Orang yang Paling Bahagia adalah Luka' Bin Luka' - Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 17
Bismillah…
Kita
lanjutkan kembali pembahasan tentang tanda-tanda hari kiamat dari kitab: Al
Mausuu'ah Fil Fitani Wal Malaahim Wa Asyrootus Saa'ah.
Orang
yang Paling Makmur adalah Luka' Bin Luka'
Kami sebutkan
hadits-hadits Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam yang menyebutkan hal ini:
Dari Hudzaifah
bin Yaman radhiyallahu anhu, Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لا تقومُ الساعةُ حتى يكونَ أسْعَدَ الناسِ بالدُنيا، لُكَعُ ابْنُ لُكَعَ
Maksudnya: “Hari
kiamat tidak akan terjadi sehingga orang yang paling bahagia di dunia ini (pada
saat menjelang datangnya hari kiamat kubro) adalah luka’ ibn luka’”. (Riwayat
Imam al-Tirmizi di dalam kitab al-Fitan, bab berkaitan tanda-tanda kiamat. No.
Hadith: 2130 dan Imam Ahmad di dalam musnad al-Ansar, musnad Huzaifah bin
al-Yaman. No. Hadith: 22214. [Hadith ini dinilai hasan oleh Imam al-Tirmizi di
dalam jami’nya dan sahih oleh al-Albani di dalam Silsilahnya].
Kemudian hadits
yang lain, dari Anas bin Maalik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shollallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
لا تنقضي الدنيا حتى تكون عند لكع بن لكع
"Dunia ini
tidak akan berakhir (hari kiamat) hingga sampailah zaman luka' bin luka'
datang."
Pertama, Perlu
kita ketahui siapa yang dimaksud luka' bin luka' ini?
Apabila kita
lihat secara bahasa Al Luka' ini memiliki beberapa makna:
-
Budak / Hamba
sahaya, kemudian merembet kepada konotatif yang lain seperti,
-
Orang Yang
Dungu/bodoh/Jahil
- Kadang-kadang
kata ini juga digunakan untuk menyebut orang yang sudah dewasa namun seperti Anak
Kecil yang belum memiliki pola fikir yang baik. (masih belum tau mana yang baik
dan mana yang buruk, belum tau tata krama)
Sehingga kalimat
Luka' bin luka' ini adalah sebuah kalimat sindiran yang masyhur dikalangan
orang-orang arab, sindiran untuk orang yang Bodoh orang yang jahil. Jadi kalau
misalnya antum diilang luka bin luka oleh orang arab "hai luka' bin luka'".
Jangan mau dikatain luka' bin luka', karena ini adalah sindiran yang memiliki
konotasi negatif. Bodoh jahil hina dan lain sebagainya.
Jangan sampai punya anak di kasih nama Luka' bin Luka'‼!
Hadits-hadits
yang menyebutkan tentang zaman luka' bin luka', ini adalah sebuah isyarat yang
menyinggung tentang suatu zaman, yang mana dizaman tersebut, orang-orang yang
rendah (dari sisi ilmu pengetahuan terhadap perkara agama), orang yang tercela
(banyak maksiat), orang yang hina (ndak peduli mana yang halal dan mana yang
haram), maka mereka-mereka ini, menjadi manusia yang memiliki harta yang
banyak, hidupnya paling makmur, dan paling berkuasa dalam semua urusan dunia.
Mereka
orang-orang yang seperti luka' bin luka' ini dapat berkuasa karena sebab fulus
yang dimilikinya, beli suara, beli jabatan. Jadi kedudukan yang dimilikinya itu
tidak murni dari kompetensi yang dimiliki, bukan karena murni hasil pilihan.
Akan tetapi mendapatkan jabatan dan kekuasaannya dengan cara-cara yang kotor.
Sehingga tatkala
luka' bin luka' ini telah banyak menguasai kursi kekuasaan. Ia akan mengambil
kesempatan untuk memperkaya dirinya dengan cara-cara yang hina. Sehingga
apa? Tatkala ada orang yang baik, orang yang lurus, orang yang amanah,
orang yang jujur, maka para luka' bin luka' ini akan berusaha sekuat tenaga,
bersatu untuk menyingkirkan orang-orang yang baik, jujur, amanah dari pentas
kebijakan umum atau dari pentas kekuasaan. Mengapa demikian, karena para luka'
bin luka' ini tidak ingin ladang yang menjadi sumber kekayaannya di ganggu oleh
orang-orang yang jujur lagi amanah. Orang yang suka korupsi pasti tidak akan
pernah suka dengan orang yang anti korupsi. Maka koruptor2 itu mereka akan
berusaha semaksimal mungkin dengan segala cara untuk menyingkirkan orang-orang
yang anti korupsi dari pentas politik. Karena orang-orang yang jujur lagi
amanah ini dianggap pengganggu dan penghambat bagi para luka' bin luka' ini.
Maka hadits yang
pertama tadi kita sebutkan:
…أسْعَدَ
الناسِ بالدُنيا، لُكَعُ ابْنُ لُكَعَ
"….orang
yang paling bahagia di dunia ini adalah luka’ ibn luka'"
Maksudnya
bahagia disini adalah dalam urusan duniawi, melimpah harta kekayaannya bagi
mereka yang mengikuti cara hidup luka' bin luka'.
Benarlah apa
yang disebutkan oleh rasulullah shollalahu 'alaihi wa sallam bahwa di akhir
zaman nanti akan banyak orang yang tidak amanah dalam menjalankan kekuasaannya.
Menginginkan kekuasaan namun hanya untuk memperkaya dirinya sendiri.
Dalam sebuah
hadist dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, menjelaskan bahwa salah satu tanda
hari Kiamat adalah apabila amanah telah disia-siakan, ia berkata:
بَيْنَمَا
النَّـبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ القَوْمَ،
جَاءَهُ أَعْرَابِيٌّ، فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ،
فَقَالَ بَعْضُ القَوْمِ: سَمِعَ مَا قَالَ فَكَرِهَ مَا قَالَ، وَقَالَ
بَعْضُهُمْ: بَلْ لَمْ يَسْمَعْ، حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيْـثَهُ، قَالَ: أَيْنَ -أُرَاهُ- السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ؟
، قَالَ: هَا أَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ:
فَإِذَا ضُـيِّعَتِ الأَمَانَـةُ، فَانْـتَظِرِ السَّاعَةَ ، قَالَ: كَيْفَ
إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَا وُسِّدَ
الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ، فَانْـتَظِرِ السَّاعَةَ
Tatkala Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berada dalam sebuah majelis (dan) berbicara
dengan sekelompok orang, datanglah kepadanya seorang sahabat (dari sebuah
perkampungan) dan berkata, “Kapankah hari kiamat?”. Namun Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap melanjutkan pembicaraannya, maka sebagian
orang ada yang berkata, “Ia (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
mendengar ucapannya, namun ia tidak menyukainya”. Dan sebagian yang lain
berkata: “Bahkan beliau tidak mendengarnya,” hingga akhirnya Rasulullah selesai
dari pembicaraannya, dan beliau pun bersabda, “Mana orang yang (tadi)
bertanya?” Orang itu berkata, "Inilah saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah
bersabda,”Apabila amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat!” Orang
itu kembali bertanya, “Bagaimanakah menyia-nyiakan amanah itu?” Rasulullah
bersabda, “Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya,
maka tunggulah hari kiamat!” (Shahiih al-Bukhari, kitab ar-Riqaaq, bab Raf’ul
Amaanah (XI/333, dalam al-Fat-hul)
Kita focus pada
kalimat “Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya"
Orang yang tidak
kompeten, tidak memiliki jiwa leader yang baik, minim ilmu yang dimilikinya,
namun nekat menawarkan diri untuk siap diberi amanah kekuasaan, apalagi kekuasaannya
ini menyangkut urusan umat, maka ini hampir sama dengan karakteristik luka' bin
luka'. Mencari kekuasaan dengan segala cara, hanya untuk mendapatkan kekayaan duniawi
semata. Inilah orang yang jahil, orang yang bodoh, dan orang yang hina. Betapa
tidak tahunya dirinya bahwa pertanggung jawaban di akhirat amatlah sangat berat
urusannya.
Untuk menutup
majelis ba'da subuh kita pada pagi hari ini, kami sebutkan hadits dari Umar bin
Al Khottob radhiyallahu 'anhu:
من أشراط الساعة أن يغلب على الدنيا لكع بن لكع فخير الناس يومئذ مؤمن بين
كريمين
"Diantara
tanda-tanda hari kiamat adalah ketika dunia ini sudah banyak didominasi oleh
luka' bin luka', Maka pada saat itu, orang yang paling baik adalah seorang
mukmin yang berada diantara 2 orang yang mulia lagi dermawan." (maktabah
syamilah, Mu'jam Al Awsath: Juz 7 Hal. 217 No. 7316)
Mudah-mudahan
kita dan pemimpin kita bukanlah termasuk luka' bin luka' akhir zaman
sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits. Dan kita memohon kepada Allah
agar diberikan pemimpin yang lurus dalam mengemban amanahnya, dan tentunya saat
ini kita doakan kepada saudara2 kita kaum muslimin yang menjadi para pemangku
kebijakan atau pemangku kekuasaan, agar supaya mereka senantiasa diberikan
petunjuk oleh Allah, senantiasa dijaga oleh Allah dari berbagai macam perilaku
yang buruk. Doakanlah yang terbaik untuk para pemimpin kita dari kaum muslimin.
Syaikh Dr.
Shalih Al-Fauzan hafidzahullah berkata:
“Orang-orang
yang mendoakan jelek pemimpin kaum muslimin, maka dia tidaklah berada di atas
madzhab ahlus sunnah wal jama’ah. Demikian pula, orang-orang yang tidak
mendoakan kebaikan bagi pemimpinnya, maka ini adalah tanda bahwa mereka telah
menyimpang dari aqidah ahlus sunnah wal jama’ah.” (At-Ta’liqat Al-Mukhtasharah,
hal. 172).
Imam Fudhail bin
‘Iyadh rahimahullah berkata,
لو أني أعلم أن لي دعوة مستجابة لصرفتها للسلطان
“Seandainya aku
tahu bahwa aku memiliki doa yang mustajab (yang dikabulkan), maka aku akan
gunakan untuk mendoakan penguasa/pemimpin.”
Kemudian ada
yang bertanya pada Fudhail, “Kenapa bisa begitu?” Ia menjawab, “Jika aku
tujukan doa mustajab tersebut hanya pada diriku saja, maka itu hanya bermanfaat
untukku saja. Namun jika aku tujukan doa mustajab itu untuk pemimpinku, maka
rakyat dan negara akan menjadi baik seluruhnya.” (Hilyatul Auliya’ karya Abu
Nu’aim Al Ashfahaniy, 8: 77, Darul Ihya’ At Turots Al ‘Iroqiy)
Posting Komentar untuk "Orang yang Paling Bahagia adalah Luka' Bin Luka' - Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 17"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.