Perkembangan Anak Usia 7 sampai 12 Tahun yang Harus diketahui Pendidik dan Orang Tua
Setiap Anak Dapat Menjadi
Bintang, yang Bersinar dengan Cara yang Unik dan Indah
(William Sears, 2004)
Anak tidak dapat “tumbuh
dan berkembang dengan baik ” dengan sendirinya, namun memerlukan arahan dan
bimbingan yang tepat dari lingkungan terdekatnya agar mengerti siapa diri dan
lingkungan sekitarnya
(Rita Eka Izzaty, 2008)
Pemaknaan dan pemahaman
yang baik tentang diri dan lingkungan didapatkannya dari seberapa besar anak
mendapatkan pemaknaan dan pemahaman akan dirinya yang diberikan lingkungannya
(Rita Eka Izzaty, 2008)
A. PERIODISASI DAN CIRI KHAS
UMUM ANAK SD
B. PRINSIP PERKEMBANGAN YANG
MENJADI PEGANGAN PENDIDIK DAN ORANGTUA
C. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK
E. PERKEMBANGAN ANAK USIA 7-12
TAHUN
F. IMPLIKASI PADA DUNIA
PENDIDIKAN
Pendidikan dasar
merupakan pendidikan formal awal yang diterima anak. Pendidikan Dasar itu
ibarat gerbang utama pendidikan bagi anak untuk melangkah menapaki masa depan
yang cerah. Melalui gerbang tersebut banyak hal yang seharusnya didapatkan
anak-anak. Pendidikan akademis-kognitif, emosi, sosial, dan moral sebagai
landasan pendidikan seyogyanya ditumbuhkan dengan cara atau metode yang tepat
melalui proses pendidikan yang berkesinambungan. Pendidikan dasar inilah yang menjadi
bekal dan akan mengantarkan anak ke jenjang berikutnya.
Selain sistem yang dapat mengintegrasikan
nilai-nilai teoritis ke dalam diri anak, peran orangtua, guru, komite sekolah,
pengambil kebijakan, serta masyarakat juga berperan penting. Kerjasama, keterpaduan,
dan keharmonisan pihak-pihak tersebut dalam mengikuti irama pendidikan anak menjadi
kunci keberhasilan dari sebuah arti pendidikan yang selalu mengarahkan peserta
didik ke arah perkembangan yang lebih maju.
Pemahaman akan karakteristik khas anak
merupakan modal awal pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan. Dengan
pemahaman yang komprehensif, pihak-pihak tersebut dapat membawa dunia anak-anak
ke dunia mereka. Artinya, dari setiap proses pendidikan yang didapat anak
dilakukan berlandaskan sinergi antara kebutuhan anak dan bekal ilmu yang akan
dibelajarkan. Intinya, dengan pemahaman yang baik, pemilihan metode ataupun
strategi pembelajaran ataupun pendekatan terhadap anak menjadi lebih terarah
dan anak yang menerimapun dapat menyerap informasi dengan baik dan
menyenangkan.
A. PERIODISASI DAN CIRI KHAS UMUM
ANAK SD
Pada tahapan Psikologi
Perkembangan, usia 7-12 tahun masuk dalam kategori tahap usia akhir. Masa ini
disebut juga:
1. Masa sekolah: perubahan
sikap, nilai, dan perilaku
2. Masa sulit: pengaruh
teman
3. Imitasi sosial, masa
berkelompok, masa penyesuaian diri Masa kanak-kanak ini dibagi menjadi dua
fase:
1. Masa kelas-kelas
rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun – 9/10 tahun,
biasanya mereka duduk di kelas 1, 2 dan 3 Sekolah Dasar.
2. Masa kelas-kelas tinggi
Sekolah Dasar, yang berlangsung antara usia 9/10 tahun – 12/13 tahun, biasanya
mereka duduk di kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar.
Adapun ciri-ciri anak
masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar adalah:
1. Ada hubungan yang kuat
antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
2. Suka memuji diri
sendiri
3. Kalau tidak dapat
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya
tidak penting.
4. Suka membandingkan
dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya.
5. Suka meremehkan orang
lain.
Ciri-ciri khas anak masa
kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar adalah:
1. Perhatiannya tertuju
kepada kehidupan praktis sehari-hari
2. Ingin tahu, ingin
belajar dan realistis
3. Timbul minat kepada
pelajaran-pelajaran khusus
4. Anak memandang nilai
sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah
5. Anak-anak suka
membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat
peraturan sendiri dalam kelompoknya.
B. PRINSIP PERKEMBANGAN YANG MENJADI
PEGANGAN PENDIDIK DAN ORANGTUA
Prinsip-prinsip
perkembangan (Eggen & Kauchack, 2004);
1. Pembelajaran
(learning-the activity of obtaining knowlege) berkontribusi pada perkembangan. Pembelajaran
merujuk adanya pemahaman dan kemampuan yang meningkat.
2. Pengalaman
meningkatkan perkembangan
3. Interaksi sosial
merupakan hal yang esensial pada perkembangan. Interkasi sosial memberikan
kesempatan untuk dapat berbagi, membandingkan pengetahuan, apa yang
dipercayadan persepektif yang berbeda
4. Perkembangan yang kuat
(hebat) bergantung pada bahasa. Bahasa merupakan medium untuk berfikir and
sebuah kendaraan untuk berbagi ide dan pengalaman sosial
5. Perkembangan adalah
berkelanjutan dan relatif teratur.
6. Individu berkembang
dengan irama yang berbeda
7. Perkembangan juga
dipengaruhi oleh kematangan, kontrol genetis,umur
C. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK
Secara umum perkembangan
dipengaruhi oleh pengalaman (experience), belajar (learning), dan kematangan
(maturation).
Adapun berbagai faktor
yang menyebabkan adanya perbedaan perkembangan pada anak:
1. Internal; kondisi
fisik-alat indera yang tidak berfungsi baik-sindrroma downpenyakit tertentu,
keturunan. Selain itu juga kondisi psikologis yang “berbeda” yang ditunjukkan
dengan kondisi di bawah rata-rata kemampuan perkembangan anak seusianya.
2. Eksternal:
a. Kondisi saat di dalam
kandungan; kondisi ibu (kurang gizi, depresi, obat, alkohol, kafein)
b. Kondisi saat
kelahiran: proses kelahiran, kekurangan oksigen ktk proses kelahiran terjadi
c. Keluarga;pola asuh
yang salah, stimulasi yang kurang, keadaan sos-ek, tingkat pendidikan
d. Kondisi lingkungan:
sekolah, teman, masyarakat
e. Media elektronik: TV,
play station, game elektronik
D. TUGAS PERKEMBANGAN
Adapun tugas-tugas
perkembangan pada masa kanak-kanak adalah; a. Belajar keterampilan fisik yang
diperlukan untuk bermain
b. Sebagai makhluk yang
sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri
c. Belajar bergaul dengan
teman sebaya
d. Mulai mengembangkan
peran sosial pria atau wanita
e. Mengembangkan
keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
f. Mengembangkan
pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan seharihari
g. Mengembangkan kata
batin, moral dan skala nilai
h. Mengembangkan sikap
terhadap kelompok sosial dan lembaga
i. Mencapai kebebasan
pribadi.
E. PERKEMBANGAN ANAK USIA 7-12
TAHUN
1. Pertumbuhan Fisik
• Pertumbuhan fisik
ditandai dengan: lebih tinggi, berat, dan kuat. Dalam hal ini peran gizi
penting.
• Perubahan pada sistem
tulang, otot dan keterampilan gerak: berlari, memanjat, melompat, berenang,
naik sepeda, main sepatu roda.
• Kegiatan fisik sangat
perlu utk melatih koordinasi dan kestabilan tubuh dan energi yang tertumpuk
perlu penyaluran.
• Pertumbuhan fisik
cenderung lebih stabil atau tenang, Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat,
lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan. Perubahan nyata terlihat pada
system tulang, otot dan keterampilan gerak Berlari, memanjat, melompat,
berenang, naik sepeda, main sepatu roda adalah kegiatan fisik dan keterampilan
gerak yang banyak dilakukan oleh anak. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak
penting bagi anak. Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik menonjol dibanding tahun-tahun
sebelumnya yang hampir tidak nampak
2. Perkembangan Bicara
• Berbicara lebih
selektif, ngobrol berkurang, penekanan sebagai bentuk komunikasi, bukan hanya
latihan verbal
• Berbicara merupakan
alat komunikasi terpenting dalam berhubungan dengan orang lain. Bertambahnya kosa
kata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin banyak
perbendaharaan kata yang dimiliki. Bila pada masa kanak-kanak awal anak berada
pada tahap mengobrol, maka kini kegiatan bicara makin berkurang. Pada umumnya
anak perempuan berbicara lebih banyak daripada anak laki-laki karena anak
laki-laki berpendapat bahwa terlalu banyak berbicara kurang sesuai dengan
perannya sebagai laki-laki.
3. Perkembangan Kognitif
• Jean Piaget (1896-1980)
seorang ahli psikologi berkebangsaan Swiss melakukan studi mengenai
perkembangan kognitif anak secara intensif dengan pengamatan yang cermat selama
bertahun-tahun. Piaget mengembangkan teori bagaimana kemampuan anak untuk
berfikir melalui satu rangkaian tahapan.
• Mulai timbul pengertian
tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berfikir dari banyak arah
atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam pengembangan konsep.
Pengalaman langsung sangat membantu dalam berfikir. Oleh karenanya Piaget
menamakan tahapan ini sebagai tahapan operasional konkret.
• Pada masa ini umumnya
egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan menerima pandangan
orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Materi pembicaraan
mulai lebih ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak pada dirinya saja Terjadi
peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara alat
permainannya. Mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih
kelompok yang berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa
tanda dan mampu menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan satu dimensi, seperti
misalnya tinggi dan berat.
• Anak mampu berfikir
logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-hal yang
sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami. Meskipun sudah mampu
berfikir logis, tetapi cara berfikir mereka masih berorientasi pada kekinian.
Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar berfikir abstrak, membuktikan
hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan dimana anak sudah mencapai tahapan
berfikir operasi formal. Anak telah mampu menggunakan simbol-simbol untuk
melakukan suatu kegiatan mental, mulailah digunaka logika. Misalnya: Seorang
anak yang berusia 8 tahun diberi 3 balok yang saling berbeda ukurannya, yaitu
balok X,Y dan Z. Anak akan dengan tepat mengatakan bahwa balok X lebih besar
daripada balok Y, balok Y lebih besar daripada balok Z, dan balok X lebih besar
daripada balok Z. Anak dapat berfikir secara logis tanpa harus membandingkan
pasang demi pasang secara langsung.
4. Perkembangan Emosi
Adapun ciri-ciri emosi
pada anak adalah sebagai berikut:
a. Emosi anak berlangsung
relatif lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba.
Hal ini disebabkan karena emosi anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau
gerakan yang nampak, sehingga menghasilkan emosi yang pendek, tidak seperti
pada orang dewasa yang dapat berlangsung lama. Emosi yang khusus pada anak-anak
adalah: kesedihan, kemurungan, ketakutan, ketegangan, kebahagiaan, humor dan
sebagainya.
b. Emosi anak kuat atau
hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah atau sedang bersenda gurau.
Mereka akan tampak marah sekali, takut sekali, tertawa terbahakbahak meskipun
kemudian cepat hilang. Pada orang dewasa meskipun ia takut, ketakutan itu tidak
begitu nampak kuat, begitu juga bila marah atau bersenda gurau, marah dan
tertawanya dikendalikan.
c. Emosi anak mudah
berubah. Sering kita jumpai seorang anak yang baru saja menangis berubah
menjadi tertawa, dari marah berubah tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling
berganti-ganti emosi, dari emosi susah ke emosi senang dan sebaliknya dalam
waktu yang singkat.
d. Emosi anak nampak
berulang-ulang. Hal ini timbul karena anak dalam proses perkembangan kearah
kedewasaan. Ia harus mengadakan penyesuaian terhadap situasi di luar, dan hal
ini dilakukan secara berulang-ulang. Anak sering menangis, sering marah, sering
takut. Mungkin anak sehari menangis 7 kali, marah 5 kali dan seterusnya.
e. Respon emosi anak
berbeda-beda. Pengamatan terhadap anak dengan berbagai tingkat usia menunjukkan
bervariasinya respon emosi. Pada waktu bayi lahir, pola responnya sama. Secara
berangsur-angsur, pengalaman belajar dari lingkungannya membentuk tingkah laku
dengan perbedaan emosi secara individual. Misalnya: Anak yang dibawa ke dokter
gigi, responnya ada yang tertawa, ada yang menangis, ada yang tidak
memperlihatkan reaksi apapun.
f. Emosi anak dapat
diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya. Meskipun anak
kadang-kadang tidak memperlihatkan reaksi emosi yang nampak dan langsung, namun
emosi itu dapat diketahui dari tingkah lakunya, misalnya melamun, gelisah,
menghisap jari, sering menangis dan sebagainya.
g. Emosi anak mengalami
perubahan dalam kekuatannya. Suatu ketika emosi itu begitu kuat, kemudian berkurang.
Emosi yang lain mula-mula lemah kemudian berubah menjadi kuat. Misalnya:
Seorang anak memperlihatkan rasa malu-malu di tempat yang masih asing. Kemudian
ketika ia sudah tidak merasa asing lagi rasa malunya berkurang atau bahkan
hilang.
h. Perubahan dalam
ungkapan-ungkapan emosional. Anak-anak memperlihatkan keinginan yang kuat
terhadap apa yang mereka inginkan. Ia tidak mempertimbangkan bahwa keinginan
itu merugikan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, juga tidak
mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi keinginannya itu memerlukan biaya yang
tidak terjangkau oleh orang tuanya. Bila keinginannya tidak terpenuhi ia akan
marah. Sebaliknya jika ia merasa senang, bahagia, tanpa melihat tempat dan
waktu ia akan tersenyum dan tertawa, meskipun orang lain kadang-kadang tidak
mengetahui apa yang dirasakan oleh anak 6-9 tahun.
• mulai mengembangkan
berbagai macam kemampuan dan bakat/potensi
• mulai berpisah dengan
orangtua dan dekat dengan teman sebaya
• perasaan iri dan
sibling masih berlanjut
• mulai objektif dan
berkurang rasa ego
• mulai takut dengan
cerita2 dan film
• lebih sensitive
terhadap kritikan, rasa dipermalukan, kegagalan, dan lingkungan sosial yang
tidak menyenangkan 9/10 – 12 tahun
• curiosity about sex
• adanya kecendrungan
untuk menjadi sempurna dengan standar yang terkadang tidak realistis
• mencoba tidak
tergantung dengan ortunya namun dengan best friendnya
• berkurangnya rasa
ketakutan dan kehawatiran akan fantasi
• timbulnya rasa
kecemasan akan prestasi sekolah dan lingkungan sosial yang tidak menyenagkan
• dalam situasi konflik
atau situasi yang menekan, anak perempuan mempunyai kecendrungan ‘emotional
outburst’ dan boys kecendrungan sullen and sulky (merajuk/cemberut/dongkol)
5. Perkembangan Sosial
Ditandai meluasnya
lingkungan sosial pengaruh luar. Mulai mendekati teman sebayanya dan mulai
melepaskan diri dari keluarga. Bermain secara berkelompok memberikan peluang
dan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesama
teman. Pengaruh teman sebaya sangat besar baik yang bersifat positif seperti
pengembangan konsep diri dan pembentukan harga diri, maupun negatif.
Perkembangan emosi pada
masa kanak-kanak ini tak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang
sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Orang-orang
disekitarnyalah yang banyak mempengaruhi perilaku sosialnya. Dunia
sosioemosional anak menjadi semakin kompleks dan bebeda pada masa ini. Interaksi
dengan keluarga, teman sebaya, sekolah dan hubungan dengan guru memiliki peran
yang penting dalam hidup anak. Pemahaman tentang diri dan perubahan dalam
pekembangan gender dan moral menandai perkembangan anak selama masa kanak-kanak
akhir.
6. Minat Membaca
• Usia 7-8 tahun: masih senang dengan cerita
khayal.
• Kegemaran membaca mencapai puncaknya usia 9
– 12 tahun.
• Sifat ingin tahu &
realistis pd anak laki-laki lebih menyukai bacaan petualangan, misterius,
sejarah, hobi, sport.
• Anak perempuan
cenderung ceritera binatang, puisi,ceritera dari kitab suci, kehidupan seputar
rumahtangga, dsb.
7. Kegiatan Bermain
• Kegiatan sekolah
mengurangi waktu bermain dp masa sebelumnya.
• Ditunjang dg: TV, radio
dan buku bacaan.
• Bermain kelompok lebih
disukai banyak memberikan pengalaman berharga.
• Bermain kelompok
lainnya permainan olah raga: basket, volley, sepak bola.
• Permainan konstruktif
kreativitas anak.
F. IMPLIKASI PADA DUNIA
PENDIDIKAN
Menurut Marsh (dalam
Izzaty, 2008) strategi guru dalam pembelajaran pada masa kanak- kanak akhir
adalah:
a. Menggunakan
bahan-bahan yang konkret, misalnya barang/benda konkret
b. Menggunakan alat
visual, misalnya OHP, tranparan
c. Menggunakan contoh-contoh
yang sudah akrab dengan anak dari hal yang bersifat sederhana ke yang bersifat
kompleks.
d. Menjamin penyajian
yang singkat dan terorganisasi dengan baik
e. Berilah latihan nyata
dalam menganalisis masalah atau kegiatan, misalnya menggunakan teka-teki, dan
curah pendapat.
Pengajaran yang efektif;
bila informasi yang dipresentasikan benar-benar bermakna dan terorganisasi
dengan baik.
Siswa memerlukan kegiatan bekerja dengan objek
yang berupa benda-benda konkret, untuk memanipulasi, menyentuh, meraba, melihat
dan merasakannya. Siswa lebih memerlukan kesempatan untuk bekerja melalui
langkah mereka sendiri daripada harus mengikuti pola kelompok secara
keseluruhan.
Representasi isi dari
informasi dapat disampaikan dengan (Eggen & Kauchack, 2004):
1. Contoh penerapan
2. Demonstrasi—bgm
matahari berputar
3. Studi kasus
4. Methapor-pengandaian
5. Simulasi—role play
6. Model—menggunakan
model untuk menvisualisasikan sesuatu
Sebagai guru perlu
mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba
menganalisisnya bagaimana siswa berfikir. Beberapa konsep dan prinsip termasuk
teori Piaget memiliki implikasi penting dalam mengembangkan berfikir siswa.
Sumber:
Eggen, P., Kauchack, D.
(2004). Educational psychology. New Jersey:
Merril Prentice Hall
Sears, W. (2004). Anak cerdas. Jakarta;
Emerald Publishing
Partini, S. (2008). Perkembangan masa kanak-kanak akhir. Dalam Izzaty, R.E, dkk. Perkembangan peserta didik. Yogyakarta: UNY press
Ditulis oleh: Rita Eka
Izzaty, M.Si, Psi
Posting Komentar untuk "Perkembangan Anak Usia 7 sampai 12 Tahun yang Harus diketahui Pendidik dan Orang Tua"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.