Sejarah Ulama (KH. Aceng Zakaria) Kharismatik yang Telah Kembali kepada Sang Pencipta
Daftar Isi:
Istri dan
Anak-anak KH. Aceng Zakaria
Jabatan dan
Aktivitas Organisasi KH. Aceng Zakaria
Riwayat
Pendidikan KH. Aceng Zakaria
Sejarah Singkat
Perjalanan Hidup KH. Aceng Zakaria
Do'a Untuk Beliau KH. Aceng Zakaria
Rahimahullah
KH. Aceng Zakaria
KH. Aceng Zakaria,
Beliau adalah sosok kharismatik dengan keilmuan dan wawasan keislamannya yang
sangat mendalam, beliau kelahiran 11 Oktober 1948 – 21 November 2022 di Sukarasa,
Kecamatan Wanaraja, Garut, Jawa Barat, Indonesia. Beliau adalah salah satu ulama
Indonesia yang menjabat sebagai Ketua Umum Persis 2015 – 2017, Ketua Majelis
Penasihat PP Persis dan Ketua Umum PP Persis periode 2015 - 2022.
Innalillahi wa inna ilaihi
rooji'uun…
Beliau wafat kurang lebih pukul 21.45 WIB pada hari Senin (21/11/2022) di RS Intan Husada Kabupaten Garut (Ujar Anaknya Luthfi) pada usia yang ke 74 tahun. Menurut beberapa informasi Beliau dimakamkan di pemakaman wakaf tanah wakaf Persis kurang lebih jaraknya sekitar 500 meter dekat pondok pesantren Rancabango.
Istri dan Anak-anak KH.
Aceng Zakaria
Istri Beliau bernama Hj. Euis Nurhayati. Bersama Euis
Nurhayati iapun dikaruniai 8 orang Anak:
1. Evi Nurhasanah
2. Yanti Nurlaeli, S.Pd
3. Luthfi Lukman Hakim, Lc.
4. Yudi Wildan Rosid, Lc.
5. Rifqi Aulia Rahman
6. Husni Muttakin
7. Zaki Shiddiqi
8. Rahmi Rasyidah
Jabatan dan Aktivitas
Organisasi KH. Aceng Zakaria
ü Pimpinan Pondok Pesantren Persis 99
Rancabango
ü
Ketua Bidang Garapan
Pendidikan Pimpinan Pusat Persatuan Islam
ü
Anggota Dewan Hisbah
Pimpinan Pusat Persatuan Islam
ü
Ketua BKSPPI Kabupaten
Garut
ü
Penasihat ICMI Kabupaten Garut
ü
Ketua STAI PERSIS GARUT
ü
Ketua Umum Pengurus Pusat
Persis 2015 – 2022
Riwayat Pendidikan KH. Aceng
Zakaria
- SD (1961) di
Babakan Loa Wanaraja Garut
- Tsanawiyyah (1969) di Pesantren Persis No. 1-2
Pajagalan
- Mu’allimin (1969) di
Pesantren Persis No. 1-2 Pajagalan
Sejarah Singkat Perjalanan
Hidup KH. Aceng Zakaria
Beliau semasa kecil
menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat atau SD (tahun 1961) di Babakan Loa
Wanaraja Garut, kemudian melanjutkan Tsanawiyyah (1969) di Pesantren Persis No.
1-2 Pajagalan. Karena ia ahli dalam membaca kitab, maka akhirnya ia pun ditempatkan
langsung di kelas satu Muallimin (Aliyyah, tahun 1969) di Pesantren Persis
Pajagalan. Beliau semenjak kecil memang sudah terbiasa hidup dilingkungan
pesantren, disisi lain orang tuanya juga merupakan ulama dan tokoh terkemuka di
Desanya. Ia tumbuh dewasa dengan di iringi suasana Religi dan Ilmu – Ilmu Keislaman.
Sekitar tahun 1973, KH.
Aceng Zakaria telah mulai berdiskusi masalah fiqh dengan beberapa ulama Garut
seperti, Ajengan Karhi, Ajengan Ade, Ajengan Sulaiman dari Muhammadiyah dan
beberapa ulama lainnya. Masalah yang diperdebatkan seputar membaca alfatihah di
belakang imam, masalah qunut dan beberapa masalah fiqh kontroversial lainnya
yang diselenggarakan sebulan sekali.
Hasil dari ketekunannya
dalam mempelajari kitab-kitab Ulama terdahulu dan masa kini membawa pemikiran
beliau menjadi kritis dan cermat dalam menghadapi setiap perdebatan. Dari acara
inilah namanya mulai melambung dan menjadi bahan pembicaraan para ulama Garut.
"Sekitar awal tahun
1975, KH. Aceng Zakaria memutuskan untuk pindah ke Garut atas permintaan dari
Ibu Aminah Dahlan, salah seorang pendiri pesantren Persatuan Islam pertama di
Garut. melihat kondisi umat Islam di Garut yang masih terbelenggu khurafat,
tkhayyul dan kebid’ahan membuat dirinya rajin melakukan dakwah ke berbagai daerah
di Garut.
Disamping ceramah diatas
mimbar dia juga menyampaikan ceramah di salah satu station radio di Garut.
Sesibuk apapun KH. Aceng Zakaria, Namun dedikasinya dalam mengajarkan ilmu
Islam, khususnya Fiqh, tafsir, ilmu Bahasa Arab dan hadits tidak pernah dia
tinggalkan. Ketika pertama kali menginjak Garut pun ia langsung mengajar di
Pesantren Persatuan Islam Bentar Garut.
Beberapa ustadz di Garut
meminta Aceng zakaria untuk mengajarkan ilmunya kepada mereka. Karena
permintaan terus bertambah banyak, maka dia pun mengadakan pembinaan kepada
para pengajar dan juru dakwah setiap malam jumat.
Pelajaran yang
disampaikan seputar nahwiyyah, Fiqh dan tafsir. Khususnya bulan Ramadhan, para
pengajar dan juru dakwah digembleng sebulan penuh dengan menyelesaikan
pelajaran nahwiyyah yang dia susun ketika pertama kali sekolah di Pajagalan
Bandung. Makalah-makalah dari penataran ini dia kumpulkan dan kemudian menjadi
beberapa buku yang kini bereder hingga ke berbagai daerah di Indonesia seperti
Irianjaya dan Aceh.
Salah satu karyanya yang
monumental adalah Hidayah Fi Masail Fiqhiyyah Mutaa’ridhah. Buku ini
dirampungkan sebanyak tiga jilid pada bulan Ramadhan 1408 H serta mendapat
apresiasi dari Dr. Ahmad Amr Hasyim salah seorang dosen Hadits di Universitas
al Azhar Kairo Mesir yang memberikan kata sambutan dalam pembukaannya."
(Sumber: Pajagalan
Web)
Karya Tulis KH. Aceng
Zakaria
Dengan kesibukan beliau
yang sangat padat, namun beliau tetap semangat untuk menorehkan ilmu - ilmunya
melalui tinta - tinta yang tertulis pada lembaran – lembaran kertas. Berikut ini
adalah beberapa Judul karya Tulis beliau yang banyak dimanfaatkan oleh kaum
Muslimin di Indonesia.
Selain menulis buku, ia
pun menjadi kolumnis di berbagai media baik media internal Persatuan Islam
seperti Risalah atau media lainnya. Saat ini lebih dari 60 judul Artikel yang
telah diterbitkan. Tema - Tema yang ditulis membahas hampir seluruh pokok
kehidupan manusia, seperti aqidah, adab, masâil fikih (permasalahan fikih),
dakwah, syiyâsah, kalam, dan iqthishadiyyah (ekonomi). Keluasan Tema yang
ditulisnya ini menggambarkan bahwa KH. Aceng Zakaria adalah seorang ulama
kharismatik yang sangat produktif dengan wawasan ilmu yang sangat luas.
Selain itu beliau adalah juga
penulis buku pelajaran tata bahasa Bahasa Arab yang populer berjudul
Al-Muyassar Fi ‘Ilm Al-Nahwi.
Berikut adalah sebagian
karya tulis beliau:
1 Al-Fatawa 1
2 Al-Fatawa 2
3 Al-Fatawa 3
4 Al-Fatawa 4
5 Al-Fatawa 5
6 Al-Fatawa 6
6 Al-Hidayah 1
7 Al-Hidayah 2
8 Al-Hidayah 3
9 Al-Hidayah 4
10 Al-Hidayah Arab
11 Al-Hidayah Kompilasi
12 Al-Ishlah
13 Al-Kaafiy 1
14 Al-Kaafiy 2
15 Al-Kaafiy 3
16 Al-Kaafiy Kompilasi
17 Al-Muyassar 1
18 Al-Muyassar 2
19 Al-Muyassar 3
20 Al-Muyassar Kompilasi
21 Studi Pemikiran Aliran-Aliran
Sesat
22 Belajar Nahwu 40 Jam
23 Belajar Tashrif 20 Jam
24 Belajar Tashrif 40 Jam
25 Do'a2 Shalat Indo
26 Do'a2 Shalat Sunda
27 Do'a Haji & Umrah
28 Do'a Sehari2
29 Etika Bisnis Dalam Islam
30 Etika Hidup Seorang Muslim
31 Fatwa Seputar
Haji&Umrah
32 Fatwa Seputar Ramadhan
33 Haramkah Isbal
34 Khusnul Khatimah
35 Ilmu Faraid Terjemah
36 Ilmu Faraid Arab
37 Ilmu Mantiq
38 Ilmu Tajwid
39 I'rab
40 Jabatanku Ibadahku
41 Kamus 3 Bahasa
42 Kembali Kepada Al-Quran
Sunnah
43 Kesalahan Umum Dalam Shalat
44 Khutbah Jum'at
45 Manusia Dan Problematika
Hidup
46 Materi Dakwah 1
47 Materi Dakwah 2
48 Meluruskan Hakikat
Syahadat Dan Bai'at
49 Musibahku Kasih Sayang
Tuhanku
50 Mustahalah Hadits Arab
51 Pokok Ilmu
Musthalah
52 Pokok Ilmu Tauhid 1
53 Pokok Ilmu Tauhid 2
54 Pokok Ilmu Tauhid 3
55 Pokok Ilmu Tauhid 4
56 Kitab Tauhid Arab 1
57 Kitab Tauhid Arab 2
58 Kitab Tauhid Arab 3
59 Sakitku Ibadahku
60 Tafsir Al-Fatihah
61 Tarbiyah Nisa Arab
62 Tarbiyah Nisa Terjemah
63 Studi Pemikiran Aliran
Sesat
64 Prinsip-Prinsip Akhlak
Mulia
65 Mengapa Tdk Bersyukur
66 Mengapa Manusia Kufur
67 Prinsip-Prinsip Dalam
Ibadah
68 Mengapa Manusia Kufur
Pada Hari Akhir
69 Pepeling Jeung
Panggeuing
70 Sirah Dan Perjalanan
Dakwah Nabi Muhammad Saw
71 Prinsip-Prinsip Dakwah
72 Tarbiyah Aulad
73 Bekal Untuk Para
Santri Dan Pelajar
74 Bekal Untuk Para
Pencari Ilmu
75 Peran Dan Fungsi Ulama
Sebuah ungkapan Arab mengatakan:
أموت ويبقى كل ما قد كتبته
فياليت من يقرأ كتابي دعا ليا
Aku akan mati, namun yang
aku tulis akan tetap ada
Semoga yang membacanya
berkenan mendoakanku
Inilah sedikit tulisan untuk
mengenang jasa – jasa beliau semasa hidupnya meskipun jasa beliau tidak akan ada
yang dapat menggantinya kecuali hanya Allah Subhanahu wa ta'ala.
Do'a Untuk Beliau KH. Aceng Zakaria Rahimahullah
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لهُ وَارْحَمهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنهُ وَأَكْرِم
نُزُلَهُ وَ وَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَ اغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ
وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ
وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَ أَدْخِلهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذهُ مِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
“Ya Allah! Ampunilah dia
(mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang
tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga),
luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari
segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran,
berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau
istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau
suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke
Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim no. 963)
Penulis: Ahmadi Assambasy
Sambas, Kalimantan Barat
Posting Komentar untuk "Sejarah Ulama (KH. Aceng Zakaria) Kharismatik yang Telah Kembali kepada Sang Pencipta"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.