Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bermegah - Megahan dengan Masjidnya Namun TIDAK Memakmurkannya - Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 11

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur hanyalah milik Allah Rabb semesta alam. Tidak layak bagi seorang hamba untuk bersyukur atas nikmat yang didapatkan kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Berkat nikmat-Nya, Rahmat-Nya, dan Kuasa-Nya, serta Pertolongan dari-Nya, pada siang hari ini kita dimudahkan dan dianugerahi kemampuan untuk dapat melaksanakan salah satu kewajiban kita sebagai seorang muslim mukmin yaitu menunaikan sholat jum’at secara berjama’ah.

Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, untuk keluarga beliau, para sahabat radhiyallahu anhum, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan orang-orang yang selalu menjaga kemurnian Islam dan Imannya hingga hari akhir.

Jamaah yang dirahmati Allah…

وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِي الْمَسَاجِدِ». أَخْرَجَهُ الْخَمْسَةُ إلاَّ التِّرْمِذِيَّ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ.

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga orang-orang berlomba dalam kemegahan masjid.” (Dikeluarkan oleh imam yang lima kecuali Tirmidzi. Ibnu Khuzaimah mensahihkannya). (HR. Abu Daud, no. 449; An-Nasai, 2:32; Ibnu Majah, no. 739; Ahmad, 19:372; Ibnu Khuzaimah, no. 1322, 1323. Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan dalam Minhah Al-‘Allam, 2:494, mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih sesuai syarat Muslim, perawinya tsiqqah (terpercaya), perawi shahihain selain Hammad bin Salamah yang termasuk perawi Imam Muslim).

Tanda kiamat adalah setiap orang akan saling bangga dengan bangunan masjidnya yang megah. Mereka berbuat riya’, sum’ah, dan gila pujiaan dengan kemegahan masjidnya yang ada.

Jamaah yang dirahmati Allah…

Setiap hamba tentu menginginkan sebuah kemuliaan pada dirinya, kemuliaan yang dapat menjadikan dirinya diangkat derajatnya oleh Allah, baik itu di dunia maupun akhiratnya. Ada banyak sekali cara yang bisa dilakukan oleh seorang hamba untuk dapat meraih kemuliaan dari sisi Allah subhanahu wa  ta'ala. Diantaranya adalah menjadikan masjid sebagai tempat yang senantiasa ia cintai, tempat yang senantiasa ia rindukan, tempat yang ia makmurkan dengan mengisi kebaikan-kebaikan didalamnya.

Kita semua telah mengetahui betapa agungnya kedudukan masjid di dalam Agama Islam. Dimana Masjid merupakan bangunan yang sangat dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam suatu ketika pernah ditanya tentang tempat apa yang paling dicintai oleh Allah azza wa jalla di muka bumi ini. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun mengatakan:

أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ مَسَاجِدُهَا

“Tempat yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dimuka bumi ini adalah masjid-masjid-Nya.” (HR. Muslim: 671, As syaukaani:  ت1255)

Jamaah yang dirahmati Allah...

Masjid Adalah Tempat yang dicintai Allah Subhanahu wa ta'ala, maka ketika seseorang mencintai apa - apa yang Allah cintai yaitu masjid misal salah satunya, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan memberikan kebaikan kepada hamba tersebut. Apa kebaikan yang akan Allah berikan bagi hamba-hambanya yang hatinya cinta dan senantiasa rindu dengan masjid? Yaitu Allah subhanahu wa ta'ala akan menjadikan hamba tersebut termasuk orang-orang yang akan dinaungi oleh Allah subhanahu wa ta'ala pada hari kiamat kelak. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ

“Ada 7 orang yang akan Allah berikan naungan pada hari kiamat dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Siapa di antara 7 orang itu? Salah satunya yaitu:

رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ في المَسَاجِدِ

“Orang yang hatinya terpaut dengan masjid.” (Sohih Al Bukhori: 1423)

Subhanallah, orang yang hatinya senantiasa cinta, rindu dan senantiasa terpaut dengan masjid, diberikan oleh Allah naungan dipadang mahsyar, yang dimana dihari itu umat manusia sangat membutuhkan naungan Allah ‘Azza wa Jalla.

Begitupula Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memberikan janji besar bagi hamba - hamba-Nya  yang membangun masjid dengan sebuah rumah di surga. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang membangun masjid, Allah akan bangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga.” (HR. Ahmad: 434, dikeluarkan oleh Al Bukhori: 450 dan Muslim: 533)

Dalam satu riwayat yang lain:

ولو كمَفْحَصِ قَطاةٍ

“Walaupun ia membangun masjid dengan andil hanya sebesar sangkar burung saja.” (HR. Ibnu Hibban)

Kemudian Jamaah yang dirahmati Allah, kebaikan yang akan Allah berikan kepada seorang hamba yang senantiasa cinta dan ia juga memakmurkan masjid serta mengisinya dengan apa – apa yang telah diajarkan oleh Allah dan Rasulnya, tidak membuat dan melakukan ibadah - ibadah yang baru didalamnya, Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyaksikan keimanan orang-orang yang senantiasa memakmurkan masjid dan senantiasa memberikan hidayah kepada hamba tersebut. Allah beriman:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah itu hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan kehidupan akhirat,

 وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ

ia benar-benar menjaga shalatnya dan membayar zakat,

 وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ

dia tidak takut kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja.

فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Maka semoga mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan hidayah.” (QS. At-Taubah: 18)

Kata Ibnu Abbas Rhadiallahu 'anhuma, kata-kata عسى dalam Al-Qur’an memiliki makna yang pasti. Artinya orang yang memakmurkan masjid sesuai dengan Perintah Allah dan Sunnah Rasulullah pasti diberikan ke dalam hatinya hidayah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jamaah yang dirahmati Allah...

Allah Subhanahu wa ta'ala pun juga menjamin bahwa setiap hamba mukmin yang senantiasa menjalankan kakinya menuju masjid dan dia terus menjaga agar bisa melaksanakan shalat di masjid, Allah akan jamin bahwa hamba mukmin tersebut akan hidup dalam keadaan baik dan wafat pun dalam keadaan baik. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Aku bermimpi tadi malam melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam bentuk yang paling indah. Allah berfirman: ‘Ya Muhammad, tahukah kamu apa yang sedang diperbincangkan oleh para malaikat yang ada di langit sana?’ Rasulullah berkata: ‘Aku tidak tahu Ya Allah.'”

Lalu Allah pun meletakkan tangan-Nya di antara dua pundakku sehingga aku merasakan dinginnya di antara dua dadaku, sehingga aku pun mengetahui apa yang terjadi di langit dan di bumi. Lalu kemudian Allah berfirman kepadaku tentang apa yang sedang diperbincangkan oleh malaikat yang ada di langit sana:

في الكفارات والدرجات

“Tentang amalan yang bisa menggugurkan dosa dan amalan yang mengangkat derajat.”

Apa itu amalan yang menggugurkan dosa? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مشي الأقدام إلى الجماعات

“Berjalan kaki menuju shalat berjamaah.

وانتظار الصلاة بعد الصلاة

“Menunggu satu shalat sampai shalat berikutnya di masjid.”

وإسباغ الوضوء في المكروهات

“dan menyempurnakan wudhu saat-saat sulit.”

Lalu Allah berfirman kepadaku:

صدقت يا محمد ، ومن فعل ذلك عاش بخير ، ومات بخير

“Engkau benar wahai Muhammad. Siapa yang melakukan perbuatan ini, ia akan hidup diatas kebaikan dan ia pun akan meninggal diatas kebaikan.”

Allah menjamin setiap para pecinta masjid yang senantiasa menjalankan kakinya menuju masjid, bahwa ia akan hidup diatas kebaikan dan wafat pun diatas kebaikan.

Subhanallah, adakah keutamaan yang lebih agung dari ini? Semua kita pasti ingin meninggal dalam keadaan husnul khatimah wafat diatas kebaikan.

Maka tanda orang yang mencintai masjid adalah ia memakmurkannya. Dan memakmurkan masjid yang paling agung adalah dengan meramaikan shalat berjamaah dan menghadiri majelis ilmu di dalamnya.

 

Jamaah yang dirahmati Allah...

Sebagai seorang muslim mukmin kita wajib untuk mencintai dan menghormati masjid. Karena kita sudah mengetahui bahwasannya masjid adalah tempat yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka mari hormatilah masjid.

Lalu bagaimana cara menghormati masjid? Yaitu diantaranya adalah dengan cara:

1. Masuk Masjid Kaki Kanan terlebih dahulu

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

مِنَ السُّنَّةِ إِذَا دَخَلْتَ الْمَسْجِدَ أَنْ تَبْدَأَ بِرِجْلِكَ الْيُمْنَى، وَإِذَا خَرَجْتَ أَنْ تَبْدَأَ بِرِجْلِكَ الْيُسْرَى

“Termasuk sunnah ketika masuk masjid adalah mendahulukan kaki kanan. Dan jika keluar dengan mendahulukan kaki kiri.” (HR. Al-Hakim, 1: 218. Beliau berkata, “Shahih sesuai syarat Muslim”, dan disetujui oleh Adz-Dzahabi)

2. Mengerjakan Shalat Tahiyatul Masjid

Ketika kita masuk masjid, jangan lupa untuk melaksanakan shalat tahiyatul masjid. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ

“Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, jangan lah ia duduk sampai ia mengerjakan shalat dua rakaat.” (Sohih Al Bukhori: 1163)

Bahkan pernah dalam hadits riwayat Muslim dalam Shahihnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang khutbah jumat, lalu ada seorang laki-laki yang bernama Sulaik Al–Ghathafani masuk ke masjid dan langsung duduk. Kemudian Rasulullah menegur dan berkata:

أَصلي ركعتين

“Apakah kamu sudah shalat 2 rakaat?”

Kata sahabat ini: “Belum Wahai Rasulullah…” Lalu kata Rasulullah:

قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ، وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا

“Bangun kamu, shalat dua rakaat dan ringankan shalatmu.” (HR. Muslim)

Padahal kita tahu bahwa mendengarkan Khutbah Jumat adalah wajib, Tapi ternyata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menegur seorang laki-laki masuk masjid yang tidak shalat tahiyat masjid. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan di antara tanda - tanda hari kiamat,

وأنْ تُتَّخَذَ المساجدُ طرُقًا

“Masjid hanya dijadikan untuk tempat lalu-lalang saja (dimana orangnya tidak shalat tahiyat masjid).”

Subhanallah, Ini penghormatan yang teragung terhadap masjid. Yaitu kita ketika masuk masjid, jangan lupa untuk shalat tahiyatul masjid.

2. Tidak Gaduh Di dalam Masjid

Mengangkat suara dengan lantang di masjid bukan untuk syiar Islam, maka itu dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إيّاكم وهيشات الأسواق في المساجد

“Jauhilah oleh kalian suara-suara yang membuat gaduh di dalam masjid.” (HR. Muslim)

Pernah suatu ketika di zaman ‘Umar bin Khattab ada dua orang yang sedang ngobrol didalam masjid Nabawi dengan suara yang keras. Maka ‘Umar bin Khattab melempar mereka berdua yang sedang ngobrol dengan suara lantang tersebut dengan kerikil. Lalu kemudian ‘Umar menasehati mereka, kemudian Umar bertanya kepada dua orang tadi: “Dari mana kalian berasal?”

Mereka berdua berkata: “Kami dari Thaif.” Kata ‘Umar: “Kalau kamu penduduk kota Madinah, aku akan memukulmu. Apa kamu tidak tahu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Sallam melarang untuk mengangkat suara dengan lantang yang bukan untuk syiar islam di masjid?”

3. Membersihkan Dan Mensucikan Masjid

Di antara bentuk penghormatan kepada masjid, yaitu kita senantiasa membersihkan dan mensucikannya. Kita dianjurkan untuk membersihkan, bahkan kotoran sangat kecil yang kita lihat. Kita sangat dianjurkan untuk membersihkannya. Begitu Pula senantiasa berusaha untuk menjaga masjid agar senantiasa wangi, agar ia senantiasa bersih. Dahulu ada seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang disebut dengan Al-Mujmir (المجمر), yaitu sebutan untuk orang yang selalu memberikan wewangian di masjid. Ia adalah yang bernama Abdullah Al-Mujmir dan anaknya yang bernama Nu’aim Al-Mujmir.

4. Mencintai Orang-Orang Yang Memakmurkan Masjid

Kita berusaha mencintai masjid dan mencintai orang-orang yang mencintai masjid. Karena sesungguhnya itu adalah merupakan kemuliaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka saudaraku, inilah masjid. Jadikanlah masjid itu di hati-hati kita, jadikanlah hati kita benar-benar mencintai masjid senantiasa rindu kepada masjid. Sehingga kita memohon kepada Allah mudah-mudahan diwafatkan oleh Allah dalam keadaan husnul khatimah, berada di atas kebaikan. Dan Semoga Allah kumpulkan kita di surga-Nya sebagaimana Allah kumpulkan kita dimasjid Al Hikmah ini… Aaamin ya Rabbal Aa'lamin…

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Ryzen Store

Posting Komentar untuk "Bermegah - Megahan dengan Masjidnya Namun TIDAK Memakmurkannya - Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 11"