Harusnya Takut Pada Allah Bukan Malah Bergembira Saat Terjadi Gerhana - Khutbah Gerhana
Dalam halaman ini kami transkrip dan terjemahkan khutbah singkat Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhohullah (Anggota Al Lajnah Ad Daimah) saat terjadi gerhana bulan di kota Riyadh KSA, Sabtu, 15 Muharram 1433 H, 10/12/2011. Semoga kita bisa mengambil nasehat beliau sebagai pelajaran berharga.
Isi Khutbah Gerhana
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا
كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ فِي
الآخِرَةِ وَالأُوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. عِبَادَ اللهِ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyirol Muslimin Rahimani wa rahimakumullah…
Alhamdulillah, segala puji syukur hanyalah
milik Allah Rabb semesta alam. Berkat nikmat-Nya, rahmat-Nya, dan kuasa-Nya,
serta pertolongan dari-Nya, pada kesempatan kali ini kita dimudahkan dan
dianugerahi kemampuan untuk melaksanakan salah satu Sunnah Nabi Kita Muhammad
Shollallahu ‘alaihi wa sallam yaitu melaksanakan Sholat Gerhana. Yang mana sholat ini hanya dilakukan pada saat terjadi
fenomena baik gerhana bulan maupun Gerhana Matahari.
Shalawat beriring salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam, begitu pula untuk keluarga beliau, para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum,
para tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan orang-orang yang selalu menjaga kemurnian
Islam dan Imannya hingga yaumil qiyaamah.
Kaum Muslimin Jamaah Sholat Gerhana, Semoga
Allah merahmati kita semua…
Pada zaman dahulu di
zaman jahiliyah, ada orang-orang yang menyembah Matahari dan Bulan. Allah Ta’ala berfirman:
وَمِنْ
آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا
لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ
كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan Bulan. Janganlah
sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika
Ialah yang kamu hendak sembah.” (QS. Fushilat: 41)
Di zaman jahiliyah dahulu
juga terdapat anggapan ketika terjadi gerhana matahari atau bulan, itu terjadi
karena kematian atau lahirnya seseorang. Dan memang dahulu terjadi gerhana di
masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertepatan dengan kematian anak beliau,
Ibrahim. Jadi kemudian orang-orang pun mengira bahwa gerhana itu terjadi karena
kematian anaknya. Itulah keyakinan jahiliyah yang masih ada dahulu bahkan bisa
jadi saat inipun masih ada yang meyakini demikian. Pada saat orang-orang
jahiliyah meyakini bahwa gerhana itu terjadi karena kematian anaknya, Lantas
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menerangkan:
إِنَّ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ
“Matahari dan Bulan adalah di antara tanda yang membuktikan kebesaran Allah. Gerhana itu muncul bukan karena sebab kematian seseorang”. (HR. Bukhari no. 1044)
Kaum Muslimin Jamaah
Sholat Gerhana, Semoga Allah merahmati kita semua…
Ketika terjadi gerhana,
Allah ingin agar hamba-hamba-Nya takut kepada-Nya. Terjadinya gerhana bukanlah
karena kematian seseorang. Allah hanya ingin menakuti hamba-Nya kala itu. Oleh
sebab itu Ketika gerhana itu terlihat, maka segeralah shalat dan berdo’alah
sampai gerhana tersebut berakhir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ
وَلاَ لِحَيَاتِهِ
”Matahari dan Bulan
adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut
tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang.” (HR. Bukhari no. 1060
dan Muslim no. 904)
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam di sini mengingkari aqidah jahiliyah yang keliru ketika
terjadinya gerhana matahari dan Bulan. Dan hendaklah ketika terjadinya gerhana
tadi, setiap orang shalat dan perbanyak do’a kala itu sampai gerhana berakhir.
Gerhana di masa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam hanyalah sekali terjadi di Madinah setelah
hijrah. Ketika itu beliau keluar dengan rida’ (selendang) dengan penuh khusyu’
dalam keadaan takut pada Allah Ta’ala. Keadaan beliau kala itu seakan-akan
terjadi kiamat. Perlu diketahui bahwa tidak ada yang mengetahui hari kiamat
selain Allah Ta’ala. Beliau kemudian shalat bersama para sahabatnya, yaitu shalat
kusuf (shalat gerhana). Beliau memperpanjang bacaan, ruku’ dan sujudnya. Lama
bacaan beliau seperti sedang membaca surat Al Baqarah. Setelah membaca surat,
lalu beliau ruku’ dengan ruku’ yang panjang seperti berdiri. Setelah ruku’,
(beliau tidak langsung sujud) namun melanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah
dan surat yang panjang yang lebih ringan dari yang pertama. Lalu setelah itu
beliau ruku’ dengan ruku’ yang lebih ringan dari yang pertama. Setelah itu
beliau melakukan dua kali sujud. Kemudian beliau berdiri dan melanjutkan
raka’at kedua sama dengan cara pada raka’at pertama namun dengan tata cara yang
lebih ringan. Kemudian setelah selesai raka’at kedua (seperti shalat lainnya),
beliau salam. Gerhana pun selesai, lantas beliau pun memberikan nasehat pada
para sahabatnya. Beliau memberi nasehat sesuai kondisi saat itu.
Kaum Muslimin Jamaah
Sholat Gerhana, Semoga Allah merahmati kita semua…
Intinya ketika terjadi Gerhana,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat sebanyak dua raka’at.
Setiap raka’at terdapat 2 kali ruku’ dan 2 kali sujud. Jadi keseluruhan raka’at
shalat gerhana terdapat 4 kali ruku’ dan 4 kali sujud. Demikianlah tata cara
shalat gerhana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan inilah riwayat yang
shahih yang lebih kuat dari riwayat lainnya. Namun, memang ada berbagai riwayat
yang menerangkan shalat kusuf (gerhana). Akan tetapi, yang tepat adalah shalat
gerhana yang beliau lakukan cuma sekali. Sehingga tidak mungkin kita katakan
kadang beliau melakukan cara yang ini dan waktu lain beliau melakukan cara yang
lain lagi. Ingatlah bahwa beliau hanya shalat gerhana sekali saja, sehingga
tata cara yang menerangkan shalat gerhana hanyalah satu. Tata cara yang lebih
tepat adalah seperti yang diterangkan dalam hadits yang telah kami sebutkan.
Siapa yang telah melakukan seperti itu, maka alhamdulillah, segala puji hanya
bagi Allah.
Adapun yang dilakukan
oleh sebagian orang bahkan sebagian kaum muslimin yang malah ketika terjadinya
gerhana, mereka menanti-nanti datangnya gerhana di padang pasir dan
meninggalkan shalat gerhana untuk melihat atau mengambil foto bahkan ada yang
tertawa ria sambil berselfie. Sungguh perbuatan ini menyerupai perbuatan orang
bodoh dan tanda kurangnya ilmu agama dan iman mereka. Padahal saat itu mereka
bisa saja dan sangat bisa apabila mengikuti shalat gerhana.
Kaum Muslimin Jamaah
Sholat Gerhana, Semoga Allah merahmati kita semua…
Perlu dipahami bahwa
boleh saja gerhana ini tanda awal-awal datangnya musibah. Perlu dipahami, siapa
yang mampu membuat sinar matahari akan terus bersinar, begitu pula dengan
rembulan? Siapa pula yang bisa menjamin bahwa sinar matahari yang tertutup tadi
bisa kembali, begitu pula rembulan? Bukankah jika sinar keduanya itu hilang
menandakan hari kiamat? Bukankah bisa jadi peristiwa ini adalah awal-awal
datangnya adzab? Nas-alullaha al ‘afiyah (kita meminta pada Allah keselamatan).
Seorang muslim tentu
tidak bisa campur tangan dalam hal-hal tadi, namun ia hanya bisa tunduk dan
pasrah serta beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Para pakar memang bisa
memperkirakan kapan gerhana itu datang, dapat diketahui dengan
perhitung-perhitungan ketika melihat pergerakan bulan dan matahari. Hal ini
dapat dikenal dari ilmu falak. Namun hal ini tidaklah menghalangi manusia untuk
shalat sebagaimana diperintahkan. Gerhana juga menandakan bahwa sesuatu bisa
berubah dengan kehendak Allah, Dia-lah yang menjadikan gerhana tersebut ada.
Kaum Muslimin Jamaah
Sholat Gerhana, Semoga Allah merahmati kita semua…
Ringkasnya, kita wajib
yakin, patut, dan takut pada Allah saat keadaan seperti ini. Dan sekali lagi
perlu dipahami bahwa gerhana adalah di antara tanda-tanda kiamat. Perlu
diketahui bahwa setelah nabi berhijrah, gerhana hanya terjadi sekali, itu baru
terjadi selama 10 tahun. Coba lihat sekarang, gerhana terjadi setiap tahun,
yaitu terjadi gerhana matahari dan Bulan silih berganti. Ini semua dengan
kehendak Allah demi menakut-nakuti hamba-Nya. Nas-alullaha as salaamah wal
‘afiyah (kita meminta pada Allah keselamatan).
Namun ada sebagian orang
yang menyangka terjadinya gerhana hanyalah peristiwa alamiah karena perputaran
matahari dan bulan saja. Lalu mereka nyatakan bahwa yang meyakini gerhana itu
terjadi karena Allah ingin menakut-nakuti hamba-Nya sehingga diperintahkan
shalat (gerhana), itu hanyalah anggapan khurofat. Sungguh mereka yang
menyatakan semacam ini, berarti mengutarakan sesuatu kekufuran, tidak lain dan
tidak bukan itu adalah pernyataan kufur. Masa’ mereka menyatakan ini khurofat?
Dan ini berarti menyatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebarkan
khurofat? Kita berlindung pada Allah dari pemahaman sesat semacam itu. Lihatlah
bagaimana yang mengutarakan pernyataan sesat di atas benar-benar telah tertipu
dan benar-benar bodoh.
Kaum Muslimin Jamaah
Sholat Gerhana, Semoga Allah merahmati kita semua…
Akhirnya kita memohon
pada Allah keselamatan dan semoga kita dihilangkan dari berbagai keburukaan dan
kejelekan. Semoga Allah menerima taubat dari diri-diri kita, dan semoga Allah
beri kita taufik dalam perkataan dan perbuatan.
Shalawat dan salam kepada
Nabi kita Muhammad Shollallahu ’alaihi wa sallam, kepada keluarga dan seluruh
sahabatnya.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
(Khutbah Syaikh Sholeh di atas
diambil dari rekaman di tangan penulis (Ust. M. Abduh Tuasikal) saat membahas
kitab fikih “Muntaqol Akhbar”, Bab “Batasan Aurat Laki-Laki”, di Masjid Jaami’
Al Amir Faishol bin Fahd di Hayy Malqo, Riyadh KSA, di hari Sabtu, 15 Muharram
1433 H, 10 Desember 2011. Khutbah
berlangsung pada menit 46:33 – 56:15. Durus sementara dihentikan untuk
pelaksanaan shalat gerhana kurang lebih setengah jam, dilanjutkan dengan
khutbah dari Syaikh Sholeh Al Fauzan. Yang menjadi imam shalat gerhana adalah
salah satu murid senior beliau dan di dalam shalat gerhana dibacakan tiga surat
dalam dua raka’at: surat Al ‘Ankabut, surat Ar Ruum dan setengah surat Luqman.
Rekaman khutbah gerhana Syaikh Sholeh Al Fauzan dapat didengar secara langsung
di web site pribadi beliau di sini)
#Disadur dari Website: Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
#Ada Beberapa penambahan
kalimat pada muqoddimah, Sapaan, sebagian isi, dan Penutup oleh:
Admin
Kabeldakwah.com
#Download File PDF ? “KLIK DISINI”
Posting Komentar untuk "Harusnya Takut Pada Allah Bukan Malah Bergembira Saat Terjadi Gerhana - Khutbah Gerhana"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.