Tiga Pertanyaan Di Alam Kubur, Sudah Siapkah? - Khutbah Jum'at
Kabeldakwah.com |
Tiga Pertanyaan Di AlamKubur, Sudah Siapkah?.Pdf
Penulis: Ust. Zahir Al-Minangkabawi
Khutbah Pertama:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ
ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ
ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ
ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ
ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ.
ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ
ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ.
ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ
ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِّﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ
ﻭَﺑَﺚَّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺭِﺟَﺎﻻً ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ ﻭَﻧِﺴَﺂﺀً ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗَﺴَﺂﺀَﻟُﻮْﻥَ
ﺑِﻪِ ﻭَﺍْﻷَﺭْﺣَﺎﻡَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺭَﻗِﻴْﺒًﺎ.
ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ
ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻗُﻮْﻟُﻮْﺍ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳْﺪًﺍ. ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ
ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮْﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ
ﻋَﻈِﻴْﻤًﺎ.
ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﻓَﺈِﻥَّ
ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ صَلَّى ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ
ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ.
Semua kita pasti akan
mati
Jama’ah kaum muslimin,
sidang jum’at rahimakumullah…
Kehidupan kita di dunia
ini hanyalah antrian panjang mengunggu sebuah kepastian yaitu kematian. Allah
berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ
الْمَوْتِ
“Setiap yang bernyawa
pasti akan mati.” (QS. Ali Imran: 185)
Siapapun kita pasti akan
menjumpainya. Hanya menunggu waktunya saja. Dan sekarang kita sedang dalam
antrian menunggu waktu itu. Kemana kita hendak lari, maka kematian itu akan
datang menemui. Allah berfirman:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ
الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ
Katakanlah: “Sesungguhnya
kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan
menemui kamu. (QS. Al-Jumu’ah: 8)
Kemana kita akan
berlindung?! dalam benteng yang kokoh atau dalam banker baja?! Yang kematian
akan tetap datang menghampiri. Allah
berfirman:
أَيْنَمَا تَكُونُوا
يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ
Dimana saja kamu berada,
kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi
lagi kokoh. (QS. An-Nisa’: 78)
Apabila kematian telah
datang maka tidak akan dapat diundur lagi meski hanya barang sekejap. Allah berfirman:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ
أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا
يَسْتَقْدِمُونَ
Tiap-tiap umat mempunyai
batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS.
Al-A’raf: 34)
Kubur adalah persinggahan
pertama yang menetukan
Jama’ah kaum muslimin,
sidang jum’at rahimakumullah…
Dalam suatu prosesi
shalat jenazah di sebuah masjid. Salah seorang dari DKM-nya memberikan sepatah
dua kata kepada jamaah. Kalimat beliau kira-kira begini:
“Terima kasih kami
ucapkan kepada jamaah sekalian, baik itu keluarga, tetangga atau rekan-rekan
kantor yang berkenan untuk menshalati jenazah, dan jika ada keluangan waktu
marilah selanjutnya kita antarkan jenazah ke tempat peristirahatannya yang
terakhir di Pondok Ranggon.”
Tidak ada yang salah dari
ucapan itu kecuali bagian akhirnya. Benarkah kuburan itu “Tempat peristirahatan
terakhir??” jawabnya tidak. Dari Hani mantan budak Utsman bin Affan
radhiyallahu anhu, ia menuturkan:
كَانَ عُثْمَانُ إِذَا
وَقَفَ عَلَى قَبْرٍ بَكَى حَتَّى يَبُلَّ لِحْيَتَهُ فَقِيلَ لَهُ تُذْكَرُ
الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلَا تَبْكِي وَتَبْكِي مِنْ هَذَا فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ
مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ
مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ
إِلَّا الْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ
‘Utsman menangis bila
berdiri disisi kuburan hingga jenggotnya basah. Dikatakan padanya: Ketika
disebutkan surga dan neraka kau tidak menangis sementara kau menangis karena
ini. ‘Utsman berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
“Sesungguhnya kuburan adalah awal perjalanan akhirat. Barang siapa yang
berhasil di alam kubur maka yang setelahnya akan lebih mudah dan barang siapa
yang tidak berhasil maka yang setelahnya lebih berat.” ‘Utsman berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Aku tidak melihat suatu
pemandang pun melainkan kuburan lebih mengerikan.” (HR. Tirmidzi: 2308,
dihasankan oleh Syaikh al-Albani Shahih al-Jami’)
Alam kubur itu bahkan
adalah awal dari perjalanan panjang yang akan dilalui oleh setiap manusia,
tempat ujian pertama dalam fase kehidupan akhirat. Siapa yang menjamin bahwa
kita akan dapat beristirahat di tempat itu?
Jika seandainya alam
kubur memang tempat peristirahatan terakhir tentu manusia akan
berbondong-bondong bunuh diri agar bisa beristirahat dari letihnya kehidupan
dunia, namun ternyata kenyataannya tidak begitu. Allah
berfirman mengabarkan nasib Fira’un dan pengikutnya:
النَّارُ يُعْرَضُونَ
عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ
فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Kepada mereka (Fir’aun
dan pengikutnya) dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari kiamat (dikatakan kepada
malaikat): “Masukkan Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang pedih.” (QS.
Ghafir: 46)
Ternyata, sampai saat ini
pun bahkan sampai hari kiamat datang, Fir’aun dan kaumnya tidak mendapatkan
istirahat di alam kubur. Karenanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
mengajarkan umatnya agar meminta perlindungan dari adzab kubur, do’a yang hendaknya
dibaca oleh setiap mukmin dan mukminah dalam setiap shalatnya, ketika tasyahud
akhir sebelum salam. Dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian tasyahud,
hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dan berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ
الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Ya Allah, saya berlindung
kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan
kematian, serta keburukan fitnah Masihid Dajjal. (HR. Muslim: 588)
Oleh sebab itu, jangan
pernah mengatakan kuburan itu sebagai tempat peristirahatan terakhir. Justru ia
adalah tempat persinggahan pertama serta penentu kehidupan kita selanjutnya di
alam akhirat nan kekal. Persiapkanlah,
karena kita semua pasti akan melaluinya.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رب
العالمين أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
Tiga Pertanyaan di Alam
Kubur
Jama’ah kaum muslimin,
sidang jum’at rahimakumullah…
Sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad, tentang perjalanan setiap kita ketika
telah meninggal dunia. Dari Al-Barra’
bin ‘Azib radhiyallahu anhu, beliau menuturkan:
خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ
الْأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ فَجَلَسَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ كَأَنَّمَا عَلَى
رُءُوسِنَا الطَّيْرُ وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ بِهِ فِي الْأَرْضِ فَرَفَعَ
رَأْسَهُ فَقَالَ اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ مَرَّتَيْنِ أَوْ
ثَلَاثًا زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ هَاهُنَا وَقَالَ وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ
نِعَالِهِمْ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ حِينَ يُقَالُ لَهُ يَا هَذَا مَنْ
رَبُّكَ وَمَا دِينُكَ وَمَنْ نَبِيُّكَ قَالَ هَنَّادٌ قَالَ وَيَأْتِيهِ
مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ
اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ
فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ قَالَ فَيَقُولُ
هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ وَمَا
يُدْرِيكَ فَيَقُولُ قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ زَادَ
فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ فَذَلِكَ قَوْلُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ { يُثَبِّتُ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا } الْآيَةُ ثُمَّ اتَّفَقَا قَالَ فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ
السَّمَاءِ أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا
لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ فَيَأْتِيهِ
مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا قَالَ وَيُفْتَحُ لَهُ فِيهَا مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ
وَإِنَّ الْكَافِرَ فَذَكَرَ مَوْتَهُ قَالَ وَتُعَادُ
رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ
مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا
دِينُكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ مَا هَذَا الرَّجُلُ
الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ
مِنْ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَأَفْرِشُوهُ مِنْ النَّارِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ
النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا
وَسَمُومِهَا قَالَ وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ
أَضْلَاعُهُ زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ قَالَ ثُمَّ يُقَيَّضُ لَهُ أَعْمَى أَبْكَمُ
مَعَهُ مِرْزَبَّةٌ مِنْ حَدِيدٍ لَوْ ضُرِبَ بِهَا جَبَلٌ لَصَارَ تُرَابًا قَالَ
فَيَضْرِبُهُ بِهَا ضَرْبَةً يَسْمَعُهَا مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
إِلَّا الثَّقَلَيْنِ فَيَصِيرُ تُرَابًا
Kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam keluar untuk melihat jenazah seorang laki-laki Anshar, kami pun tiba
di pemakaman. Ketika lubang lahad telah dibuat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam duduk, lalu kami ikut duduk di sisinya. Kami diam, seakan-akan di
atas kepala kami ada burung. Saat itu beliau memegang sebatang kayu yang
ditancapkan ke dalam tanah, beliau lalu mengangkat kepalanya dan bersabda:
“Mintalah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur.” Beliau ucapkan kalimat
itu hingga dua atau tiga kali. Demikanlah tambahan dalam hadits Jarir. Beliau
melanjutkan: “Sungguh, mayat itu akan dapat mendengar derap sandal mereka saat
berlalau pulang; yakni ketika ditanyakan kepadanya, ‘Wahai kamu, siapa Rabbmu?
Apa agamamu? Dan siapa Nabimu? ‘ -Hannad menyebutkan; Beliau bersabda: – “lalu
ada dua malaikat mendatanginya seranya mendudukkannya. Malaikat itu bertanya,
“Siapa Rabbmu?” ia menjawab, “Rabbku adalah Allah.” Malaikat itu bertanya lagi,
“Apa agamamu?” ia menjawab, “Agamaku adalah Islam.” Malaikat itu bertanya lagi,
“Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian ini? ‘ ia menjawab, “Dia adalah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” malaikat itu bertanya lagi, “Apa yang
kamu ketahui?” ia menjawab, “Aku membaca Kitabullah, aku mengimaninya dan
membenarkannya.” Dalam hadits Jarir ditambahkan, “Maka inilah makna firman
Allah: ‘(Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman…) ‘hingga akhir ayat.
- Qs. Ibrahim: 27 - kemudian kedua perawi sepakat pada lafadz, “Beliau
bersabda: “Kemudian ada suara dari langit yang menyeru, “Benarlah apa yang
dikatakan oleh hamba-Ku, hamparkanlah permadani untuknya di surga, bukakan
baginya pintu-pintu surga dan berikan kepadanya pakaian surga.” beliau
melanjutkan: “Kemudian didatangkan kepadanya wewangian surga, lalu kuburnya
diluaskan sejauh mata memandang.” Beliau melanjutkan: “Jika yang meninggal
adalah orang kafir, maka ruhnya akan dikembalikan kepada jasadnya. Saat itu
datanglah dua malaikat serya mendudukkannya. Kedua malaikat itu bertanya,
“Siapa Rabbmu?” ia menjawab, “Hah, hah, hah. Aku tidak tahu.” Malaikat itu
bertanya, “Apa agamamu?” ia menjawab, “Hah, hah. Aku tidak tahu.” Malaikat itu
bertanya lagi, “Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian ini? ‘ ia menjawab,
“Hah, hah. Aku tidak tahu.” Setelah itu terdengar suara dari langit: “Ia telah
berdusta. Berilah ia hamparan permadani dari neraka, berikan pakaian dari
neraka, dan bukakanlah pintu-pintu neraka untuknya.” Beliau melanjutkan:
“Kemudian didatangkan kepadanya panas dan baunya neraka. Lalu kuburnya
disempitkan hingga tulangnya saling berhimpitan.” Dalam hadits Jarir
ditambahkan, “Beliau bersabda: “Lalu datang seorang yang buta dan bisu. Dia
membawa sebuah pemukul dari besi, sekiranya pemukul itu dipukulkan pada sebuah
gunung niscaya akan menjadi debu.” Beliau melanjutkan: “Laki-laki kafir itu
kemudian dipukul dengan pemukul tersebut hingga suaranya dapat didengar oleh
semua makhluk; dari ujung timur hingga ujung barat -kecuali jin dan manusia-
hingga menjadi debu.” (HR. Abu Dawud: 4753, Ahmad: 18534)
Sudahkah kita persiapkan?
Jama’ah kaum muslimin,
sidang jum’at rahimakumullah…
Tiga pertanyaan yang akan
ditanyakan pada setiap kita di dalam kubur. Barangsiapa yang bisa menjawab maka
beruntung dan berbahagialah dia, dan barangsiapa yang tidak mampu menjawab maka
akan binasa dan sengsara. Siapa tuhanmu? Siapa Nabimu? Apa agamamu?
Saat ini, mungkin
pernyataan itu kita anggap sebagai pertanyaan yang mudah, mungkin kita akan
mengatakan cukup dihafalkan saja jawabannya. Akan tetapi, urusannya tidak
seperti yang kita bayangkan itu. Perhatian penggalan hadits diatas:
فَيَقُولَانِ لَهُ مَا
هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ قَالَ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ وَمَا يُدْرِيكَ فَيَقُولُ
قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ
Malaikat itu bertanya
lagi, “Siapa laki-laki yang diutus kepada kalian ini? ‘ ia menjawab, “Dia
adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Malaikat itu bertanya lagi,
“Apa yang membuatmu bisa tahu?” Ia menjawab, “Aku membaca Kitabullah, aku
mengimaninya dan membenarkannya.”
Penggalan ini memberikan
pelajaran kepada kita bahwa orang yang bisa menjawab pertanyaan kubur tersebut
hanyalah orang yang mau belajar agama, mau membaca dan mendatabburi Al-Qur’an
dan hadits Nabi kemudian ia amalkan.
Mustahil seorang bisa
menjawab sedangkan dia tidak mau belajar agama, dia tidak tahu siapa itu Allah
dan apa hak terbesar-Nya. Dia malas belajar dan duduk di majelis taklim untuk
mendengar hadits Nabi. Dia mengaku muslim namun tidak shalat, shalatnya hanya
hari jum’at saja, dst.
Oleh sebab itu, marilah
kita mempersiapkan diri kita menyongsong peristiwa-peristiwa itu. Semua kita
tanpa terkecuali pasti akan melaluinya. Mari belajar agama kemudian kita
amalkan, karena hanya dengan itulah kita dapat menjawab tiga pertanyaan
tersebut.
إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
ربنا لا تُزِغْ
قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ
أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ
وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ
اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ
السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ
وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ
الْعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْن
Posting Komentar untuk "Tiga Pertanyaan Di Alam Kubur, Sudah Siapkah? - Khutbah Jum'at"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.