You Are What You Say
"Maaf mas, saya
boleh pinjam duit?" seorang tetangga dengan hati-hati menyampaikan maksudnya
kepada saya
"Emang ada keperluan
apa pak? Tumben pinjam duit segala" saya sedikit heran, tidak biasanya
beliau meminjam
"Isteri saya sedang
sakit mas"
"Sakit apa
pak?"
"Biasalah mas,
sakitnya orang miskin, badan panas, lemas, gak mau makan"
Begitulah akhir obrolan
kami sebelum saya akhirnya meminjamkan duit kepada beliau. Bukan karena
pinjamnya itu yang mau saya ceritakan, tapi apa yang dia bilang itu 'sakitnya
orang miskin' inilah yang harus menjadi hikmah buat kita.
Ada pula seorang pedagang
curhat kepada saya "Ustad, apa benar ada orang yang bawa sial?"
"Maksudnya bagaimana
pak?"
"Saya ini merasa
setelah saya menikah, kok dagangan saya menurun. Saya menduga istri saya ini
bawa sial buat saya. Apa mungkin begitu?"
Ini kasusnya mirip juga. Ucapan bahwa istrinya bawa sial juga menjadi hikmah yang sama buat kita. Apa hikmahnya? Yaitu menjaga setiap kata yang kita ucapkan.
Kata menunjukkan harapan.
Maka berharap yang baik harus dimulai dari berkata-kata yang baik, yang
positif.
Kata mewakili hati dan
keyakinan. Maka keyakinan yang optimis harus dimulai dari berkata-kata yang
optimis, yang khusnuzon.
Kata melukiskan prasangka
kita kepada Allah. Apabila kata yang kita ucapkan selalu baik, maka begitu pula
Allah akan selalu memberikan yang baik pula. Bukankah Allah tergantung
prasangka hambaNya?
Maka mari kita mulai
disiplin kata. Siapa yang mau rezekinya diperbaiki oleh Allah, maka perbaikilah
kata-kata yang diucapkan.
Salam Hijrah.
Waktunya bangun dan
berubah dari tidur panjang kita!
Penulis: Ustaz Arafat
Posting Komentar untuk "You Are What You Say"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.