Menyelami Lautan Hikmah Dari Ibadah Kurban - Khutbah Idul Adha
![]() |
Kabeldakwah.com |
Menyelami Lautan Hikmah Dari Ibadah Kurban.Pdf
Oleh: Ust. Dr. Abu Zakariya
Sutrisno
Khutbah Pertama:
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا اللَّهُ أَكْبَرُ
وَلَا نَعْبُدُ إلَّا اللَّهَ مُخْلِصِينَ له الدَّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ
وَحْدَهُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اﷲ حَقَّ تُقَاتِه وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال
عمران: ١۰٢)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُواﷲَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ
إِنَّ اﷲَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (النساء: ١)
أَمَّا بَعْدُ:
Jama’ah Sholat Ied rahimani warahikumullah,
📝 Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada
Allah atas segala nikmatNya dengan sebenar-benarnya Syukur. Tidak sekedar syukur ucapan di lisan saja tetapi
bil qolbi wal lisaani wal jawaarih yaitu dengan hati, lisan dan juga dengan perbuatan
nyata badan yang berupa ibadah dan amal kebaikan yang lainnya. Tak lupa, shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurah pada panutan kita, kekasih kita, Nabi Muhammad,
shalallahu ‘alaihi wassallam, kepada keluarga, para sahabat, serta pengikutnya sampai
hari kiamat kelak.
Allahu akbar. Allahu akbar.
Allahu akbar. walillahilhamd
📖 Jama’ah Sholat
Ied yang semoga dirahmati oleh Allah,
Kita sekarang berada di hari
yang begitu agung, yaitu hari raya Idul Adha yang disebut juga hari raya Idul kurban
(yaum an nahr). Hari ini merupakan hari yang paling agung di sisi Allah, sebagaimana
sabda Rasulullah:
أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ
اللهِ يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ اْلقِرِّ.
“Seutama-utama hari di sisi
Allah ialah hari berkurban kemudian hari berikutnya.” (HR Abu Daud dan dishahihkan
oleh al-Albani)
Hari ini begitu agung disisi
Allah karena pada hari ini terkumpul berbagai macam amalan yang mulia mulai dari
sholat Ied, ibadah kurban, haji dan lainnya. Menyembelih kurban bukan sekedar ritual
tahunan yang berulang, melainkan di dalamnya terkandung hikmah yang sangat berharga.
Jamaa’ah rahimakumullah,
Mari dalam khutbah Ied ini
kita renungi sejenak beberapa hikmah dan Pelajaran terkait ibadah kurban.
📌Hikmah Pertama: Kurban Melatih Kita Untuk Selalu Mensyukuri Nikmat
Dengan syariat kurban ini
kita dilatih dan diuji oleh Allah mampu atau tidak kita mensyukuri nikmat Allah. Allah berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Sesungguhnya Kami telah memberikan
kepadamu ni’mat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.
(QS Al Ashr: 1-2)
Dalam ayat ini Allah mengingatkan
Nabi kita Muhammad dan tentu termasuk pula mengingatkan kita sebagai umatnya bahwa
Allah telah memberi nikmat yang begitu banyak. Maka Allah perintahkan untuk bersyukur
dengan menjalankan ibadah yaitu dengan mendirikan sholat dan juga untuk berkurban.
Berkata sebahagian ahli tafsir yang dimaksud dengan berkurban dalam ayat ini adalah
menyembelih udhiyah (hewan kurban) yang dilakukan sesudah shalat ‘Ied (Lihat Tafsir
Ibnu Katsir 4:505 dan Al Mughni 13:360). Jadi kurban dan ibadah yang lainnya sejatinya
adalah bentuk dan manifestasi syukur kita pada Allah. Betul bahwa ketika kita berkurban
ada sesuatu yang kita korbankan, ada harta yang kita keluarkan dan mungkin itu berat
untuk diri kita. Namun, kalau kita mau renungi sejatinya pemberian Allah atas diri
kita itu jauh lebih banyak. Tidak sebanding apa yang kita keluarkan dan korbankan
dengan apa yang Allah berikan kepada kita. Kalau kita benar-benar memahami ini kita
akan menjadi hamba yang pandai bersyukur. Allah telah memberi kita berbagai nikmat,
apakah kita mampu menjadi pribadi yang bersyukur atau malah sebaliknya menjadi pribadi
yang kufur.
لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ
وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih". (QS Ibrahim: 7)
📌Hikmah Kedua: Kurban Melatih
Tawakal dan Iman Pada Allah
Jama’ah rahimakumullah,
Diantara renungan penting
terkait kurban yang kedua adalah melatih kita tawakal pada Allah. Sebagaimana kita
ketahui bersama bahwa awal syariat kurban adalah kisah Allah menguji Nabi Ibrahim
untuk menyebelih putranya Ismai’l. Ini ujian yang begitu berat. Sulit dibayangkan
bagaimana mungkin seorang bapak tega menyembelih anaknya. Apalagi anak satu-satunya
dan sudah berpuluh-puluh tahun menanti kehadirannya. Namun, karena kuatnya iman
dan tawakal nabi Ibrahim dan juga anaknya, mereka dapat lulus dari ujian Allah yang besar ini.
Allah berfirman,
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ
السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ
مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ
مِنَ الصَّابِرِينَ
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"
Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya
Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS Shaffat: 102)
Jama’ah rahimakumullah,
Hidup ini adalah ujian dari
Allah termasuk juga adanya musibah-musibah yang terjadi. Musibah baik berupa banjir,
gempa, gunung meletus dan wabah penyakit adalah takdir Allah. Itu semua adalah ujian
dari Allah untuk menguji seberapa kuat iman dan tawakal kita pada Allah.
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ
إِلَّا بِإِذْنِ اللَّـهِ ۗ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa manusia
kecuali dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala dan barangsiapa yang beriman kepada
Allah, Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS. At-Taghabun: 11)
Dua hal penting yang Allah sampaikan dalam ayat
ini: pertama, tidak ada satu musibah pun yang menimpa manusia kecuali itu atas seizin
dan takdir Allah dan yang kedua, barangsiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan
memberi petunjuk kepada hatinya. Seorang yang beriman kepada Allah, beriman pada takdir Allah
dengan keimanan sebenar-benarnya maka dia akan tenang dalam menjalani hidup. Ketika
seseorang benar-benar beriman dan tawakal kepada Allah maka hidupnya akan tenang.
Allahu akbar. Allahu akbar.
Allahu akbar. Allahu akbar walillahilhamd
Jama’ah Sholat Ied yang semoga
dirahmati oleh Allah,
📌Hikmah Ketiga: Kurban Mengajarkan
Kepedulian Sesama
Pada hari raya Kurban, kaum
muslimin dengan mudahnya mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk berkurban, misal
kalau kambing ya sekitar 2 atau 3 juta lebih. Bahkan sebagiannya mungkin rela berhutang
agar mampu ikut berkurban. Hewan kurban itu kemudian disembelih dan dibagikan kepada
orang lain baik yang miskin ataupun yang kaya. Ini ada pelajaran yang penting untuk
berbagi dengan sesame meskipun di saat-saat sulit. Nilai-nilai ini kalau kita bisa
aplikasikan secara lebih luas dalam kehidupan kita maka akan menjadi suatu hal yang
luar biasa.
📌Hikmah Keempat: berkurban
adalah wujud taqwa pada Allah
Jama’ah Rahimakumullah,
Allah mensyariatkan kurban
bukan karena Allah butuh daging dari Kurban kita, bukan!! Allah hanya ingin menguji ketaqwaan kita.
لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا
وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali
tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat
mencapainya.” (QS Al Hajj: 37)
Berkurban adalah ajang membuktikan
taqwa kita pada Allah. Sebagian orang mungkin merasa telah beriman dan bertaqwa
pada Allah. Namun ketika benar-benar diuji kenyataan jauh dari seperti itu. Karena
kecintaan yang berlebih terhadap harta, sebagian orang menjadi berat hati untuk
berkurban meskipun sekedar dengan seekor kambing. Hatinya merasa berat untuk mengeluarkan
harta yang dimilikinya untuk menjalankan perintah Allah. Cintanya pada harta mengalahkan
cintanya pada perintah Allah. Cintanya pada harta membuat hatinya tidak tergerak
untuk berkurban, berbagi dengan sesama. Disaat orang lain dengan mudahnya berkurban
(bahkan mungkin yang kemampuan ekonominya jauh dibawah dirinya) tetapi dirinya ternyata
sulit untuk melakukan. Disinilah ketaqwaan dipertanyakan. Mari kita buktikan bahwa
kita benar-benar pribadi yang bertaqwa. Sekian
semoga bermanfaat khutbah yang pertama ini.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah Kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Allahu akbar. Allahu akbar.
Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar
Kaum Muslimin, Bapak-bapak
dan Ibu-ibu Jama’ah ibadah Sholat Ied yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa
ta’ala
Setelah di khutbah pertama
kita membahas beberapa hikmah terkait kurban, maka di khutbah yang kedua ini perkenankan
khatib mengingatkan dengan sebuah hadits dari Rasulullah yang berisi beberapa hal
penting terkait penyembelihan kurban dan iedul adha. Diriwayatkan dari Jabir bin
‘Abdillah radhiallahu ‘anhu bahwasanya dia berkata, “Saya menghadiri shalat idul-Adha
bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di mushalla (tanah lapang). Setelah
beliau berkhutbah, beliau turun dari mimbarnya dan didatangkan kepadanya seekor
kambing. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelihnya dengan
tangannya, sambil mengatakan:
بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ
أَكْبَرُ هَذَا عَنِّى وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِى
“Bismillah, Allahu Akbar.
Kurban (kambing) ini dariku dan dari orang-orang yang belum menyembelih di kalangan
umatku.” (HR. Tirmidzi 1521, dishahihkan Albani)
🔖 Hadits yang singkat ini berisi banyak faedah
penting, diantaranya:
1. Sholat Ied pada asalnya
dilakukan di tanah lapang (musholla) bukan di masjid, kecuali kalau ada udzur.
2. Setelah sholat ied maka
diteruskan dengan khutbah ied, dan kemudian menyembelih kurban. Sholat iedul adha
sunnahkan disegerakan agar waktu menyembelih kurban lebih longgar.
3. Menyebelih kurban dilakukan
setelah sholat ied, tidak boleh sebelumnya. Kalau menyembelih sebelumnya maka itu
dianggap sembelihan biasa, bukan kurban.
4. Rasulullah menyembelih
hewan kurbannya dengan tangannya sendiri. Menyembelih kurban adalah salah bentuk
taqarrub (mendekatkan diri) pada Allah. Menyebelih sendiri tentu tidak sama dengan
mewakilkan orang lain. Ini yang hendaknya diteladani kaum muslimin, berusaha menyembelih
sendiri hewan kurbannya. Kecuali kalau hewan yang dia kurbankan sangat banyak atau
tidak berani atau tidak punya keahlian untuk menyembelih maka tidak masalah diwakilkan.
5. Dalam hadits ini, saat
menyembelih Rasulullah mengiringinya dengan tasmiyah (mengucapkan “Bismillah” saja)
dan takbir (“Allahu Akbar”). Rasulullah tidak membaca Basmalah secara lengkap (mengucapkan
“Bismillahirrahmaanirrahim”). Diantara kebiasaan Rasulullah adalah beliau membaca
tasmiyah ketika wudhu, menyembelih dan perbuatan lainnya. Adapun ketika menulis
surat maka diawali dengan basmallah secara lengkap. Allahu A’lam.
6. Saat menyembelih kurban
disebutkan dari siapa kurban tersebut dan diniatkan untuk siapa saja pahalanya.
Dalam hadits diatas Rasulullah mengucapkan “Kurban (kambing) ini dariku dan dari
orang-orang yang belum menyembelih di kalangan umatku”
هَذَا عَنِّى وَعَمَّنْ
لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِى
Misal menyembelih untuk orang
lain maka disebutkan “ini dari si Fulan…”.
7. Kurban seekor kambing hanya
boleh dikeluarkan dari seseorang (tidak boleh iuran). Namun boleh meniatkan pahalanya
untuk orang banyak (baik keluarganya atau yang lainnya).
8. Boleh menyertakan orang
lain baik yang hidup atau yang telah meninggal dalam kurban yang dia lakukan. Dalam
hadits ini Rasulullah berkurban untuk dirinya dan juga untuk umatnya (baik yang
masih hidup maupun yang sudah mati). Ini menunjukkan boleh meniatkan kurban untuk
orang yang sudah meninggal. Namun hendaknya tidak mengkhususkan kurban untuk orang
yang sudah meninggal saja, hendaknya diikutkan dengan kurban dirinya atau yang masih
hidup sebagaimana dicontohkan Rasulullah dalam hadits diatas.
Kiranya cukup sekian yang
dapat kami sampaikan dalam kesempatan berbahagia ini. Semoga kita senantiasa termasuk
orang-orang yang bisa mengambil pelajaran dari ibadah Kurban yang agung ini. Mari
kita tutup khutbah ini dengan membaca sholawat dan juga berdoa kepada Allah. Semoga Allah memberikan kita keberkahan dunia dan
akhirat Amien.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا
غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا
وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى
نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ
Semoga bermanfaat. Silahkan dishare!
*) Catatan: khutbah Ied bisa sekali atau dua kali
khutbah (diselingi duduk). Allahu A’lam.
Sekilas Penulis: Dr Abu Zakariya Sutrisno adalah pendiri sekaligus pengelola Pesantren Hubbul Khoir Sukoharjo. Beliau adalah lulusan S3 KSU Arab Saudi. Saat ini menjadi dosen di Universitas Sebelas Maret, Surakarta dan aktif dibeberapa organisasi.
Posting Komentar untuk "Menyelami Lautan Hikmah Dari Ibadah Kurban - Khutbah Idul Adha"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.