Mencela dan Memaki Tuhan Orang Kafir
Antara memberi hukuman, peringatan, memaki melampiaskan emosi dan iseng isengan, bisa saja beda beda tipis, karena sering kali perbedaannya terletak dua hal berikut:
1. Niat karena Allah, dan
itu adanya dalam hati.
Ibnu Taimiyyah berkata:
"إذا
كان مبتدعًا يدعو إلى عقائد تخالف الكتاب والسنة، أو يسلك طريقًا يخالف الكتاب
والسنة، بُيِّن أمره للناس؛ ليتقوا ضلاله ويعلموا حاله، وهذا كله يجب أن يكون على
وجه النصح، وابتغاء وجه الله تعالى لا لهوى الشخص مع الإنسان؛ مثل أن يكون بينهما
عداوة دنيوية، أو تحاسد أو تباغض أو تنازع على الرئاسة، فيتكلم بمساوئه مظهرًا
للنصح، وقصده في الباطن الغض من الشخص، واستيفاؤه منه؛ فهذا من عمل الشيطان"
(مجموع الفتاوى:28/221).
Jika ada seorang ahli bid’ah yang menyeru
kepada keyakinan yang bertentangan dengan Al Qur’an dan As-Sunnah, atau ia
mengikuti jalan yang bertentangan dengan Al Qur’an dan As-Sunnah, maka
jelaskanlah kondisi orang tersebut kepada masyarakat luas, agar mereka
mewaspadai kesesatannya dan mengetahui kondisinya.
Dan penjelasan itu harus ditunaikan dalam
rangka menunaikan kewajiban memberi nasehat, menharap wajah Allah Yang Maha
Esa, bukan dalam rangka menyalurkan kepentingan pribadi terhadap orang
tersebut, seperti bila antara mereka terjadi permusuhan dalam urusan duniawi,
iri hati, kebencian, atau perebutan kepemimpinan (ketokohan), menyebabkannya
berkedok memberi nasehat dengan membicarakan keburukannya, sedangkan tujuan
batinnya adalah untuk menyalurkan kebenciannya kepada orang tersebut, dan untuk
melampiaskan dendamnya, karena ini adalah pekerjaan setan” (Majmu' al-Fatawa:
28/221).
2. Dilakukan secara
terukur, sehingga harus ada kalkulasi dampak dari tindakan, alias mengukur
untung dan ruginya.
Kawan! Bila sesembahan
orang kafir saja tidak boleh anda maki dan cela karena akan berdampak buruk,
para penyembahnya balik memaki Allah Ta'ala.
Bila itu terjadi, maka
seakan anda telah meminjam lisan mereka untuk memaki Allah Ta'ala.
وَلَا تَسُبُّوا
الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ
عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ
مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Dan janganlah kamu memaki
sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki
Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan
setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat
kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah
mereka kerjakan. (Al An'am 108)
Kawan! Coba terapkan
penjelasan di atas pada kasus yang sedang rame anda perdebatkan, niscaya anda
mengetahui bagaimana seharusnya anda bersikap.
Oleh: Dr. Arifin Badri
Posting Komentar untuk "Mencela dan Memaki Tuhan Orang Kafir"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.