Bacaan Dzikir Sore Sesuai Sunnah
Dibaca setelah Ashar
sampai matahari terbenam.
🔖 Allah berfirman:
"Bertasbihlah dengan memuji Allah, sebelum matahari terbit dan sebelum
matahari terbenam." (QS. Qaaf [50]: 39)
𝗛𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗮𝗷𝗮, 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘀𝗲𝗺𝗽𝗮𝘁 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝘄𝗮𝗸𝘁𝘂 𝘁𝗲𝗿𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗽𝗮𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗸𝗮 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗲𝗿𝗯𝗶𝘁 𝗺𝗮𝘁𝗮𝗵𝗮𝗿𝗶 (𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗽𝗮𝗴𝗶) 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝘀𝗲𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗲𝗿𝗯𝗲𝗻𝗮𝗺 (𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝘀𝗼𝗿𝗲). (𝗙𝗶𝗾𝗵 𝗮𝗹-𝗔𝗱'𝗶𝘆𝗮𝗵: 𝟯/𝟭𝟭)
➡ Bacaan Dzikir Sore (Download PDF)
أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
➡
1. Membaca Ayat Kursi (1x)
اللّٰهُ لَاۤ
اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ ۚ لَا تَأْخُذُهٗ
سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ
مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ
اِلَّا بِاِ ذْنِهٖ
ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ
مِّنْ عِلْمِهٖۤ
اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ ۚ وَلَا
يَــئُوْدُهٗ
حِفْظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
AYAT KURSI
allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā
ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī
yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā
yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti
wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.
“Allah tidak ada Ilah
(yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang
ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah
tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan
dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan
apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (Al-Baqarah: 255) [1]
➡
2. Membaca Surat Al-Ikhlas (3x)
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ
اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ
كُفُوًا أَحَدٌ
“Katakanlah, Dia-lah
Allah Yang Maha Esa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung
kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada
seorang pun yang setara dengan-Nya.” [2]
➡ 3. Membaca Surat Al-Falaq (Dibaca Pagi dan Sore 3x)
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ
بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن
شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
"Katakanlah: ‘Aku
berlindung kepada Rabb Yang menguasai (waktu) Shubuh dari kejahatan
makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Serta
dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”‘ (QS. Al-Falaq: 1-5). (Dibaca pagi dan sore 3x). [3]
➡
4. Membaca Surat An-Naas (3x)
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ
بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ
الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Katakanlah, ‘Aku
berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia.
Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari
golongan jin dan manusia.” [4]
➡
5. Membaca (1x):
أَمْسَيْنَا
وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ،
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَـٰذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ
مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَـٰذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ
مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ
أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Amsainaa wa amsal mulku lillaah, wal
hamdulillaah, laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa
lahul hamdu, wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir. Robbi as-aluka khoiro maa fii
haadzihil-lailati wa khoiro maa ba'dahaa, wa a'uudzu bika min syarri maa fii
haadzihil-lailati wa syarri maa ba'dahaa, robbi a'uudzu bika minal kasali wa
suu-il kibar, robbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin-naari wa 'adzaabin fil qobr.
Kami telah memasuki waktu
sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu
bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas
segala sesuatu. Hai Tuhan, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan
sesudahnya. Aku berlindung keDibac dari kejahatan malam ini dan kejahatan
sesudahnya. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejekelekan
di hari tua. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadamu dari siksaan di Neraka dan
kubur. [5]
➡
6. Membaca (1x):
اَللَّهُمَّ
بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ،
وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Allaahumma bika amsainaa, wa bika ash-bahnaa,
wa bika nahyaa, wa bika namuutu, wa ilaikal mashiir.
Ya Allah, dengan rahmat
dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore, dan dengan rahmat dan pertolonganMu
kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan
kehendakMu kami mati. Dan kepadaMu
tempat kembali (bagi semua makhluk). [6]
➡ 7. Membaca Sayyidul
Istighfar (1x)
اَللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ،
وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ
لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta,
kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu.
A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa u laka
abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada
Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang
menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku.
Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui
nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu,
ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali
Engkau.” [7]
➡ 8. Membaca (3x):
اللَّهُمَّ
عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ
عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ
بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ،
اللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
ALLAHUMMA ‘AFINI FII BADANII, ALLAHUMMA ‘AFINI
FII SAM’II, ALLAHUMMA ‘AFINII FII BASHARII, LAA ILAAHA ILLA ANTA ALLAHUMMA
INNII A’UDZU BIKA MINAL KUFRI WAL FAQRI, ALLAHUMMA INNII A’UDZUBIKA MIN
‘ADZABIL QABRI, LAA ILAAHA ILLA ANTA
“Ya Allah, selamatkanlah
tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah,
selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak
aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang
berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu
dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Engkau.” [8]
➡
9. Membaca (1x):
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ،
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ
وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ
رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ،
وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ
أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah
fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii
diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin
row’aatii. Allahumah fadni min bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa
‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.
“Ya Allah, sesungguhnya
aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga
dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak
dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah
aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan
kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari
dibenamkan ke dalam bumi).” [9]
➡
10. Membaca (1x):
اَللَّهُمَّ
عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ
شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ
مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ
عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah
faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa
anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa
an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.
“Ya Allah Yang
Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi,
Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah
yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu
dari kejahatan diriku, syaitan dan ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung
kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim
kepadanya.” [10]
➡
11. Membaca (3x):
بِسْمِ اللهِ
الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ
وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi
syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.
“Dengan Menyebut Nama
Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada satupun yang membahayakan, baik di bumi
maupun dilangit. Dia-lah Yang
Mahamendengar dan Maha mengetahui.” [11]
➡
12. Membaca (3x):
رَضِيْتُ
بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami
diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.
“Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku
(untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).”
[12]
➡
13. Membaca (1x):
يَا حَيُّ يَا
قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ
تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika
as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii
thorfata ‘ainin
“Wahai Rabb Yang Mahahidup, Wahai Rabb Yang
Mahaberdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta
pertolongan, perbaikilah segala keadaan dan urusanku dan jangan Engkau serahkan
kepadaku meski sekejap mata sekalipun (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).”
[13]
➡
14. Membaca (1x):
أَمْسَيْنَا
عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ
أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Amsainaa 'alaa fithrotil islaam, wa 'alaa
kalimatil ikhlaash, wa 'alaa diini nabiyyinaa muhammadin shollallaahu 'alaihi
wa sallam, wa 'alaa millati abiinaa ibroohiim, haniifan musliman wa maa kaana
minal musyrikiin.
Di waktu sore kami berada di atas fitrah
Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami Muhammad, dan agama ayah kami Ibrahim,
yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang
musyrik. [14]
➡
15. Membaca (1x atau 10x atau 100x):
لاَ إِلَـهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah,
lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
“Tidak ada Ilah yang
berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu.” [15],[16],[17]
➡
16. Membaca (3x):
سُبْحَانَ اللهِ
وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ
كَلِمَاتِهِ
Subhanallah wa bi-hamdih, ‘adada kholqih wa
ridhoo nafsih. wa zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih.
“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya sebanyak
bilangan makhluk-Nya, Mahasuci Allah sesuai ke-ridhaan-Nya, Mahasuci seberat
timbangan ‘Arsy-Nya, dan Mahasuci sebanyak tinta (yang menulis) kalimat-Nya.”
[18]
➡
17. Membaca (1x):
اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa
rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.
“Ya Allah, sesungguhnya
aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang
diterima.” [19]
➡
18. Membaca (100x):
سُبْحَانَ اللهِ
وَبِحَمْدِهِ
Subhanallah wa bi-hamdih.
“Mahasuci Allah, aku
memuji-Nya.” [20]
➡
19. Membaca (100x pagi atau sore):
أَسْتَغْفِرُ
اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astagh-firullah wa atuubu
ilaih.
“Aku memohon ampunan
kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” [21]
Fote Note:
[1] Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca ayat ini ketika pagi hari,
maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa
mengucapkannya ketika sore hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga
pagi hari.” (HR. Al-Hakim (1/562), Shahiih
at-Targhiib wat Tarhiib (1/418, no. 662), shahih).
[2] HR. Abu Dawud (no. 5082), an-Nasa-i
(VIII/250) dan at-Tirmidzi (no. 3575), Ahmad (V/312), Shahiih at-Tirmidzi (no.
2829), Tuhfatul Ahwadzi (no. 3646), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/411, no.
649), hasan shahih.
[3] Ibid.
[4] “Barangsiapa membaca
tiga surat tersebut setiap pagi dan sore hari, maka (tiga surat tersebut) cukup
baginya dari segala sesuatu”. Yakni mencegahnya dari berbagai kejahatan. HR.
Abu Dawud (no. 5082), Shahiih Abu Dawud (no. 4241), Annasa-i (VIII 250) dan
At-Tirmizi (no. 3575), At-Tarmidzi berkata “Hadits ini hasan shahih”. Ahmad
(V/312), dari Abdullah bin Khubaib radhiyallahu ‘anhu. Shahiih at-Tirmidzi (no.
2829), Tuhfatul Ahwadzi (no. 3646), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/411 no.
649), hasan shahih.
[5] HR. Muslim (no. 2723), Abu Dawud (no.
5071), dan at-Tirmidzi (3390), shahih dari Abdullah Ibnu Mas’ud.
[6] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no.
1199, lafazh ini adalah lafazh al-Bukhari, at-Tirmidzi no. 3391, Abu Dawud no.
5068, Ahmad 11/354, Ibnu Majah no. 3868, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu.
Shahiih al-Adabil no. 911, shahih. Lihat pula Silsilah al-Ahaadiits
ash-Shahiihah no. 262.
[7] “Barangsiapa membacanya dengan yakin di
waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia termasuk ahli
Surga. Dan barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal
sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk ahli Surga.” (HR. Al-Bukhari no. 6306,
6323, Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280) dari Syaddad bin Aus
Radhiyallahu ‘anhu.
[8] HR. Al-Bukhari dalam Shahiib al-Adabil
Mufrad no. 701, Abu Dawud no. 5090, Ahmad V/42, hasan. Lihat Shahiih Al-Adabil
Mufrad no.539
[9] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no.
1200, Abu Dawud no. 5074, An-Nasa-i VIII / 282, Ibnu Majah no. 3871, al-Hakim
1/517-518, dan lainnya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhumaa. Lihat Shahiih
al-Adabul Mufrad no. 912, shahih
[10] Nabi صلي الله
عليه وسلم bersabda kepada Abu Bakar ash-Shiddiq رضي
الله عنه “Ucapkanlah pagi dan petang dan apabila engkau hendak tidur.”
HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad 1202, at-Tirmidzi no.3392 dan Abu Daud
no. 5067,Lihat Shahih At- Tirmidzi no. 2798, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 914,
shahih. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2753
[11] “Barangsiapa
membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka tidak ada sesuatu
pun yang membahayakan dirinya.” HR.
At-Tirmidzi no. 3388, Abu Dawud no. 5088,Ibnu Majah no. 3869, al-Hakim 1/514,
Dan Ahmad no. 446 dan 474, Tahqiq Ahmad Syakir. Dari ‘Utsman bin ‘Affan
radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahiih Ibni Majah no. 3120, al-Hakim 1/513, Shahiih
al-Adabil Mufrad no. 513, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 655,
sanad-nya shahih.
[12] “Barangsiapa
membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan
keridhaan-Nya kepadanya pada hari Kiamat.” HR. Ahmad IV/337, Abu Dawud no.
5072, at-Tirmidzi no. 3389, Ibnu Majah no. 3870, an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum
wal Lailah no. 4 dan Ibnus Sunni no. 68, dishahihkan oleh Imam al-Hakim dalam
al-Mustadrak 1/518 dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, hasan. Lihat Shahiih At
Targhiib wat Tarhiib I/415 no. 657, Shahiih At Targhiib wat Tarhiib
al-Waabilish Shayyib hal. 170, Zaadul Ma’aad II/372, Silsilah al-Ahaadiits
ash-Shahiihah no. 2686.
[13] HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal
Lailah no. 46, An Nasai dalam Al Kubro 381: 570, Al Bazzar dalam musnadnya 4/
25/ 3107, Al Hakim 1: 545. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh
Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 227
[14] HR. Ahmad 3/406-407,
5/123. Lihat juga Shahihul Jami' 4/290. Ibnus Sunni juga meriwayatkannya di
'Amalul Yaum wal Lailah no. 34.
[15] HR. Abu Dawud no.
5077, Ibnu Majah no. 3867, dari Ab ‘Ayyasy Azzurraqy radhiyallahu ‘anhu,
Shahiih Jaami’ish Shaghiir no. 6418, Misykaatul Mashaabiih no. 2395, Shahiih
at-Targhiib 1/414 no. 656, shahih.
[16] HR. An-Nasa-i dalam 'Amalul wal Lailah
(no. 24), Ahmad (V/420), dari Abu Ayyun al-Anshari. Lihat Silsilah al-Ahaadits
ash-Shahiihah (no. 113 dan 114) dan Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (I/416, no.
660), shahih.
[17] “Barangsiapa
membacanya sebanyak 100x dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti
memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus
keburukan, mendapat perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari.
Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa yang
dibawanya kecuali ia melakukan lebih banyak lagi dari itu.” HR. Al-Bukhari no.
3293 dan 6403, Muslim IV/2071 no. 2691 (28), at-Tirmidzi no. 3468, Ibnu Majah
no. 3798, dari Sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه. Penjelasan: Dalam riwayat
an-Nasa-i (‘Amalul Yaum wal Lailah no. 580) dan Ibnus Sunni no. 75 dari ‘Amr
bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dengan lafadz: “Barangsiapa membaca 100x
pada pagi hari dan 100x pada sore Hari.”… Jadi, dzikir ini dibaca 100x diwaktu
pagi dan 100x diwaktu sore. Lihat
Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2762
[18] HR. Muslim no. 2726. Syarah Muslim
XVII/44. Dari Juwairiyah binti al- Harits radhiyallahu ‘anhuma
[19] HR. Ibnu Majah no. 925, Shahiih Ibni
Majah 1/152 no. 753 Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 54,110, dan
Ahmad VI / 294, 305, 318, 322. Dari Ummu Salamah, shahih.
[20] HR. Muslim no. 2691 dan no. 2692, dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Syarah Muslim XVII / 17-18, Shahiih at-Targhiib
wat Tarhiib 1/413 no. 653. Jumlah yang terbanyak dari dzikir-dzikir Nabi adalah
seratus diwaktu pagi dan seratus diwaktu sore. Adapun riwayat yang menyebutkan
sampai seribu adalah munkar, karena haditsnya dha’if. (Silsilah al-Ahaadiits
adh-Dha-’iifah no. 5296).
[21] HR. Al-Bukhari/
Fat-hul Baari XI/101 dan Muslim no.2702
عَنِ ابْنِ
عُمَرَ قَالَ:قَالَ رَسُو لُ اللهِ صلي الله عليه وسلم: يَااَيُّهَا النَّسُ،
تُوبُواإِلَيْ اللهِ. فَإِنِّيْ اَتُوبُ فِيْ الْيَومِ إِلَيْهِ مِانَةً مَرَّةٍ
Dari Ibnu ‘Umar ia berkata: “Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: ‘Wahai manusia, bertaubatlah
kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus
kali.’” HR. Muslim no. 2702 (42).
Dalam riwayat lain dari Agharr al-Muzani,
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّهُ
لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِيْ وَإِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ
مَرَّةٍ
“Sesungguhnya hatiku
terkadang lupa, dan sesungguhnya aku istighfar (minta ampun) kepada Allah dalam
sehari seratus kali.” (HR. Muslim no.
2702 (41)
Nabi صلي الله عليه
وسلم bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan:
أَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ
وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
‘Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha
Agung, Yang tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Dia, Yang Maha hidup
lagi Maha berdiri sendiri dan aku bertaubat kepada-Nya.’
Maka Allah akan
mengampuni dosanya meskipun ia pernah lari dari medan perang.” HR. Abu Dawud no. 1517, at-Tirmidzi no. 3577
dan al-Hakim I/511. Lihat Shahiih at-Tirmidzi III/282 no. 2381.
Ayat yang menganjurkan istighfar dan taubat di
antaranya: (QS. Huud: 3), (QS. An-Nuur: 31), (QS. At-Tahriim: 8) dan lain-lain.
(Dinukil dari buku Doa Dan Wirid halaman 133- 155
yang disusun oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir jawas, Penerbit Pustaka Imam
Asy-Syafii)
Posting Komentar untuk "Bacaan Dzikir Sore Sesuai Sunnah"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.