Bertanya Kepada Ulama Tentang Ahlussunnah Terjun di Dunia Politik
Kemarin, Kamis, 4 Mei 2023, mengawal dan
menemani Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Cabang Istimewa (PCI)
Muhammadiyah Arab Saudi, Ustadz Nur Fajri Ramadhan, ke Kantor Lembaga Riset
Ilmiyah dan Fatwa Saudi, Riyadh, KSA.
Kedatangan kami bertujuan untuk bertemu dengan
anggota ulama besar Arab Saudi, Syaikh Shalih Al Fauzan, dan yang lainnya. Kami datang ke tempat
tersebut karena tahu beliau ngantor disana.
Selain untuk ziarah dan
mengambil faedah ilmu kepada ulama, kami juga sekalian mengajukan kitab
terbitan MUI-nya Saudi ini yang biasa dibagikan gratis kepada para mahasiswa.
Setelah sampai di tempat,
kami dapat info bahwa para ulama nanti akan stand by di kantor setelah musim
haji. Jadi untuk kali ini tidak dapat jumpa dengan mereka hafidzahumullah.
Sebagai gantinya,
alhamdulillah kami berhasil berjumpa dengan Direktur Urusan Fatwa di kantor
ini, yaitu Syaikh Walid As Sa'dun.
Memanfaatkan momen ini, kami berkenalan dan bincang santai seputar aktifitas keseharian. Dan tak lupa, meminta faedah ilmu kepada beliau.
Di kantornya, beliau
menyambut dan menerima orang-orang yang yang ingin bertanya perihal keagamaan
dan dijawab langsung dengan lisannya.
Setelah antri selama 1
jam, kami dapat masuk untuk jumpa, ngobrol, dan bertanya kepada beliau.
Mengawali obrolan, Ustadz
Nur Fajri cerita tentang keadaan di Indonesia yang seringkali ada perdebatan
penetapan awal puasa dan hari raya antara pemerintah dan ormas Islam.
"Apakah perbedaan ini masuk ranah khilaf fiqih atau akidah?," tanya
Ustadz Nur Fajri.
"Itu masuk ranah
khilaf ijtihad dalam bab fikih, bukan akidah," kata Syaikh Walid.
Meskipun demikian, kata
Syaikh Walid, sebaiknya ikut berpuasa dan hari raya di hari orang-orang
berpuasa dan berhari raya.
Kedua, masih pertanyaan
dari Ustadz Nur Fajri: "Apakah jika saya menjadi hakim di Indonesia,
dibolehkan menurut hukum syariah?."
Ustadz Nur Fajri
menambahkan, "Hukum yang berlaku di Indonesia tidak semua dari syariah
Islam, ya Syaikh, bagaimana menurut anda?."
"Sebaiknya
menghindari hal tersebut, karena ada larangan untuk berhukum dengan selain
hukum Allah," terang Sayikh Walid, sambil menjelaskan dalil-dalil dari
Alquran.
Tetapi, kata beliau, jika
ada maslahat yang bisa dilakukan maka tidak mengapa menjadi hakim.
"Silahkan," tegasnya.
Selanjutnya pertanyaan
dari saya, tentang semakin dekatnya Pilpres dan Pileg di negeri tercinta.
"Ya Syaikh, tahun
depan kami di Indonesia akan ada pemilu memilih presiden. Bagaimana sikap yang
harus saya lakukan?," tanya saya.
Syaikh menjawab dengan
tenang: "Pilihlah calon presiden yang dianggap baik atau yang membawa
maslahat untuk umat."
Saya bertanya lagi'
"Berarti harus memilih ya Syaikh?."
"Iya. Pilihlah
diantara calon yang ada," terang beliau.
Selanjutnya adalah
pertanyaan tentang masuk parlemen melalui partai. "Untuk hukum masuk
parlemen, bagaimana menurut anda?."
"Silahkan masuk,
boleh, jika membawa maslahat untuk umat," tukas beliau.
Alhamdulillah. Pulang membawa kitab-kitab terbitan Ifta Saudi dan juga faedah ilmu dari Syaikh Walid As Sa'dun.
Oleh: Budi Marta Saudin
Posting Komentar untuk "Bertanya Kepada Ulama Tentang Ahlussunnah Terjun di Dunia Politik"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.