suci orang yang telah disebut najis oleh Allah.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ ٱلْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا

“Sesungguhnya kaum musyrikin itu najis maka janganlah mereka mendekati masjidil Haram setelah tahun ini.” (QS: At-Taubah:28)

Kawan, toleransi beragama tidak seperti itu yang diajarkan Islam, itu namanya mudahanah, cari muka, menjilat dan menunjukkan kemunafikan.

Apakah memasukkan mereka ke dalam masjid, meng-elu-elukan kedatangan mereka dengan simbol-simbol kekufuran dibaju mereka itu mendatangkan maslahat untuk Islam dan kaum muslimin? Jawabnya tidak.

Tetapi itu adalah bentuk pengkaburan agama, peleburan keyakinan, pencampuran antara yang haq dan batil, penggabungan antara tauhid dan kesyirikan.

Nabi menyambut kedatangan kaum Nashara dari Najran, tetapi Nabi mendakwahi mereka, mengajak mereka pada satu kalimat tauhid agar hanya Allah yang disembah… lantas engkau, apa yang engkau dakwahkan pada mereka?

Inilah seruan Nabi kepada kaum Nashara dari Najran:

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ.

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS: Ali -Imran: 64)

Engkau serukan apa? Tidak ada, kecuali cari muka dan menyebarkan paham plularis agar dianggap paling toleran dalam agama, dipuja dunia bahwa dinegerimu yang mayoritas penduduknya muslim itu memiliki toleransi yang tinggi.

Kawan, itu bukan toleransi, tapi pembodohan ummat dan penyesatan yang terstruktur. Kembalilah pada agamamu, kau sudah tersesat jauh.

Batam,1 Rabiul Awwal 1446/5 Sept 2024

📝 Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Ryzen Store

Posting Komentar untuk "Bila Burung Hud-Hud Lebih Gregetan melihat Orang Musyrik"