23 Kiat Hidup Bahagia - Materi 13 sampai Materi 18
Yakinlah, Bahwa Cobaan Itu Kecil Dibanding Besarnya
Karunia – Dua Puluh Tiga Kiat Hidup Bahagia
Melupakan Cobaan Yang Telah Lampau – Dua Puluh Tiga Kiat
Hidup Bahagia
Memandang Ringan Segala Cobaan – Dua Puluh Tiga Kiat
Hidup Bahagia
Jangan Mudah Terguncang Oleh Bayangan Buruk – Dua Puluh
Tiga Kiat Hidup Bahagia
Memohon Pembenahan Ilahi Dalam Segala Urusan – Dua Puluh
Tiga Kiat Hidup Bahagia
Masa Bahagia Yang Pendek Itu, Janganlah Engkau Pendekkan Lagi Dengan
Kegundahan Kelarutan Dalam Kekeruhan Pikiran – Dua Puluh Tiga Kiat Hidup Bahagia
Orang yang bijak
mengetahui bahwa hidupnya yang sehat dan benar adalah hidup yang penuh dengan
kebahagiaan dan ketentraman, dan bahwasanya itu pendek sekali. Maka, tidaklah
sepatutnya ia memendekkannya lagi dengan kegundahan dan kelarutan bersama
kekeruhan pikiran. Karena, hal itu bertentangan dengan hidup sehat dan benar.
Maka orang yang bijak sangat menghemat hidupnya, jangan sampai hari-harinya
hilang begitu saja dirampas kegundahan dan kekeruhan pikiran.
Dalam hal ini tidak ada
bedanya antara orang-orang yang taat dan orang yang jahat. Hanya saja, dalam
mewujudkan kehidupan sehat bahagia ini, orang mu’min memiliki nilai lebih dan
perolehan lebih di sisi manfaat duniawi maupun ukhrawi.
Yakinlah, Bahwa Cobaan Itu Kecil Dibanding Besarnya Karunia – Dua Puluh
Tiga Kiat Hidup Bahagia
Demikian halnya, jika ia
tertimpa atau khawatir tertimpa cobaan atau hal yang tidak diinginkannya,
seyogianya ia membandingkan ni’mat-ni’mat yang masih melekat padanya, baik di
sisi kehidupan religi atau duniawi, dengan cobaan-cobaan yang menimpanya itu.
Maka, saat membandingkan antara keduanya itu, akan nyata betapa banyaknya
ni’mat yang dirasakannya dan betapa kecilnya cobaan yang menimpanya.
Begitu juga, seyogianya
ia membandingkan bahaya yang dikhawatiri akan terjadinya itu dengan banyaknya
peluang kemungkinan terhindar darinya. Maka, janganlah ia membiarkan
kemungkinan yang lemah tadi mengalahkan banyaknya kemungkinan yang kuat itu.
Dengan ini, akan sirnalah kegundahan dan kekhawatirannya. Hendaknya ia pun
memperhitungkan kemungkinan terbesar yang dimungkinkan menimpanya. Lalu, ia
kuatkan hatinya untuk menghadapinya kalaupun terjadi, dan berupaya untuk mencegah
yang belum terjadi dan menangkis atau meringankan cobaan yang terjadi.
Melupakan Cobaan Yang Telah Lampau – Dua Puluh Tiga Kiat Hidup Bahagia
Diantara sarana penyebab
lahirnya kegembiraan dan sirnanya berbagai kegundahan dan keruwetan adalah
berupaya keras menyingkirkan penyebab kegundahan itu dan meraih berbagai sarana
yang dapat membuahkan kegembiraan. Yaitu dengan melupakan cobaan-cobaan yang
telah lampau yang tidak mungkin diputar ulang, dan menyadari bahwa kekalutan
hati dan memikirkan hal itu adalah suatu tindakan sia-sia dan tidak dibenarkan
oleh akal yang sehat, dan bahwasanya memikirkan hal yang semacam itu adalah
suatu kebohongan dan kegilaan.
Jadi ia harus menekankan
agar tidak memikirkan cobaan masa lalu itu. Juga agar ia menekankan hatinya
agar tidak gelisah atau guncang menghadapi masa yang akan datang, yang
dibayangkan akan menghadapi kemiskinan atau kekhawatiran atau bayang-bayang
masa depan buruk yang lain. Hendaknya ia mengetahui, bahwa segala peristiwa
dimasa mendatang, baik itu keberuntungan atau keburukan, harapan baik atau
derita, adalah tidak dapat diketahui, dan bahwasanya itu semua di tangan Allah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sedang ditangan hamba tiada lain adalah
usaha meraih keberuntungan dan menangkis keburukan di masa mendatang itu.
Disamping itu hendaknya seorang hamba mengetahui, jika ia memalingkan
pikirannya dari bayang-bayang kegelisahan masa depan dan bertawaqal kepada
Allah untuk membenahinya serta percaya penuh kepadaNya saat melakukan itu
semua, niscaya hatinya akan tenteram, kondisinya akan membaik dan akan sirnalah
kegundahan maupun keguncangannya itu.
Memandang Ringan Segala Cobaan – Dua Puluh Tiga Kiat Hidup Bahagia
Diantara sarana yang
paling bermanfaat untuk sirnanya keguncangan dan kegundahan manakala seorang
hamba tertimpa aneka bencana adalah hendaknya ia berupaya memandang dan
menjadikannya ringan. Yaitu, dengan mengandaikan atau membayangkan kemungkinan
yang lebih buruk dari yang telah terjadi, dan ia kuatkan hatinya dalam menghadapinya.
Jika ia lakukan itu, hendaknya ia berupaya, sejauh kemungkinanm untuk
meringankan apa yang mungkin diringankan . Maka, dengan penguatan hati dan
upaya yang bermanfaat semacam ini akan hilanglah kegelisahan dan kegundahannya,
dan berganti menjadi upaya keras untuk meraih berbagai hal yang bermanfaat dan
menangkis berbagai madharat yang menimpa hamba.
Lalu, jika ia terhampiri
beberapa penyebab ketakutan, penyebab sakit, penyebab kemiskinan dan
ketaktercapainya aneka hal yang disenanginya, hendaklah menghadapinya dengan
tenang dan menguatkan hati dalam menanggung derita cobaan akan meringankannya
dan menghilangkan tekanannya. Terutama jika ia menyibukkan dirinya untuk
menangkis cobaan itu sebatas kemampuannya. Dengan itu, menyatulah dalam dirinya
tekad mengukuhkan batin seiring berupaya yang bermanfaat, yang hal itu akan
membuatnya tidak kalut oleh berbagai musibah. Ia tekan dirinya agar
memperbaharui kekuatannya untuk melawan berbagai cobaan dan bencana, seiring
bersandar dan percaya penuh kepada Allah. Tidak diragukan, bahwa upaya-upaya
ini memiliki manfaat yang sangat agung untuk terwujudnya suatu kegembiraan dan
kelapangan dada, di samping ia pun terus berharap pahala, baik didunia maupun
di akhirat. Hal ini sudah dicoba dan disaksikan keberhasilannya. Bukti-bukti
keberhasilannya bagi mereka yang telah mecobanya banyak sekali.
Jangan Mudah Terguncang Oleh Bayangan Buruk – Dua Puluh Tiga Kiat Hidup
Bahagia
Di antara terapi yang
paling hebat untuk penyakit syaraf hati, bahkan juga penyakit tubuh, adalah
ketahanan dan kekuatan hati serta tidak mudah terguncang atau larut oleh
bayang-bayang atau khayalan-khayalan buruk yang dipengaruhi oleh pikiran buruk.
Karena, bila mana manusia takluk kepada khayalan-khayalan buruk dan hatinya
mudah larut oleh pengaruh-pengaruh emosional yang berupa: rasa takut akan
teridapnya penyakit atau semacamnya, mudah marah ataupun terganggunya pikiran
oleh hal-hal yang memedihkan perasaaannya, dan membayangkan akan terjadinya
bencana ataupun akan hilangnya segala yang disenanginya, kegundahan, penyakit
dalam maupun luar dan rusaknya syaraf, yang hal itu mempunyai berbagai efek
buruk, yang semua orang menyaksikan sendiri bahayanya yang banyak.
Memohon Pembenahan Ilahi Dalam Segala Urusan – Dua Puluh Tiga Kiat Hidup
Bahagia
Hal yang paling
bermanfaat dalam meniti peristiwa di masa mendatang adalah mengamalkan do’a
yang diamalkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya: Ya Allah,
Perbaikilah kehidupan religiku, yang ia adalah benteng bagi segala urusanku.
Perbaikai urusan duniawiku yang padanya kehidupanku. Perbaikilah akhiratku,
yang kepadanya tempatku kembali. Jadikanlah hidup ini sebagai lahan uapayaku
menambah segala kebajikan, dan jadikanlah mati sebagai titik henti bagiku dari
segala keburukan” (Muslim, Shahih Muslim, Kitab Adz-Dzikr Wad-Du’a wat-Taubah
wal Istighfar, bab At-Ta’awwudz min Syarri Ma’ Amila wa Min Syarri Malam Ya’mal)
Juga do’a beliau.
“Artinya: Ya Allah, hanya
RahmatMu jualah yang kuharap. Karenanya titipkan diriku pada diriku walaupun
sekejap mata, perbaikilah keadaanku seluruhnya Tiada Tuhan Yang Haq disembah
kecuali Engkau” (Hadits Riwayat Abu Dawud dengan sanad Shahih) (1)
Jika bibir seorang hamba
mengucapkan do’a ini –yang mengandung kebaikan masa depan bagi nilai religinya
maupun urusan duniawinya- dengan hati yang memusat dan niat yang benar, seiring
berupaya merealisasikan hal itu dengan berbuat, niscaya Allah akan mewujudkan
apa yang ia panjatkan dalam do’anya dan yang ia harapkan serta yang ia upayakan
itu menjadi realita, dan kegelisahannya pun akan berubah menjadi kegembiraan
dan kesukacitaan.
Foote Note:
(1) Juga diriwayatkan
oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, Al-Fath Ar-Rabbani Li Tartibi
Musnad Al-Imam Ahmad bin Hanbal Asy-Syaibani, Kitab Al-Adzkar Wad-Da’wat, bab
Ma Yuqalu Fis-Shabah Wal Masa. Juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan
At-Thabrani, ia nyatakan sanadnya Hasan.
(Disalin dari buku
Al-Wasailu Al-Mufidah Lil Hayatis Sa’idah, edisi Indonesia Dua Puluh Tiga Kiat
Hidup Bahagia hal 22-26, Penerjemah Rahmat Al-Arifin Muhammad bin Ma’ruf,
Penerbit Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabai Jakarta)
Posting Komentar untuk "23 Kiat Hidup Bahagia - Materi 13 sampai Materi 18"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.