Istiqamah Pasca Ramadhan - Khutbah Idul Fitri 1 Syawwal 1444 H (April 2023 M)
ISTIQAMAH PASCA RAMADHAN
Oleh: Dr. Sudarto, B.Sh., M.P.I
Khutbah Idul Fitri
1 Syawwal 1444 H / 22 April 2023 M
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ
مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ
فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللهم صَلِّ وسَلّم وبَارِك عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحبِهِ وَمَن تَبِعَهُم بِإِحسَانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ، أما بعد:
أيها المسلمون الكرام،
أوصي نفسي وإياكم بتقوى الله سبحانه وتعالى في السِّرِّ والعلانية، فإنها وصيَّة
الله للأوَّلين والآخِرِين.
قال اللهُ تَعَالَى: وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ (النساء: 131)
وقَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (آل عمران: 102)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ، وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِى تَسَاءَلُونَ بِهِ وَاْلْأَرْحَامِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (النساء: 1)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ، وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (الأحزاب: 71)
الله أكبر، الله أكبر،
الله أكبر، ولله الحمد
Jama’ah
Salat Ied Rahimani Wa Rahimakumullah…
Di pagi yang cerah, di hari yang penuh dengan
kegembiraan ini, marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Jalla jalaaluh.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu.” (QS. al-Hujurat (49): 13)
Imam ath-Thabari rahimahullah
dalam kitab tafsirnya berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian
-wahai manusia- adalah yang paling tinggi takwanya kepada Allah, dengan
menunaikan berbagai kewajiban dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan, bukan
karena megahnya rumah atau banyaknya keturunan.” (Tafsir
Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, vol. 22, hal. 312)
Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
mulia, suri tauladan kita, Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wa sallam, kepada
keluarga dan para sahabat serta pengikut setianya hingga akhir zaman.
Jama’ah Salat Ied Yang Semoga Senantiasa
Dirahmati Dan Diberkahi Oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala…
Tidak terasa begitu cepat waktu berlalu, bulan
Ramadhan 1444 H telah meninggalkan kita, namun hal ini bukan berarti menjadikan perjuangan
dan kesungguhan kita untuk menggapai ridha Allah telah selesai, perjuangan ini
harus terus berlanjut hingga ajal menjemput, sebagaimana firman Allah Subhanahu
wa ta'ala:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu
ajal kematianmu yang diyakini.” (QS. al-Hijr (15): 99)
Ibnu Rajab al-Hanbali berkata,
عَمَلُ
المُؤمِنِ لَا يَنقَضِي حَتّى يَأتِيَهُ أَجَلُهُ
“Amalan seorang mukmin
tidak terhenti hingga datang ajalnya.” (Ibn
Rajab, Lathaif al-Ma’arif, hal. 398)
Sehingga sungguh ironi jika seseorang
bersemangat dalam beribadah hanya di bulan Ramadhan, namun setelah Ramadhan
berlalu, ia kembali terjerembah dalam kubangan dosa dan maksiat. Bisyr al-Haafi pernah
ditanya tentang orang yang hanya bersungguh-sungguh dalam beribadah di bulan
Ramadhan saja, maka beliau berkata,
بِئسَ القَومِ لَا يَعرِفُونَ لِلَّهِ حَقًّا إِلَّا فِي شَهرِ رَمَضَانَ إِنَّ الصَّالِحَ الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَيَجتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا
“Alangkah buruknya suatu kaum yang tidak
mengenal hak Allah, kecuali di bulan Ramadhan, sesungguhnya orang salih itu
adalah orang yang beribadah dan bersungguh-sungguh di sepanjang tahun.” (Ibn
Rajab, Lathaif al-Ma’arif hal. 396)
Oleh karena Ramadhan telah berlalu, maka hendaknya kita melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
MEMPERBANYAK ISTIGHFAR
Dianjurkan memperbanyak istighfar atas
kekurangan dalam beribadah secara umum, dan atas kekurangan dalam beribadah di
bulan Ramadhan secara khusus, sebagaimana istigfar juga sebagai penutup amalan
seperti salat malam, Allah Subhanahu wa ta'ala mensifati orang-orang yang
bertakwa dengan orang-orang yang suka menutup salat malamnya dengan istigfar.
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ * وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Di dunia mereka sedikit
sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi
sebelum fajar.” (QS. adz-Dzariyat (51): 17-18)
Sebagaimana Allah
memerintah Nabi di akhir dari hidupnya untuk banyak beristigfar atas dosa dan
kesalahan. Allah berfirman,
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ * وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا * فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
“Apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan, * dan kamu lihat manusia masuk agama Allah
dengan berbondong-bondong, * maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan
mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS.
an-Nasr (110): 1-3)
‘Abdullah bin ‘Abbas
berkata; “Ketika turun Idza Ja’a Nashrullah wa al-Fath hingga akhir surat, hal
itu sebagai pengkabaran akan dekatnya ajal Rasulullah, sehingga setelah itu
beliau lebih bersungguh-sungguh dalam menggapai urusan akhiratnya.”
(diantaranya istigfar dan taubat). (Tafsir Ibnu Katsir vol. 8, hal. 482).
2. BERDOA AGAR AMAL IBADAH DITERIMA
Para salafus salih adalah
kaum yang paling bersemangat dalam beramal dan paling getol dalam menggapai
kesempurnaan amal, namun mereka juga orang yang paling takut, jika amalan
mereka tidak diterima di sisi Allah. Mereka
seperti yang Allah gambarkan dalam firmannya,
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ * أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah
mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya
mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.* mereka itu bersegera untuk mendapat
kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS.
al-Mukminun (23): 60-61)
Maksudnya mereka khawatir kalau-kalau
pemberian-pemberian (sedekah-sedekah) yang mereka berikan, dan amal ibadah yang
mereka kerjakan itu tidak diterima Allah pada hari perhitungan amal (hisab).
Sahabat Abu Darda’ berkata,
لِأَنْ أَسْتَيْقِنَ أَنَّ الله قَد تَقَبَّلَ لِي صَلَاةً وَاحِدَةً أَحَبُّ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ إِنَّما يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Jika Allah menerima satu
salatku dengan pasti, tentu itu lebih aku cintai daripada dunia dan isinya,
karena Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari
orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Maidah (5): 27).” (Tafsir Ibnu Katsir, vol.
3, hal. 77)
Sahabat ‘Ali bin Abi
Thalib juga berkata,
كُونُوا لِقَبُولِ العَمَلِ أَشَدَّ اِهتِمَامًا مِنكُم بِالعَمَلِ أَلَم تَسمَعُوا اللهَ عَزَّ وَجّلَّ يَقُولُ: إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Jadilah kalian orang
yang lebih perhatian terhadap bagaimana agar amalan diterima, bukan hanya
sekedar beramal, tidakkah kalian mendengar firman Allah Azza wa Jalla,
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS.
al-Maidah (5): 27) (Ibnu Rajab, Lathaif al-Ma’arif, hal. 375)
Oleh karena itu, mereka
senantiasa berdo’a agar amalan mereka diterima oleh Allah. Ma’la bin al-Fadhl berkata:
كَانُوا يَدعُونَ اللهَ سِتَّةَ أَشهُرٍ أَن يُبَلِّغَهُم شَهرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدعُونَ اللهَ سِتَّةَ أَشهُرٍ أَن يَتَقَبَّلَهُ مِنهُم
“Para Salaf senantiasa
berdo’a selama 6 bulan kepada Allah agar di pertemukan dengan bulan Ramadhan,
kemudian mereka berdo’a 6 bulan setelahnya agar amalan mereka diterima di sisi
Allah.” (Ibnu Rajab, Lathaif al-Ma’arif, hal. 376).
Demikianlah salafus salih
ketika meninggalkan Ramadhan mereka satu sama lain saling mengucapkan doa agar
amalan mereka diterima.
Dari Jubair bin Nufair
berkata,
كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا الْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ
“Adalah para sahabat Rasulullah Shollallahu
'alaihi wa sallam apabila mereka saling bertemu pada hari raya, mereka saling
mengucapkan, Taqabbalallahu minna wa minka (semoga Allah menerima amalan ibadah
kita dan ibadah-mu).” (Ibnu Hajar, Fathul Bari vol. 2, hal. 446, dengan sanad Hasan).
3. TETAP ISTIQAMAH DALAM BERAMAL DAN BERIBADAH
Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا، وَإِنْ قَلَّ
“Amal yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala
adalah yang dilakukan secara dawam (kontinyu), walau sedikit.” (HR. al-Bukhari no. 5861,
Muslim no. 783)
Bulan Ramadhan |
Bulan Syawal dan Seterusnya |
Salat lima
waktu berjama’ah |
Lanjutkan |
Salat rawatib |
Lanjutkan |
Salat malam |
Lanjutkan walau
hanya witir |
Puasa |
Lanjutkan
dengan puasa syawal, ayyam al-bidh, senin dan kamis, dll |
Membaca
al-Qur’an |
Lanjutkan |
Solidaritas
sosial (sedekah, memberi ifthar, zakat fitri) |
Lanjutkan
dengan bersedekah dan bayar zakat harta bagi yang mempunyai kewajiban. |
Amalan kebaikan
lainnya |
Lanjutkan |
Jama’ah Salat Ied
Rahimani Wa Rahimakumullah…
Lalu apa kiat agar kita
bisa istiqamah dalam ketaatan dan amal, agar kita tetap mampu kontinyu dalam
beribadah? Diantara kiat-kiatnya adalah sebagai berikut:
1. Banyak Berdoa Memohon Keistiqamahan
Nabi Muhammad Shollallahu
'alaihi wa sallam sebagai manusia yang sudah diberi garansi surga dan diampuni
dosa-dosanya, namun beliau tetap memohon kepada Allah agar diberi keteguhan
dalam iman dan amal serta agar diberi keistiqamahan.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amru
bin al-‘Ash berkata bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah Shollallahu
'alaihi wa sallam bersabda,
«إِنَّ
قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ،
كَقَلْبٍ وَاحِدٍ، يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ» ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اللهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا
عَلَى طَاعَتِكَ»
“Sesungguhnya hati semua
manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah.
Allah Subhanahhu wa Ta’ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya.”
Setelah itu, Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam berdoa; “Allahumma
mushorrifal quluub sharrif quluubanaa ‘ala tha’atik” [Ya Allah, Dzat yang
memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah
kepada-Mu!].” (HR. Muslim no. 2654).
Dari Anas bin Malik, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ: اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Adalah Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa
sallam banyak berdoa, “Allahumma Tsabbit Qalbii ‘Ala Diinik” [Ya Allah!,
Teguhkanlah hatiku di atas Agama-Mu].” (HR. at-Tirmidzi no. 2140, Ibnu Majah
no. 3834, Hadis Sahih)
2. Memohon
Pertolongan Allah Dalam Beribadah
Hal ini seperti sebuah untaian doa yang indah
yang diajarkan oleh Rasulullah kepada sahabat Muadz bin Jabal.
Dari Muadz bin Jabal,
bahwasannya Rasulullah bersabda sembari memegang tangan Muadz,
يَا مُعَاذُ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ
“Wahai Muadz, demi Allah sesungguhnya aku
sangat mencintaimu, demi Allah aku sangat mencintaimu.”
Lalu beliau bersabda,
أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Wahai Muadz, aku berwasiat kepadamu, agar
jangan kamu tinggalkan di akhir dari salatmu untuk berdoa, “Allahumma A’inni
‘Ala Dzikrika, wa syukrika, wa Husni ‘Ibadatika.” [Ya Allah! tolonglah aku agar
selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan bagus dalam beribadah
kepada-Mu].” (HR. Abu Dawud no. 1522, an-Nasa’i no. 1303)
3.
Bermujahadah (Bersungguh-Sungguh) Dalam Ibadah Dan Amal.
Keistiqamahan tidak bisa diraih dengan sekedar
angan-angan dan impian, namun harus diusahakan dan selalu diupayakan dengan
kesungguhan, apabila kita bersungguh-sungguh dalam beramal dan beribadah dalam
rangka meriah keistiqamahan, niscaya Allah akan memberi jalan dan kemudahan
bagi kita semua. Sebagaimana firman Allah,
وَالَّذِينَ جاهَدُوا فِينا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang
bermujahadah untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-Ankabut (29): 69)
Imam al-Mawardhi
menjelaskan maksud ayat di atas, bahwa: “Orang-orang yang bersungguh-sungguh
dalam amal ketaatan karena berharap pahala dan takut dari siksa Allah, maka
Allah akan menunjukkan kepada mereka jalan agama yang hak, jalan menuju ilmu
yang belum mereka ketahui, jalan menuju keikhlasan dalam beribadah dan jalan
menuju syurga Allah.” (Tafsir al-‘Uyun wa an-Nukat 4/294-295)
4. Banyak Menyibukkan Diri Dalam Ilmu Syar’i.
Dengan menyibukkan diri
dalam ilmu syar’i akan membantu seseorang untuk meraih keistiqamahan, karena
dengan ilmu syar’i seseorang mampu mengetahui mana yang hak dan mana yang
batil?, mana yang sunnah dan mana yang bid’ah?, mana yang diperintahkan dan
mana yang dilarang?. Tidaklah seseorang terjerumus ke dalam jurang dosa dan
kemaksiatan, melainkan karena kebodohannya terhadap ilmu agama!.
Imam Ibn al-Qayyim
berkata,
بِهِ يُعْرَفُ اللَّهُ وَيُعْبَدُ، وَيُذْكَرُ وَيُوَحَّدُ، وَيُحْمَدُ وَيُمَجَّدُ. وَبِهِ اهْتَدَى إِلَيْهِ السَّالِكُونَ. وَمِنْ طَرِيقِهِ وَصَلَ إِلَيْهِ الْوَاصِلُونَ. وَمِنْ بَابِهِ دَخَلَ عَلَيْهِ الْقَاصِدُونَ. بِهِ تُعْرَفُ الشَّرَائِعُ وَالْأَحْكَامُ، وَيَتَمَيَّزُ الْحَلَالُ مِنَ الْحَرَامِ. وَبِهِ تُوصَلُ الْأَرْحَامُ وَبِهِ تُعْرَفُ مَرَاضِي الْحَبِيبِ، وَبِمَعْرِفَتِهَا وَمُتَابَعَتِهَا يُوصَلُ إِلَيْهِ مِنْ قَرِيبٍ. وَهُوَ إِمَامٌ، وَالْعَمَلُ مَأْمُومٌ. وَهُوَ قَائِدٌ، وَالْعَمَلُ تَابِعٌ. وَهُوَ الصَّاحِبُ فِي الْغُرْبَةِ وَالْمُحَدِّثُ فِي الْخَلْوَةِ، وَالْأَنِيسُ فِي الْوَحْشَةِ. وَالْكَاشِفُ عَنِ الشُّبْهَةِ. وَالْغِنَى الَّذِي لَا فَقْرَ عَلَى مَنْ ظَفِرَ بِكَنْزِهِ. وَالْكَنَفُ الَّذِي لَا ضَيْعَةَ عَلَى مَنْ آوَى إِلَى حِرْزِهِ
“Dengannya (ilmu) Allah
itu dikenal dan disembah, disebut dan diesakan, dipuji dan diagungkan. Dengan
ilmu orang yang menitinya meraih petunjuk. Melalui jalan ilmu orang-orang
sampai pada tujuan. Dari pintu ilmu seseorang masuk menuju Allah. Dengan ilmu,
syariat dan hukum itu diketahui, halal dan haram bisa dibedakan. Dengan ilmu
tali kekerabatan mampu disambung dan dengan ilmu keridhaan sang kekasih (Rasul)
diketahui, dengan mengetahui keridhaan dan mengikuti Rasul tujuan itu akan
segera diraih. Ilmu itu imam sedangkan amal adalah makmum, ilmu itu panglima
sedang amal adalah pengikut. Ilmu adalah teman dalam keterasingan, teman bicara
dalam kesendirian, dan teman yang menenangkan dalam ketakutan. Ilmu mampu
menyibak segala kerancuan, ia kekayaan yang tidak akan membuat miskin bagi yang
mampu menyimpannya dan benteng yang tidak akan membuat rugi bagi orang yang
berlindung kepadanya.” (Madarik as-Salikin 2/439-440)
5. Beramal Sesuai Dengan Kemampuan (Jangan Memaksakan Diri)
Maksudnya saat semangat
maka berama-lah dengan penuh semangat, namun ketika malas dan bosan mulai
menggelayuti diri, maka jangan-lah meninggalkan amalan tersebut secara
totalitas, justru tetap-lah beramal walaupun porsinya dikurangi. Ibadah di
bulan Ramadhan terasa ringan dan mudah, karena keberkahan bulan Ramadhan dimana
para syaitan dibelenggu, suasana kebersamaan begitu terasa indah hingga membuat
seseorang bersemangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Namun hal itu
tentunya tidak akan dijumpai di luar Ramadhan, maka solusinya tetaplah beramal
walupun tidak sesempurna saat beramal di bulan Ramadhan.
Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
«يَا
أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللهَ
لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَا
دُووِمَ عَلَيْهِ، وَإِنْ قَلَّ»
“Wahai sekalian manusia,
lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan
(menerima amal), hingga kalian bosan (beramal). (Ketahuilah bahwa) amalan yang
paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinyu (ajeg), walaupun
sedikit.” (HR. al-Bukhari no. 5861, Muslim no. 782).
6. Terus Menjaga Keikhlasan Dalam Beramal
Seseorang yang beramal
dengan ikhlas tidak akan pernah termotivasi untuk beramal cuma karena pujian
atau acungan jempol manusia, dan tidak pula kendor semangatnya dalam beramal,
karena sepi dari pujian, atau unlike para followers, yang menjadi motivasinya dalam
beribadah tiada lain adalah berharap pahala dan rida Allah Subhanahu wa ta'ala .
Orang yang ikhlas tidak pernah gentar walau petir menyambar-nyambar dan tidak
pernah tergoda oleh bujuk rayu kenikmatan dunia walaupun rayuannya
mendayu-dayu. Dia tetap istiqamah menuju Allah dengan berbagai ketaatan dan
amal. Sebagaimana perintah Allah kepada Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wa
sallam dalam sebuah firman-Nya,
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ * مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama Allah; (tetaplah di atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui * dengan kembali bertaubat
kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah salat dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.” (QS. ar-Ruum (30): 30-31)
7. Mencari Sahabat Dan Lingkungan Yang Baik
Sahabat yang pemalas dan
banyak dosa akan melemahkan keistiqamahan seseorang dalam beramal dan
beribadah. Coba renungkan firman Allah setelah memerintahkan Nabi Muhammad
Shollallahu 'alaihi wa sallam untuk istakamah, lalu memperingatkan Nabi
Shollallahu 'alaihi wa sallam jangan sampai ada kecenderungan dan keberpihakan
kepada pelaku dosa dan kemaksiatan, karena itu semua akan berpengaruh pada
keistiqamahannya.
Allah Subhanahu wa ta'ala
berfirman,
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ * وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar,
sebagaimana diperintahkan kepada-mu dan (juga) orang yang telah bertaubat
beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Dia Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan. * Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim
yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai
seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi
pertolongan.” (QS. Huud (11): 112-113)
Jama’ah Salat Ied Rahimani Wa Rahimakumullah…
Akhirnya kita memohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala melalui nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, semoga Allah menganugerahkan pula kepada kita semua keistiqamahan dalam ketaatan dan keimanan, dan husnul khatimah di akhir kehidupan kita. Aamiin ya Rabbal 'Aalamiin.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صِلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ
إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما باركت عَلَى
إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللهم اغفر للمسلمين
والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات يا سميع قريب مجيب الدعوات
يا قاضي الحاجات.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْأَلُكَ النَّعِيمَ الْمُقِيمَ الَّذِي لَا يَحُولُ وَلَا يَزُولُ. اللَّهُمَّ
إني أسألك النعيمَ يومَ العَيلَةِ والأمنَ من يَوْمِ الْخَوْفِ. اللَّهُمَّ إِنَّى
عَائِذٌ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أَعْطَيْتَنَا وَمِنْ شَرٍّ مَا مَنَعْتَنَا.
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا وَكَرِّهْ
إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ.
اللَّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ وَأَحْيِنَا مُسْلِمِينَ وَأَلْحِقْنَا
بِالصَّالِحِينَ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا مَفْتُونِينَ
رَبَّنَا لَا
تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا
إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا
تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا
وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ
أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً
رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وآخر
دعوانا أن الحمد لله رب العالمين وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه
وسَلَّمَ أجمعين.
Download File PDF
Posting Komentar untuk "Istiqamah Pasca Ramadhan - Khutbah Idul Fitri 1 Syawwal 1444 H (April 2023 M)"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.