Kumpulan Untaian Kata Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., MA. (Bag. 3)
Daftar Isi:
Kebiasaan
Mengganggu Orang Yang Sedang Shalat
Kawan!
Waspadai Aroma Ketiakmu
Sesama Muslim
Kok Mlengos Bila Berjumpa
Minta Enggak,
Mengharap Juga Kagak
Promosi Tuh
Ada Yang Kasar Ada Yang Halus
Kiat Memilih Bahagia
Indahnya matahari terbit
tak terbantahkan lagi.
Namun, banyak cara untuk
menikmatinya.
Ada yang memilih
menikmatinya dari puncak ketinggian gunung.
Ada pula yang
menikmatinya dari balik jendela pesawat.
Ada yang dari pinggir
pantai.
Ada pula yang dari balik
jendela rumahnya.
Indahnya mentari terbit
tak berubah darimanapun anda menikmatinya, yang berubah adalah perasaan anda
dan jerih payah anda untuk mendapatkan keindahannya.
Itu semua adalah pilihan
hidup.
Namun ada satu hal yang
patut dicatatkan di sini:
Pengorbanan dan
perjuangan anda untuk mendapatkan suatu kenikmatan sering kali menjadikan anda
semakin menyadari dan menikmati kenikmatan tersebut.
Ibnul Qayyim berkata:
Kedamaian hidup dunia dan
akhirat selalu ditautkan dengan rasa lelah.
Karena itu orang yang
enggan memikul rasa lelah niscaya tidak pernah merasakan kedamaian hidup.
Bahkan sebesar rasa
lelahmu, engkau akan mendapatkan kedamaian hidup. (I’ilanul muwaqi’in oleh
Ibnul Qayyim 2/131)
Semua kembali kepada
pilihan anda, bila anda bisa mengkondisikan akal pikiran dan perasaan anda,
maka rasa bahagia yang anda dapatkan dengan menyaksikan indahnya mentari terbit
dari balik jendela tak kalah dari rasa bahagia yang didapat oleh orang yang
bersusah payah mendaki gunung atau bayar mahal beli tiket pesawat untuk bisa
menyaksikan indahnya sang mentari di pagi hari.
Kebiasaan Mengganggu Orang Yang Sedang Shalat
Di berbagai masjid, ada
orang orang yang berdzikir atau membaca Al Qur’an dengan suara keras bahkan
dengan pengeras suara, di saat ada orang lain yang sedang shalat sunnah atau
shalat fardhu.
Tentu suara yang keras
dapat mengganggu orang orang yang sedang shalat tersebut.
Abu Sa'iid radhiallahu
‘anhu mengisahkan bahwa di saat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sedang
beri'tikaf di masjid, beliau shallallahu alaihi wa sallam mendengar sebagian sahabat
mengeraskan bacaan (Al-Qur'an)-nya.
Mendengar bacaan mereka
yang keras, beliau shallallahu alaihi wa sallam membuka tirai seraya bersabda:
أَلَا إِنَّ كُلَّكُمْ مُنَاجٍ رَبَّهُ فَلَا يُؤْذِيَنَّ بَعْضُكُمْ بَعْضًا،
وَلَا يَرْفَعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الْقِرَاءَةِ، أَوْ قَالَ: فِي
الصَّلَاةِ
Ketahuilah, sesungguhnya
kalian semua tengah bermunajat dengan Rabbnya. Oleh karena itu janganlah
sebagian dari kalian mengganggu konsentrasi sebagian yang lain, dan jangan pula
kalian saling mengeraskan suara bacaannya (Al-Qur'an) atau beliau shallallahu
alaihi wa sallam bersabda: bacaan dalam shalatnya’" (Ahmad & Abu
Daawud)
Kasus ini berkaitan
dengan sesama orang yang sedang shalat. Bagaimana bila yang mengeraskan
suaranya adalah orang yang berzikir bukan sedang shalat, atau mambaca al Qur’an
di ouar shalat, tanpa peduli dengan saudara saudaranya yang sedang shalat?
Semoga mencerahkan.
Kawan! Waspadai Aroma Ketiakmu
Orang yang makan bawang
merah atau putih atau bawang prei dalam kondisi mentah dilarang menghadiri
shalat berjamaah, karena aroma mulut orang yang memakannya dapat merusak
kekhusyu'an jamaah lainnya.
Bukan sekedar manusia,
bahkan para malaikat yang menghadiri shalat berjamaah atau masjid juga turut
terganggu dengan aroma mulut pemakan bawang.
عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَنْ أَكْلِ الْبَصَلِ، وَالْكُرَّاثِ، فَغَلَبَتْنَا الْحَاجَةُ
فَأَكَلْنَا مِنْهَا، فَقَالَ: مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ
الْمُنْتِنَةِ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَأَذَّى
مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ الإِنْسُ "
Dari Jaabir, ia berkata:
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang memakan bawang merah dan
bawang prei. Lalu kami kalah oleh selera memakannya sehingga kamipun
memakannya.
Mengetahui hal tersebut,
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang memakan tanaman
yang berbau tidak sedap ini, maka janganlah mendekati masjid kami, Karena
malaikat rahmat terganggu sebagaimana manusia merasa terganggu (oleh baunya)” (HR.
Muslim)
Suatu saat ada sebagian
sahabat yang datang ke masjid menghadiri shalat jum'at, lalu ia menemui Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam sedangkan dari badannya tercium aroma keringat
yang tidak sedap, sehingga mengganggu beliau, lalu beliau bersabda:
لَوِ اغْتَسَلْتُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ.
Hendaknya kalian mandi
setiap hari jum'at. (Muttafaqun 'alaih)
Kawan! Pernahkah anda
mendirikan shalat di sebelah orang yang aroma badannya merusak konsentrasi
anda?
Ada batu tawas, ada kapur
atau deodoran yang dapat membantu anda mengendalikan aroma keringat terutama
ketiak anda.
Kawan, yuk jaga
kekhusyu’an shalat anda dan juga shalat saudara anda.
Bebas baper, demi
sempurnanya shalat kita bersama.
Sesama Muslim Kok Mlengos
Bila Berjumpa
Anda mungkin memiliki
pengalaman seperti ini? Anda mengucapkan salam, eeh, yang disalami malah
mlengos.
Bagaimana sikap anda saat
itu dan di kemudian hari?
Kawan! Mengucapkan salam
itu kewajiban yang harus anda tunaikan kepada sesama muslim, sedangkan menjawab
salam itu tanggung jawab orang yang disalami.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله
عليه و سلم: “حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ
فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ
فَانْصَحْهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذاَ مَرِضَ
فَعُدْهُ، وَإِذاَ مَاتَ فَاتْـبَعْهُ.” رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Rasulullah Sallallahu
Alaihi Wasallam bersabda: “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada
enam:
1. jika kamu bertemu
dengannya maka ucapkanlah salam,
2. jika ia mengundangmu
maka penuhilah undangannya,
3. jika ia meminta
nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat,
4. jika ia bersin dan
mengucapkan ‘Alhamdulillah’ maka do‘akanlah ia dengan ucapan: ‘Yarhamukallah’,
5. jika ia sakit maka
jenguklah
6. dan jika ia meninggal
dunia maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim)
Kawan! Sesama memiliki
hak, anda berhak mendapatkan ucapan salam darinya, dan iapun berhak mendapatkan
ucapan salam dari anda, maka terserah kepada anda mau memilih menjadi yang
mana, mengucapkan salam terlebih dahulu atau menunggai dia yang mengucapkan
salam lalu anda menjawab ucapan salam darinya.
Kawan! Buang jauh jauh
sikap jaim, saya kan lebih tua, lebih berilmu, sedang duduk sedangkan ia lebih
muda, murid dan sedang berjalan atau berkendara.
Sikap jaim hanya
menyebabkan hubungan terasa kaku, dan saling menunggu, akhirnya sensi dan
berburuk sangka, saya ketemu dia, eh dia ndak mau mengucapkan salam kepada
saya.
Sedangakan si dia juga
berkata serupa, terbayang to kondisi jaim ketemu jaim semacam ini?
Apakah anda merasa
terhina bila memulai mengucapkan salam kepada yang lebih muda atau lebih
rendah?
Kawan! Tahukah anda bahwa
dengan menjadi orang pertama yang mengucapkan salam, maka anda selangkah lebih
maju dan setingkat lebih tinggi kedudukan anda dibanding dia?
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
لا يحل لمسلم أن يهجر أخاه فوق ثلاث ليال، يلتقيان: فيُعرض هذا، ويُعرض هذا،
وخيرهما الذي يبدأ بالسلام». (صحيح) - (متفق عليه)
"Tidak halal bagi
seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari; keduanya saling
bertemu, lalu yang satunya mlengos dan yang lain pun juga mlengos. Orang paling
baik dari keduanya adalah orang yang memulai mengucapkan salam." (Muttafaq
'alaih)
Selamat beraktifitas dan
terbebasa dari virus jaim jaiman kawan.
Minta Enggak, Mengharap Juga Kagak
Suatu hari Nabi
shallallahu alaihi wa sallam memberi harta kepada sahabat Umar bin Al Khatthab,
namun sahabat sahabat Umar menolaknya dan berkata: Wahai Rasulullah, berikan
saja harta itu kepada orang yang lebih membutuhkannya dibanding aku.
Mendengar jawaban itu
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
خذه، وتموله، أو تصدق به، وما جاءك من هذا المال وأنت غير مشرف، ولا سائل؛
فخذه، وما لا فلا تتبعه نفسك
Terimalah harta ini,
belanjakanlah atau sedekahkanlah. Dan bila engkau diberi harta sedangkan engkau
tidak berambisi mendapatkannya tidak pula memintanya maka terimakah, namun bila
engkau tidak diberi maka janganlah engkau mengharapkan untuk mendapatkan pemberian
harta. (HR. Muslim)
Jadi meminta tidak,
mengharap juga kagak, mengapa anda sensi melihatnya, dia yang diberi ya biarkan
saja, urusan anda tidak diberi ya lapangkan hati saja.
Yang memberi rela bahkan
merasa berhutang budi, yang diberi juga tidak menanti nanti untuk diberi,
bahkan berharap untuk bisa tidur nyenyak bersama sang istri, di serpihan waktu
yang ia miliki.
Awasa ya, su’uzon itu haram,
Semoga membuka wawasan
anda dan melapangkan hati anda.
Promosi Tuh Ada Yang Kasar Ada Yang Halus
Produk saya tuh bagus,
belilah produk saya.
Ada dengan cara: produk
mereka itu jelek, artinya produk saya bagus.
Dakwah terima amplop itu
tidak ikhkas, bisa diartikan kalau dakwah tanpa amplop pasti ikhlas seperti
saya ini lo.
Kawan! Urusan ikhlas tuh
tak sesederhana itu.
Yang tidak terima amplop
ternyata belum tentu ikhlas, bisa karena unjuk gigi ingin dianggap paling
ikhlas, paling berilmu, atau ingin dipuji atau ingin punya pengikut, atau soft
selling agar bukunya laku atau bisnisnya laku dan perusak keikhlasan lainnya.
Namun dengan tanpa terima
amplop lebih mudah ikhlas.
Kawan, sekali lagi urusan
ikhlas itu tidak semudah itu, tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Menjaga hati dari maksud
ingin dipuji, disanjung dan dikagumi bisa jadi lebih berat bila tanpa
diamplopi.
Coba renungkan hadits berikut:
إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ
اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ
فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ
قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ جَرِيءٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى
وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ
وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا
عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ
الْقُرْآنَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ
وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ
فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ
عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ
نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ
سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ
كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ
بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ
Sesungguhnya manusia
pertama yang dihisap pada hari Kiamat ialah:
1) seseorang yang gugur
syahid, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan Allah kepadanya dan iapun
mengakuinya, lantas Allah bertanya: 'Apa yang telah kamu lakukan di dunia wahai
hamba-Ku?
Dia menjawab: 'Saya
berjuang dan berperang demi Engkau ya Allah sehingga saya mati syahid.'
Allah berfirman: 'kamu
berdusta, sebenarnya kamu berperang bukan karena-Ku, melainkan agar kamu
disebut sebagai orang yang berani, dan kamu telah menyandang gelar tersebut.'
Kemudian diperintahkan
supaya ia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka.
2) seseorang yang belajar
Al-Qur'an dan mengajarkannya, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan Allah dan
iapun mengakuinya , Allah bertanya: 'Apa yang telah kamu perbuat? '
Dia menjawab, 'Saya telah
belajar ilmu dan mengajarkannya, saya juga membaca Al Qur'an demi Engkau.'
Allah berfirman: 'Kamu
dusta, akan tetapi kamu belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al Qur'an
agar dikatakan seorang yang mahir dalam membaca, dan kamu telah dikatakan
seperti itu.
Lalu diperintahkan supaya
dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka.
3) Dan seorang laki-laki
yang diberi keluasan rizki oleh Allah, kemudian dia menginfakkan hartanya
semua, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan Allah dan iapun mengakuinya.'
Allah bertanya: 'Apa yang telah kamu perbuat dengannya? '
Dia menjawab, 'Saya tidak
meninggalkannya satu jalan kebaikanpun yang Engkau cinta untuk dibelanjakan
harta padanya melainkan saya infakkan harta benda tersebut di jalan yang Engkau
padanya."
Allah berfirman: 'kamu
dusta, akan tetapi kamu melakukan hal itu supaya kamu dikatakan seorang yang
dermawan, dan l kamu telah dikatakan seperti itu.' Kemudian diperintahkan
supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka." (HR. Muslim)
Mereka tidak menerima
amplop namun mereka bertiga teracuni oleh popularitas dan ketokohan, menjadi
tokoh apalagi paling ditokohkan atau paling diseniorkan itu sangatlah berat
karena ketokohan itu sering kali mengancam keikhlasan.
Kawan! Yuk, jaga hati dan
sadari bahwa perusak pahala bukan sekedar amplop atau harta namun terlalu
banyak penyakit hati yang dapat menghancurkan tumpukan pahala ibadah kita.
…………………….
Penulis: Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., MA. Hafidzahullahu ta'ala
Semua artikel di atas diambil dari Status FB beliau.
Posting Komentar untuk "Kumpulan Untaian Kata Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., MA. (Bag. 3)"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.