Keutamaan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an Di Kehidupan Dunia dan Akhirat
Kabeldakwah.com |
Keutamaan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an Di Kehidupan Dunia dan Akhirat
1. Mendapat Syafa’at di Hari Kiamat
Dari Abu Umamah Al
Bahiliy, (beliau berkata), “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al Qur’an karena Al Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang membacanya.” (HR. Muslim no. 1910. Lihat penjelasan hadits ini secara lengkap di At Taisir bi Syarhi Al Jami’ Ash Shogir, Al Munawi, 1/388, Asy Syamilah)
2. Bagaikan Buah Utrujah dan Kurma
Dari Abu Musa Al Asy’ariy, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ
كَالأُتْرُجَّةِ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى
لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ
رِيحَ لَهَا، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ،
رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ، طَعْمُهَا مُرٌّ – أَوْ خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ
“Permisalan orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah Utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah Kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari no. 5059)
3. Mendapat Kedudukan yang Mulia di Surga
Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ
كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ
تَقْرَؤُهَا
“Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) Al
Qur’an nanti: ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia
mentartilnya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca
(hafal).” (HR. Abu Daud no. 1464 dan Tirmidzi no. 2914. Syaikh Al Albani dalam
As Silsilah Ash Shohihah no. 2240 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Yang dimaksudkan dengan ‘membaca’ dalam hadits ini adalah menghafalkan Al Qur’an.
4. Hati Tidak akan Pernah Kosong
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ الَّذِي لَيْسَ في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ
الخَرِبِ
“Sesungguhnya orang yang di hatinya tidak ada sedikit pun ayat Al-Qur’an, maka seperti rumah yang roboh.” (HR. Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih) (HR. Tirmidzi, no. 2913 dan Al-Hakim, 1:554. Syaikh Salim bin ‘Id Al-Hilaly mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if karena ada Qabus bin Abi Zhabyan, ia adalah laynul hadits)
5. Didahulukan Menjadi Imam Sholat
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ، فَإِنْ
كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ، فَإِنْ كَانُوا
فِي السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً، فَإِنْ كَانُوا فِي الهِجْرَةِ
سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْماً ـ وَفِي رِوَايَةٍ: سِنّاًـ وَلاَ يَؤُمَّنَّ
الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ، وَلاَ يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ عَلَى
تَكْرِمَتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
“Yang mengimami kaum adalah orang yang paling pandai membaca Al-Qur’an di antara mereka. Jika dalam bacaan mereka sama, maka yang paling banyak mengetahui tentang sunnah di antara mereka. Jika dalam sunnah mereka sama, maka yang paling dahulu berhijrah di antara mereka. Jika dalam hijrah mereka sama, maka yang paling dahulu masuk Islam di antara mereka.” Dalam suatu riwayat disebutkan, “Yang paling tua.”—”Dan janganlah seseorang mengimami orang lain di tempat kekuasaannya dan janganlah ia duduk di rumahnya di tempat kehormatannya kecuali dengan seizinnya.” (Diriwayatkan oleh Muslim) (HR. Muslim, no. 673)
6. Dikumpulkan Bersama Para Malaikat
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata, ‘Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرِ الْكِرَامِ
الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ
عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang membaca al-Qur’an dan ia mahir dalam membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” (Muttafaqun ‘alaih)
7. Mendapatkan Pahala Berlipat Ganda
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata,
‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ
حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَأَقُوْلُ ألم حَرْفٌ وَلكِنْ
أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‘alif laam miim’ satu huruf, akan tetapi alif adalah satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)
8. Ketika meninggal, Didahulukan ketika dikuburkan
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma bercerita,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan dua
jenazah uhud dalam satu kain kafan. Setiap hendak memakamkan, beliau tanya, “Siapa
yang paling banyak hafalan qurannya?”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memposisikan
yang paling banyak hafalannya di posisi paling dekat dengan lahat. Lalu beliau
bersabda,
أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلاَءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Saya akan menjadi saksi bagi mereka kelak di hari kiamat. (HR. Bukhari 1343 & Turmudzi 1053)
9. Di Akhirat, Akan Diberi Mahkota Dan Pakaian Kemuliaan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا
رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ زِدْهُ
فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى
عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً
Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafidz al-Quran mahkota kemuliaan. Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan untuknya.” Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu dikatakan kepada hafidz quran, “Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca. (HR. Turmudzi 3164 dan beliau menilai Hasan shahih)
10. Orang Tuanya Akan Diberi Mahkota Cahaya Kelak Di Akhirat
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة
تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان:
بم كسينا هذا؟ فيقال: بأخذ ولدكما القرآن
Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan
mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari
cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua
pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya
bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan
kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756 dan
dihasankan al-Abani).
Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه: هل
تعرفني؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك… ويوضع على رأسه تاج الوقار،
ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها، فيقولان: يا رب أنى لنا هذا؟
فيقال لهما: بتعليم ولدكما القرآن
Al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu… “kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Quran.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).
Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang lainnya. Mari kita ambil bagian untuk mendapatkan keutamaan dari membaca dan menghafalkan Al Qur’an. Semoga Allah menjadikan kita sebagai Ahlul Qur’an. Aamiin.
Disusun Oleh: Ahmadi As-Sambasy
Posting Komentar untuk "Keutamaan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an Di Kehidupan Dunia dan Akhirat"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.