Membongkar Penyimpangan Oknum Penulis "NABI DAKWAH 23 TAHUN MENTAHDZIR HANYA 1 KALI"
Si penulis mengatakan:
"Nabi dakwah 23 tahun, mentahdzir hanya 1 kali, yaitu kepada 3 Sahabat yang
tidak ikut jihad tanpa udzur. Kalo ada da'i dakwahnya tahdzir-tahziran terus
"fix" itu sudah tidak mengikuti sunnah dakwah Nabi shalallahu 'alaihi
wa sallam".
Dalam ucapan oknum
penulis di atas ada beberapa penyimpangan:
1. Kedustaan Atas Nama Nabi
ﷺ.
Penulis mengatakan "Nabi dakwah 23 tahun mentahdzir hanya 1 kali". Ini adalah bentuk kedustaan atas nama Nabi ﷺ, karena nabi ﷺ sering mentahdzir/memperingatkan kesalahan/penyimpangan, baik dalam ucapan, perbuatan, oknum maupun kelompok.
- Rasulullah ﷺ
setiap khutbah jumat mentahdzir kebid'ahan.
وشر الأمور
محدثاتها وكل بدعة ضلالة
"Sejelek-jelek
perkara adalah yang diada-adakan (dalam urusan agama) dan setiap bid'ah itu
sesat. (HR. Muslim no. 867)
- Rasulullah ﷺ
mentahdzir dari Dajjal. Beliau bersabda:
ما من نبي إلا
وقد أنذر أمته الأعوار الكذاب
"Tidaklah ada
seorang nabi melainkan dia memperingatkan umatnya dari (Dajjal) yang cacat
matanya lagi pendusta." (HR. Muslim no. 2933)
Syaikh Abdul Aziz bin Baz
rahimahullahu berkata: Al-Hasil, bahwa Rasul ﷺ mentahdzir umatnya dari makhluk yang busuk ini. (Sumber: http://bit.ly/3DOwsj4)
- Rasulullah ﷺ
mentahdzir Dzul Khuwaishirah dan khawarij. Beliau bersabda:
إن من ضئضئ هذا
قوما يقرؤون القرآن لا يجاوز حناجرهم....
"Sesungguhanyaa dari keturunan orang ini
akan muncul sekelompok orang yang membaca Al-Quran tapi tidak sampai ke
kerongkongan mereka." (HR. Muslim no. 1064)
- Rasulullah ﷺ
mentahdzir orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat. Beliau bersabda:
فإذا رأيت الذين
يتبعون ما تشابه منه فأولئك الذين سمى الله فاحذروهم
"Apabila engkau
melihat orang-orang yang mengikuti yang mutasyabihat (samar-samar), maka
merekalah yang dimaksud oleh Allah, maka berhati-hatilah." (HR.Bukhari no.
4547)
Al-Hafizh Ibnu Hajar
Al-Asqalani rahimahullahu berkata tentang hadits di atas: "Maksud (Rasul ﷺ) adalah tahdzir (memperingatkan)
dari mendengarkan orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat."
(Fathul Bari 8/266)
Dan masih banyak lagi
contoh tahdzirnya Rasulullah ﷺ (lihat juga
Syarah Al-Ibanah Ash-Shugra 1/68, 72, 74, 80, 81, 82 oleh Syaikh Abdul Aziz
Ar-Rajihi)
Rasulullah ﷺ
bersabda:
لا تكذبوا علي
فإنه من يكذب علي يلج النار
"Jangan berdusta
atas namaku, karena barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka dia masuk
neraka." (HR. Muslim di muqaddimah bab Taghlizh Al-Kadzib 'ala Rasulillah ﷺ no.1)
2. Kegagalan Paham Dan Kebodohan
Penulis Tentang Makna Tahdzir.
Dia tidak bisa membedakan
arti tahdzir (memperingatkan dari bahaya pemikiran yang menyimpang, bid'ah,
syirik dan para oknumnya) dan hajr (boikot).
Imam Ath-Thabari berkata:
Kisah Ka'ab bin Malik adalah landasan dalam menghajr ahli maksiat. (Fathul Bari
10/497)
Abu Sulaiman Al-Khatthabi
rahimahullahu berkata: "Dahulu Rasulullah ﷺ khawatir kemunafikan atas Ka'ab dan (dua) sahabatnya ketika
tidak ikut perang Tabuk, maka beliau memerintahkan untuk menghajr
mereka..." (Ma'alim As-Sunan 4/296 oleh Al Khatthabi)
Syaikhul Islam Muhammad
bin Abdul Wahab rahimahullahu berkata: "Aku berpendapat (disyariatkan)
hajr ahlil bid'ah dan menjauhkan diri dari mereka hingga mereka
bertaubat." (Ad-Durar As-Saniyah 1/33)
Lihat pembahasan hajr di
kitab Hajr Mubtadi' oleh Syaikh Bakar Abu Zaid rahimahullahu.
3. Kebid'ahan Dan
Kesesatannya Dalam Menyinyiri Tahdziran Seperti Dalam Ucapannya Di Atas.
Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullahu
berkata: "Kita mentahdzir orang-orang yang menyelisihi (kebenaran) secara
umum dan kita katakan: Kita mengikuti metode Ahlussunnah wal jamaah dan
meninggalkan orang yang menyelisihi ahlussunnah wal jamaah, baik dalam
penyelisihan yang besar maupun yang kecil. Hal ini dikarenakan kalau
kita meremehkan penyelisihan tersebut, maka akan terus berkembang dan menjadi
besar. Penyelisihan ini tidak boleh (dibiarkan) sama sekali. Dan wajib
mengikuti jalannya ahlussunnah wal jamaah, baik dalam masalah yang kecil maupun
yang besar." (Al-Ajwibah Al-Mufidah hal. 12 - 13)
Di footnote ucapan di
atas dikatakan oleh Syaikh Jamal bin Furaihan Al-Haritsi: "Inilah jalan
para salaf, yaitu mereka tidak diam (dari penyelisihan/penyimpangan) bahkan
mereka mengingkari atas orang yang diam."
Muhammad bin Bundar
Al-Jarjani berkata kepada Imam Ahmad rahimahullahu: "Aku berat untuk
mengatakan si Fulan demikian dan demikian, maka Imam Ahmad berkata: 'Jika
engkau diam dan aku diam, maka kapan orang jahil tahu mana yang benar dan mana
yang salah'." (Majmu' Fatawa 28/231)
Bahkan tidakkah oknum ini
tahu bahwa dalam surat Al-Fatihah yang setiap hari dibaca ada tahdziran di
dalamnya. Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rahimahullahu berkata tentang tafsir
surat Al-Fatihah ayat yang terakhir
غير المغضوب
عليم ولا الضالين
"Bukan jalan
orang-orang yang dimurkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat."
Di antara hidayah ayat
ini adalah tahdzir dari jalan orang-orang yang dimurkai.... tahdzir dari jalan
orang-orang yang sesat."
(Tafsir wa Bayan Li
A'zhami Suratin Fi Al-Quran hal. 56-57 oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
rahimahullahu)
Jadi dari keterangan dan
bukti di atas, "fix" dah sang oknum penulis tersebut jahil kuadrat
bin ngawur pol bin asbun bin gagal paham bin menyelisihi ajaran Rasul dan para
salaf. Na'udzu Billah Min Dzalik
Tulisan ini juga sebagai
nasihat kepada mereka yang alergi dan phobi serta nyinyiri tahdziran meskipun
tahdziran yang haq di atas bukti dan keterangan yang nyata.
لِّیَهۡلِكَ
مَنۡ هَلَكَ عَنۢ بَیِّنَةࣲ وَیَحۡیَىٰ مَنۡ حَیَّ عَنۢ بَیِّنَةࣲ
"Agar orang yang
binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup
dengan bukti yang nyata." (QS.
Al-Anfal: 42)
Oleh: Ust.Abdurrahman Thoyyib
Posting Komentar untuk "Membongkar Penyimpangan Oknum Penulis "NABI DAKWAH 23 TAHUN MENTAHDZIR HANYA 1 KALI""
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.