Munculnya Nabi Palsu - Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 1
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
فَهَلۡ يَنۡظُرُوۡنَ اِلَّا السَّاعَةَ اَنۡ تَاۡتِيَهُمۡ بَغۡتَةً
ۚ فَقَدۡ جَآءَ اَشۡرَاطُهَا ۚ فَاَنّٰى لَهُمۡ اِذَا جَآءَتۡهُمۡ ذِكۡرٰٮهُمۡ
"Maka apalagi yang
mereka tunggu-tunggu selain hari Kiamat, yang akan datang kepada mereka secara
tiba-tiba, karena tanda-tandanya sungguh telah datang…" (QS. Muhammad: 18)
Hari Kiamat:
ü Kiamat Kecil
(Sughro): Kematian Manusia
ü Kiamat
Sedang (Al Wusto): Musibah yang menimpa 1 Kampung atau 1 daerah, (Tsunami Aceh,
Lenyapnya Kaum Ad, Kaum Tsamud, Kaum Sodom, Dukuh Legetang).
ü Kiamat Besar
(Al Kubro): Hancurnya Alam semesta ini, diwafatkannya seluruh manusia,
dibangkitkannya manusia dari alam kuburnya untuk dihisab dan di balas
amalan-amalan.
Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang
Terjadi
Yang pertama
Di antara keyakinan di dalam agama Islam yang tidak dapat
diganggu gugat adalah bahwa nabi Muhammad bin Abdullah Al-Hasyimi Al-Qurasyi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah kepada seluruh bangsa di
dunia, dari kalangan jin dan manusia. Dan bahwa beliau adalah penutup seluruh para
nabi dan rasul, tidak ada lagi nabi dan rasul setelah beliau. Maka barangsiapa
mengaku sebagai nabi atau rasul, pembawa syari’at baru atau tanpa syari’at
baru, setelah nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau membenarkan
pengakuan seseorang sebagai nabi, sesungguhnya ikatan Islam telah lepas dari
dirinya.
Akan tetapi, hikmah Allah telah menetapkan bahwa Dia akan menguji keimanan hamba-hambanya dengan memunculkan orang-orang yang mengaku sebagai nabi setelah nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bagi orang yang memiliki ilmu warisan dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka peristiwa itu akan menambah keyakinan dan keimanannya terhadap kebenaran nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan agama yang beliau bawa. Karena memang fenomena akan munculnya para dajjal (pendusta) yang mengaku sebagai nabi itu telah diberitahukan oleh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam di masa kehidupannya.
Perbedaan Nabi dan Rasul
Syaikh Soleh Al Utsaimin:
Memang benar, ada perbedaan antara Nabi dan
Rasul. Ulama mengatakan bahwa Nabi adalah seorang yang diberi wahyu oleh Allah
dengan suatu syari’at namun tidak diperintah untuk menyampaikannya, akan tetapi
mengamalkannya sendiri tanpa ada keharusan untuk menyampaikannya.
Sedangkan Rasul adalah seorang yang
mendapat wahyu dari Allah dengan suatu syari’at dan ia diperintahkan untuk
menyampaikannya dan mengamalkannya. Setiap rasul mesti nabi, namun tidak setiap
nabi itu rasul. Jadi para nabi itu jauh lebih banyak ketimbang para rasul.
Sebagian Nabi dan Rasul ada yang dikisahkan dalam Al Quran dan Ada yang tidak.
Jumlah Para Nabi dan Rasul
Terdapat beberapa hadits yang menyebutkan
jumlah Nabi dan Rasul namun tidak ada satupun yang sohih. Dari Abu Dzar
radhiallahu ‘anhu, ia berkata:
قلتُ: يا رسولَ اللهِ ! أيُّ الأنبياءِ كان
أولُ ؟ ! قال: آدمُ، قلتُ: يا رسولَ اللهِ ! ونبيٌّ كان ؟ ! قال: نعم نبيٌّ
مُكلَّمٌ، قلتُ: يا رسولَ اللهِ: كم المرسلونَ ؟ ! قال: ثلاثُ مئةٍ وبضعةَ عشرَ ؛
جمًّا غفيرًا
“Aku bertanya: wahai Rasulullah, siapa Nabi
pertama? Rasulullah menjawab: Adam. Aku bertanya: wahai Rasulullah, apakah
beliau (Adam) seorang Nabi? Rasulullah menjawab: benar, ia seorang Nabi yang
diajak bicara oleh Allah. Aku bertanya: wahai Rasulullah, ada berapa jumlah
para Rasul? Rasulullah menjawab: 300 sekian belas, mereka sangat banyak” (HR.
Ahmad no.21586, Al Hakim (2/652), Al Baihaqi no.18166. Dishahihkan Ahmad Syakir
dalam Umdatut Tafsir (1/309) dan Al Albani dalam Takhrij Al Misykah no.5669.
Dan sebagian ulama mendhaifkan hadits ini).
Dalam riwayat lain dari Abu Dzar juga:
قلت: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَمِ
الْأَنْبِيَاءُ ؟ قَالَ: (مِائَةُ أَلْفٍ وَعِشْرُونَ أَلْفًا)، قُلْتُ:يَا
رَسُولَ اللَّهِ كَمِ الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ؟ قَالَ: (ثَلَاثُ مِائَةٍ وَثَلَاثَةَ
عَشَرَ جَمًّا غَفِيرًا)
“Aku berkata: wahai Rasulullah, ada berapa
jumlah Nabi? Rasulullah menjawab: Nabi ada 120.000 orang. Aku berkata: wahai
Rasulullah, ada berapa jumlah Rasul? Rasulullah menjawab: Rasul ada 313 orang,
mereka sangat banyak” (HR. Ibnu Hibban no.361, didhaifkan Syaikh Syu’aib Al Arnauth
dalam Tahqiq Shahih Ibnu Hibban (2/79)).
Dalam riwayat lain dari Abu Umamah
radhiallahu ‘anhu,
قُلتُ: يا رسولَ اللهِ، كم وَفَّى عِدَّةُ
الأنبياءِ؟ قال: مِئةُ ألْفٍ وأربعةٌ وعشرونَ ألْفًا، الرُّسُلُ مِن ذلك ثلاثُ
مِئةٍ وخَمسةَ عَشَرَ جَمًّا غَفيرًا
“Aku berkata: wahai Rasulullah, ada berapa
jumlah Nabi? Rasulullah menjawab: Nabi ada 124.000 orang dan di antara mereka
ada para Rasul sebanyak 315 orang, mereka sangat banyak” (HR. Ahmad no.22342,
didhaifkan Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah (2/140)).
Dan ada hadits-hadits lainnya yang tidak
lepas dari kelemahan.
Andaikan hadits Abu Dzar dalam Musnad Ahmad
di atas shahih – sebagaimana dishahihkan oleh sebagian ulama- maka dapat
menguatkan hadits Abu Umamah.
Dan menurut sebagian ulama, tidak ada hadits
shahih sama sekali mengenai jumlah para Nabi dan Rasul. Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullah mengatakan:
وهذا الذي ذكره أحمد ، وذكره محمد بن نصر ،
وغيرهما ، يبين أنهم لم يعلموا عدد الكتب والرسل ، وأن حديث أبي ذر في ذلك لم يثبت
عندهم
“Ini pendapat yang disebutkan Imam Ahmad,
Muhammad bin Nashr dan ulama lainnya. Mereka menjelaskan bahwa tidak diketahui
berapa berapa jumlah kitab dan berapa jumlah Rasul. Dan hadits Abu Dzar dalam
hal ini tidak shahih menurut mereka” (Majmu’ Al Fatawa, 7/409).
Al Lajnah Ad Daimah ketika ditanya tentang
jumlah Nabi dan Rasul, mereka mengatakan:
لا يعلم عددهم إلا الله
“Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka
kecuali Allah” (Fatawa al Lajnah, 3/256).
Namun andai kita kompromikan
pendapat-pendapat yang ada maka insyaAllah bisa kita katakan jumlah Rasul ada
sekitar 300 sekian orang tanpa memastikan berapa, dan jumlah Nabi ada sekitar
120.000 orang tanpa memastikan berapa.
Yang jelas, jumlah mereka sangat banyak.
Sebagaimana Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan:
فلا يعلم عددهم إلا الله سبحانه وتعالى،
لكنهم جم غفير ، قص الله علينا أخبار بعضهم ولم يقص علينا أخبار البعض الآخر ،
لحكمته البالغة جل وعلا
“Tidak diketahui berapa jumlah mereka
kecuali oleh Allah subhanahu ta ta’ala. Namun jumlah mereka sangat banyak. Ada
sebagian mereka yang Allah kisahkan kepada kita kabarnya, dan ada yang tidak
dikisahkan kepada kita. Karena suatu hikmah yang besar dari Allah jalla wa
‘ala” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 2/66-67).
Sedangkan 25 Nabi yang kita ketahui, itulah
nama-nama Nabi yang disebutkan di dalam Al Qur’an. Bukan jumlah seluruh Nabi.
Adapun jumlah seluruh Nabi itu banyak sekali, sekitar 120.000 orang.
Dan yang luar biasanya, seluruh Nabi dan
Rasul yang banyak tersebut, semuanya mendakwahkan tauhid dan tauhid adalah inti
dakwahnya. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ
إِلاَّ نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun
sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Ilah (yang haq)
melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian” (QS. Al-Anbiya: 25).
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ
رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
thaghut’” (QS. An-Nahl: 36).
Kami sebutkan dalil bahwa Nabi Muhammad
Merupakan Nabi terakhir:
- Firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
مَّاكَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن
رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللهُ
بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak
dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzaab: 40)
- Rasulullah shollallahu ’alaihi wa sallam
bersabda:
أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَنَا أَحْمَدُ وَأَنَا
الْمَاحِي الَّذِي يُمْحَى بِيَ الْكُفْرُ وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ
النَّاسُ عَلَى عَقِبِي وَأَنَا الْعَاقِبُ وَالْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ
نَبِيٌّ
“(Saya memiliki empat nama:) Saya Muhammad
(yang terpuji). Saya Ahmad (yang banyak memuji atau dipuji). Saya Al-Mahi
(penghapus), dimana dengan perantaraanku Allah menghapus kekufuran. Saya
Al-Hasyir (Pengumpul), yang mana manusia nanti akan dikumpulkan dihadapanku.
Saya juga bernama Al-‘Aqib (yang belakangan) yaitu yang tak ada Nabi lagi yang
datang sesudahku”. (HSR. Al-Bukhari no: 3532; Muslim no: 2354, dan
lainya, dari Jubair bin Muth’im. Lafazh ini pada riwayat Muslim,
kalimat dalam kurung pada riwayat Bukhari)
- Rasulullah shollallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الرِّسَالَةَ وَالنُّبُوَّةَ قَدِ
انْقَطَعَتْ فَلَا رَسُولَ بَعْدِي وَلَا نَبِيَّ قَالَ فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى
النَّاسِ فَقَالَ لَكِنِ الْمُبَشِّرَاتُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا
الْمُبَشِّرَاتُ قَالَ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ وَهِيَ جُزْءٌ مِنْ أَجْزَاءِ
النُّبُوَّةِ
Sesungguhnya kerasulan dan kenabian telah
terputus, maka tidak ada Rasul dan tidak ada nabi setelah aku. Maka hal itu
terasa berat bagi para sahabat. Lalu beliau bersabda: “Kecuali al-mubasysyirat
(perkara-perkara yang memberikan berita gembira). Para sahabat bertanya: “Wahai
Rasulullah, apakah al-mubasysyirat itu?”, beliau menjawab: “Mimpi seorang
muslim, hal itu satu bagian dari bagian-bagian kenabian”. (HR. Ahmad III/267;
Tirmidzi no: 2272, dan Al-Hakim, dari Anas bin Malik. Dishahihkan oleh
Al-Albani di dalam Irwaul Ghalil no:2473 dan Shahih Al-Jami’ush Shaghir
no:1631)
Dalil yang mengabarkan Bahwa Akan ada Nabi Palsu:
Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ
دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ
رَسُولُ اللَّهِ
“Tidak akan datang hari kiamat sehingga
dibangkitkan pembohong – pembohong besar yang jumlahnya mendekati tigapuluh
orang, masing – masing mengaku sebagai utusan Allah.” (HSR. Bukhari, Kitab
Al-Manaqib, Bab: ‘Alamatan-Nubuwwah; Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyroth
As-Sa’ah, dari Abu Hurairah)
Dalam hadits yang lain Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ
قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى يَعْبُدُوا الْأَوْثَانَ
وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي ثَلَاثُونَ كَذَّابُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ
أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي
“Tidak akan datang kiamat sehingga beberapa
qabilah dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan sehingga mereka
menyembah berhala-berhala. Dan sesungguhnya akan ada di kalangan umatku ini
tiga puluh orang pembohong besar yang masing-masing mengaku sebagai nabi,
padahal aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sama sekali sesudahku.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi dari Tsauban, dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani di
dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir no: 7295)
Al-Hafizh Ibnu hajar Al-‘Asqalani
rahimahullah mengomentari tentang jumlah tiga puluh nabi palsu tersebut dengan
perkataannya: “(Jumlah 30) yang dimaksudkan di dalam hadits tersebut bukanlah
untuk semua orang yang mengaku sebagai nabi secara mutlak. Karena jumlah mereka
sebenarnya tak terbatas; tetapi yang dimaksud dengan jumlah dalam hadist
tersebut ialah untuk orang yang mengaku menjadi nabi dan memiliki kekuasaan,
serta menimbulkan syubhat (kesamaran)”. (Lihat Fathul-Bari VI: 617)
Diantara Contoh Real Nabi Palsu
1.Musailamah Al-Kadzdzab. Dia berasal ldari kota Yamamah, dan mengaku menjadi
nabi pada akhir zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuratinya dan menamainya Musailamah
Al-Kadzdzab. Orang ini memiliki banyak pengikut, dan bahaya yang ditimbulkannya
terhadap kaum muslimin cukup besar, hingga ia dihabisi riwayatnya oleh para
sahabat pada masa pemerintahan Abu-Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu dalam
perang Yamamah.
2. Di Yaman muncul pula Al-Aswad
Al-‘Ansi yang mengaku sebagai nabi, lalu dibunuh pula oleh para sahabat
sebelum wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
3. Dan muncul pula Sajah At-Tamimiyah,
seorang wanita yang mengaku sebagai nabi, dan dia diikahi oleh Musailamah. Konon
Sajah ini kemudian bertobat.
4. Demikian pula Thulaihah bin Khuwailid
As-Asadi. Dia muncul di zaman khalifah Abu Bakar, namun lalu ia bertobat
dan meninggal di dalam agama Islam, di zaman khalifah Umar bin Al-Khaththab,
menurut pendapat yang benar.
5. Lalu muncul pula Al-Mukhtar bin Abi
Ubaid Ats-Tsaqafi yang menampakkan cintanya kepada ahlul-bait (keluarga
rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam), serta menuntut balas atas
kematian Husein bin Ali Radhiyallahu ‘anhuma. Pengikutnya banyak sekali, bahkan
dapat mendominasi kota Kufah pada permulaan pemerintahan Ibnu Zubair. Kemudian
ia diperdayakan oleh syaitan, sehingga ia mengaku menjadi nabi dan mengaku
malaikat Jibril turun kepadanya. Di dalam Sunan Abu Daud, sesudah meriwayatkan
hadits mengenai pembohong-pembohong besar itu, Ibrahim An-Nakha’i bertanya
kepada Ubaidah As-Salmani: (9). “Apakah engkau menganggap Mukhtar ini termasuk
mereka (pembohong – pembohong besar itu)?”. Ubaidah menjawab: “Ketahuilah, ia
termasuk tokohnya.” (Aunul Ma’bud Syarh Abi Dawud XI: 486)
6. Dan diantaranya lagi adalah Al-Harits
Al-Kadzdzab yang muncul pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, lalu
dia di bunuh. Dan pada pemerintahan Bani Abbas juga muncul sejumlah pembohong.
7. Termasuk para pendusta tersebut adalah Mirza
Ghulam Ahmad Al-Qadiyani dari India. Dia dilahirkan th 1839 M atau 1840 M
di Qadiyan, India. Ia mengaku sebagai nabi, dan sebagai Al-Masih yang ditunggu.
Ia juga mengatakan bahwa Isa tidak hidup di langit, serta lain – lain pengakuan
dan ajaran batilnya. Para ulama telah membantah pendapatnya dan
ajarannya-ajarannya, dan mereka menyatakan bahwa dia termasuk salah seorang
pembohong besar. Para pengikut Qadiyaniyah ini (mereka sering menyebut sebagai
Ahmadiyah) tersebar di Eropa, Amerika, Afrika, Asia, dan lainnya. Termasuk di
Bogor, Semarang dan lainnya di Indonesia.
Pembohong Besar Terakhir
Pembohong – pembohong itu akan senantiasa
muncul satu persatu hingga muncul yang terakhir, yang buta sebelah matanya,
Dajjal. Imam Ahmad meriwayatkan dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu ‘anhu pada
waktu khutbahnya pada waktu terjadi gerhana matahari yang terjadi pada
zamannya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّهُ وَاللَّهِ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَخْرُجَ
ثَلَاثُونَ كَذَّابًا آخِرُهُمُ الْأَعْوَرُ الدَّجَّالُ
Demi Allah, tidak akan datang kiamat sehingga muncul tigapuluh orang pembohong besar, dan yang terakhir dari mereka adalah (dajjal) yang buta sebelah matanya, sang pembohong besar.” (HR. Ahmad, dari Samurah bin Jundub)
Posting Komentar untuk "Munculnya Nabi Palsu - Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi Ke - 1"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.