Takhrij Hadist "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka" Man Tasyabbaha Biqoumin Fahuwa Minhu
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.
Hadits ini diriwayatkan dari beberapa jalan:
1. ‘Abdullah bin ‘Umar
radliyallaahu ‘anhumaa.
Diriwayatkan oleh Abu
Daawud(1) no. 4031, Ahmad(2) 2/50 & 2/92(3), Ath-Thabaraaniy dalam Musnad
asy-Syaamiyyiin(4) no. 216, ‘Abdun bin Humaid dalam Al-Muntakhab(5) no. 846,
Ibnu Abi Syaibah(6) 5/313 & 12/531, Abu Ya’laa Al-Maushiliy sebagaimana
dibawakan Al-Bushairiy dalam Ittihaaful-Khairah(7) no. 5437 & 6205,
Ibnul-‘Arabiy dalam Mu’jam-nya(8) no. 1137, Ad-Diinawawiy dalam Al-Mujaalasah
wa Jawaahirul-‘Ilmi(9) no. 147, Al-Baihaqiy dalam Syu’abul-Iimaan(10) no. 1199,
Al-Harawiy dalam Dzammul-Kalaam(11) no. 476, Al-Khathiib dalam Al-Faqiih
wal-Mutafaqqih(12) 2/73, Tamaam Ar-Raaziy dalam Al-Fawaaid(13) no. 770,
Ibnul-Jauziy dalam Tabliis Ibliis(14) 1/170, Muhammad bin Nashr Ar-Ramliy dalam
Tafsiir ‘Athaa’ Al-Khurasaaniy(15) no. 395, Al-Mizziy dalam Tahdziibul-Kamaal(16)
34/324, Adz-Dzahabiy dalam As-Siyar(17) 15/509, dan Ibnu Hajar dalam
Taghliiqut-Ta’liq(18) 3/444; dari beberapa jalan, dari ‘Abdurrahmaan bin
Tsaabit bin Tsaubaan: Telah menceritakan kepada kami Hassaan bin ‘Athiyyah,
dari Abul-Muniib Al-Jurasyiy, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata: Telah bersabda
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
بُعِثْتُ بَيْنَ
يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ
عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ"
“Aku diutus dengan pedang menjelang hari
kiamat hingga hanya Allah semata lah yang disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya;
dijadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku; dan dijadikan kehinaan dan
kerendahan bagi siapa saja yang menyelisihi perkaraku. Barangsiapa menyerupai
suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.
Keterangan para perawi:
‘Abdurrahman bin Tsaabit
bin Tsaubaan Al-‘Ansiy, Abu ‘Abdillah Asy-Syaamiy Ad-Dimasyqiy Az-Zaahid (75 –
165 H).
Ahmad bin Hanbal berkata:
“Hadits-haditsnya munkar”. Di lain tempat ia berkata: “Tidak kuat dalam
hadits”. Di lain tempat ia berkata: “Ia seorang ahli ibadah dari kalangan
penduduk Syaam”. Yahyaa bin Ma’iin berkata: “Shaalih”. Di tempat lain ia
berkata: “Dla’iif”. Di tempat lain ia berkata: “Tidak mengapa dengannya”. Dan
seperti itulah yang dikatakan oleh ‘Aliy bin Al-Madiiniy, Ahmad bin ‘Abdillah
Al-‘Ijliy, dan Abu Zur’ah Ar-Raaziy (yaitu: “Tidak mengapa dengannya”). Berkata
Mu’aawiyyah bin Shaalih, ‘Utsmaan bin Sa’iid Ad-Daarimiy, dan ‘Abdullah bin
Syu’aib Ash-Shaabuuniy, dari Yahyaa bin Ma’iin: “Dla’iif”. Mu’aawiyyah
menambahkan: “Aku bertanya (kepada Ibnu Ma’iin): “Apakah ditulis haditsnya?”.
Ia menjawab: “Ya, bersama dengan kedla’ifannya. Ia seorang laki-laki yang
shaalih”. Abu Bakr bin Abi Khaitsamah, dari Yahyaa bin Ma’iin berkata: “Tidak
ada apa-apanya”. Ya’quub bin Syaibah As-Saduusiy berkata: “Para shahabat kami
berbeda pendapat tentangnya. Adapun Yahyaa bin Ma’iin melemahkannya, sedangkan
‘Aliy bin Al-Madiiniy mempunyai pandangan yang baik terhadapnya. Ibnu Tsaubaan
seorang laki-laki yang jujur, tidak mengapa dengannya…”. ‘Amru bin ‘Aliy
berkata: “Hadits orang-orang Syaam itu semuanya dla’iif, kecuali beberapa
orang, diantaranya: Al-Auzaa’iy, ‘Abdurrahmaan bin Tsaabit bin Tsaubaan,….”.
Duhaim berkata: “Tsiqah, dituduh berpemahaman Qadariyyah. Al-Auzaa’iy
menuliskan hadits kepadanya. Aku tidak tahu sesuatu yang menjadikan menolaknya”.
Abu Haatim berkata: “Tsiqah”. Di tempat lain ia berkata: “….Berubah akalnya di
akhir usianya, dan ia seorang yang haditsnya lurus (mustaqiimul-hadiits)”. Abu
Daawud berkata: “Tidak mengapa dengannya”. An-Nasaa’iy berkata: “Dla’iif”. Di
tempat lain ia berkata: “Tidak kuat”. Di tempat lain ia berkata: “Tidak
tsiqah”. Shaalih bin Muhammad Al-Baghdaadiy berkata: “Orang Syaam yang jujur,
kecuali ia punya madzhab Qadariyyah. Orang-orang mengingkari hadits-haditsnya
yang ia riwayatkan dari ayahnya, dari Mak-huul. Ibnu Khiraasy berkata: “Dalam
haditsnya terdapat kelemahan”. Ibnu ‘Adiy berkata: “Ia mempunyai hadits-hadits
yang baik….. Ia seorang laki-laki yang shaalih, ditulis haditsnya bersamaan
dengan kelemahannya. Adapun ayahnya seorang yang tsiqah”. Ibnu Hibbaan
menyebutkannya dalam Ats-Tsiqaat. Abu Bakr Al-Khathiib berkata: “Ia termasuk
orang yang disifati dengan zuhd, ahli ibadah, dan kejujuran dalam riwayat” (selengkapnya
lihat: Tahdziibul-Kamaal, 17/12-18 no. 3775). Abu Zur’ah Ad-Dimasyqiy pernah
bertanya kepada ‘Abdurrahmaan bin Shaalih: “Apa pendapatmu tentang Ibnu
Tsaubaan?”. Ia berkata: “Tsiqah” (Taariikh Abi Zur’ah, hal. 44 – Syaamilah).
Ibnu Syaahiin berkata: “Tidak mengapa dengannya” (Taariikh Asmaa’ Ats-Tsiqaat,
hal. 214 no. 765). Ibnul-Jauziy memasukkannya dalam Adl-Dlu’afaa’
wal-Matruukuun (2/91 no. 1856).
Ibnu Hajar menyimpulkan:
“Shaduuq, sering keliru (yukhthi’), dituduh berpemahaman Qadariyyah, dan
berubah hapalannya di akhir usianya” (At-Taqriib, hal. 572 no. 3844).
Adz-Dzahabiy memasukkanya dalam kitab Man Tukullima fiihi Wahuwa Muwatstsaqun
au Shaalihul-Hadiits (hal. 324-325 no. 206). Di tempat lain Adz-Dzahabiy
menyimpulkan: “Ia bukanlah seorang yang banyak haditsnya, bukan pula hujjah,
akan tetapi seorang yang shaalihul-hadiits’ (Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 7/314).
Al-Albaaniy berkata:
“Hasanul-hadiits” (Irwaaul-Ghaliil, 2/136). Di tempat lain ia berkata:
“Hasanul-hadiits apabila tidak ada penyelisihan” (Ash-Shahiihah, 1/232). Di
tempat lain ia mengatakan: “Padanya ada kelemahan” (Dhilaalul-Jannaah no. 408).
Basyaar ‘Awwaad dan Al-Arna’uth berkata: “Shaduuq hasanul-hadiits” (Tahriirut-Taqriib,
2/309-310 no. 3820).
Kesimpulan: Yang nampak
di sini – wallaahu a’lam – ia seorang yang ahli ibadah lagi jujur. Akan tetapi
ia diperbincangkan dari segi hapalannya. Oleh karena itu, haditsnya hasan bila
tidak ada penyelisihan, sebagaimana dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy.
Apalagi, dalam periwayatan dari Hassaan bin ‘Athiyyah ia tidak bersendirian.
Hassaan bin ‘Athiyyah
Al-Muhaaribiy, Abu Bakr Asy-Syaamiy (w. setelah tahun 120 H).
Ibnu Hajar berkata:
“Seorang yang tsiqah, faqiih, lagi ‘aabid” (Taqriibut-Tahdziib, hal. 233 no.
1214). Dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahih-nya.
Abul-Muniib Al-Jurasyiy
Ad-Dimasyqiy Al-Ahdab.
Al-‘Ijliy berkata: “Orang
Syaam, taabi’iy, tsiqah’. Ibnu Hibbaan menyebutkannya dalam kitab Ats-Tsiqaat (Tahdziibul-Kamaal,
34/324-325). Ibnu Hajar berkata: “Tsiqah” (Taqriibut-Tahdziib, hal. 1211 no.
8461). Adz-Dzahabiy berkata: “Tsiqah” (Al-Kaasyif, 2/464 no. 6859). Sejumlah
perawi tsiqah meriwayatkan darinya (Tsaur bin Yaziid, Hassaan bin ‘Athiyyah,
Daawud bin Abi Hind, Zaid bin Waaqid, dan ‘Aashim Al-Ahwal).
Kesimpulannya: Ia seorang
yang tsiqah.
‘Abdurrahmaan bin Tsaabit
dalam periwayatannya dari Hassaan bin ‘Athiyyah mempunyai muttabi’ dari
Al-Auza’iy, sebagaimana diriwayatkan oleh Ath-Thahawiy dalam Musykilul-Aatsaar(19)
no. 231 dan Ibnu Hadzlam dalam Juz-nya(20) no. 31.
Al-Auzaa’iy, ia adalah
‘Abdurrahmaan bin ‘Amru bin Abi ‘Amru, Abu ‘Amru Al-Auzaa’iy; seorang imam
tsiqah, jaliil, lagi faqiih (w. 157 H). Dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam
Shahih-nya (Taqriibut-Tahdziib, hal. 593 no. 3992).
Sanad hadits ini adalah
shahih.
2. Hudzaifah bin
Al-Yamaan radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan oleh Al-Bazzaar
dalam Al-Bahruz-Zakhaar(21) 7/368 no. 2966 dan dalam Kasyful-Astaar no. 144,
serta Ath-Thabaraaniy dalam Al-Ausath(22) no. 8327; dari jalan Muhammad bin
Marzuuq, ia berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Abdul-‘Aziiz bin
Al-Khaththaab, ia berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Aliy bin Ghuraab,
ia berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami Hisyaam bin Hassaan, dari Muhammad
bin Siiriin, dari Abu ‘Ubaidah bin Hudzaifah, dari ayahnya radliyallaahu ‘anhu:
Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"،
“Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.
Keterangan para perawi:
Muhammad bin Muhammad bin
Marzuuq bin Bukair/Bakr Al-Baahiliy, Abu ‘Abdillah Al-Bashriy; seorang yang
shaduuq, namun mempunyai beberapa keraguan (w. 248 H). Dipakai Muslim dalam
Shahih-nya (Taqriibut-Tahdziib, hal. 893-894 no. 6311).
‘Abdul-‘Aziiz bin Al-Khaththaab
Al-Kuufiy, Abul-Hasan (w. 224 H). Abu Haatim berkata: “Shaduuq”. Ya’quub bin
Syaibah berkata: “Tsiqah lagi shaduuq”. ‘Amru bin ‘Aliy An-Nasaa'iy berkata:
“Tsiqah” (selengkapnya lihat: Tahdziibul-Kamaal 18/126-128 no. 3441). Ibnu
Hajar menyimpulkan: “Shaduuq” (Taqriibut-Tahdziib, hal. 611 no. 4118).
Adz-Dzahabiy berkata: “Tsiqah” (Al-Kaasyif, 1/655 no. 3382).
Kesimpulan: Tsiqah.
‘Aliy bin Ghuraab Al-Fazaariy, Abul-Hasan (w.
184). Ahmad bin Hanbal
berkata: “Aku mendengar darinya dalam satu majlis, dan ia melakukan tadliis.
Dan aku tidaklah melihatnya kecuali ia seorang yang shaduuq”. Di lain tempat ia
berkata: “Haditsnya termasuk hadits ahlush-shidq”. Yahyaa bin Ma’iin berkata:
“Shaduuq”. Di lain tempat ia berkata: “’Aliy itu tidak mengapa, akan tetapi ia
berbuat tasyayyu’”. Di lain tempat ia berkata: “Tsiqah”. Di lain tempat ia
berkata: “Orang-orang telah berbuat dhalim terhadapnya ketika membicarakannya”.
Muhammad bin ‘Abdillah bin Numair berkata: “Ia mempunyai beberapa hadits
munkar”. Abu Haatim berkata: “Tidak mengapa dengannya”. Abu Zur’ah berkata:
“’Aliy bin Ghuraab menurutku shaduuq, dan ia lebih aku senangi daripada ‘Aliy
bin ‘Aashim”. Abu Daawud berkata: “Dla’iif, orang-orang meninggalkan
haditsnya”. ‘Iisaa bin Yuunus berkata: “Ia seorang yang dla’iif, dan aku ttidak
menulis haditsnya. Abu Daawud mengatakan hal itu”. An-Nasaa’iy berkata: “Tidak
mengapa dengannya, dan ia sering melakukan tadlis”. Ibraahiim bin Ya’qqub
Al-Juzjaaniy: “Saaqith”. Mengomentari perkataan Al-Juzjaaniy ini, Al-Khathiib
berkata: “Aku mengira Ibraahiim mencelanya dikarenakan madzhabnya, karena ia
ber-tasyayyu’. Adapun riwayatnya, orang-orang telah mensifatinya dengan
kejujuran”. Ad-Daaruquthniy berkata: “Digunakan sebagai i’tibar”. Ibnu Hibbaan
berkata: “Ia meriwayatkan hadits-hadits maudlu’, sehingga batallah berhujjah
dengannya. Ia seorang yang berlebih-lebihan dalam tasyayyu’”. Ibnu ‘Adiy
berkata: “Ia mempunyai riwayat-riwayat ghariib dan afraad. Dan ia termasuk
orang yang ditulis haditsnya”. Ibnu Sa’d berkata: “Ia seorang yang shaduuq, dan
padanya ada kelemahan. Ia bershahabat dengan Ya’quub bin Daawud – yaitu waziir
Al-Mahdiy - , sehingga orang-orang meninggalkannya”. Muhammad bin ‘Abdillah bin
‘Ammaar: ia seorang shahiibul-hadiits, yang luas pengetahuannya,… dan ia
ber-tasyayyu’”. Ibnu Qaani’ berkata: “Orang Kuufah, Syi’ah, tsiqah”. ‘Utsmaan
bin Abi Syaibah berkata: “Tsiqah” (selengkapnya lihat: Tahdziibul-Kamaal
21/90-96 no. 4120 dan Tahdziibut-Tahdziib 7/372). Ibnu Hajar menyimpulkan: “Shaduuq,
sering berbuat tadlis (yudallis), dan ber-tasyayyu’. Ibnu Hibbaan telah
berlebihan dalam melemahkannya” (Taqriibut-Tahdziib, hal. 703 no. 4817).
Kesimpulannya adalah
sebagaimana kesimpulan Ibnu Hajar.
Hisyaam bin Hassaan
Al-Azdiy, Abu ‘Abdillah Al-Bashriy; seorang yang tsiqah, dan paling tsabt
riwayatnya dari Muhammad bin Siiriin (w. 147/148 H). Dipakai Al-Bukhaariy dan
Muslim dalam Shahiih-nya (idem, hal. 1020-1021 no. 7339).
Muhammad bin Siiriin
Al-Anshaariy, tabi’iy masyhur; seorang yang tsiqah lagi tsabat (w. 110 H).
Dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahih-nya (idem, hal. 853 no. 5985).
Abu ‘Ubaidah bin
Hudzaifah bin Al-Yamaan; seorang yang maqbuul (idem, hal. 1174 no. 8292).
Yaitu, riwayatnya diterima jika ada mutaba’ah, dan jika tidak, maka dla’iif.
Abu 'Ubaidah bin
Hudzaifah mempunyai mutaba’ah dari Numair bin Aus, sebagaimana diriwayatkan
oleh Ath-Thabaraaniy dalam Musnad Asy-Syaamiyyiin(23) no. 1862: Telah
menceritakan kepada kami ‘Amru bin Ishaaq: telah menceritakan kepadaku ayahku: Telah
menceritakan kepada kami ‘Amru bin Al-Haarits: Telah menceritakan kepada kami
‘Abdullah bin Saalim, dari Az-Zubaidiy: Telah menceritakan kepada kami Numair
bin Aus: Bahwasannya Hudzaifah bin Al-Yamaan kembali kepada Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau berkata:
مَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka
ia termasuk golongan mereka”.
Keterangan para perawi:
‘Amru bin Ishaaq bin Ibraahiim bin Al-‘Alaa’
bin Adl-Dlahhaak bin Al-Muhaajir bin Zibriiq Az-Zubaidiy Al-Himshiy; seorang
yang majhuul haal (Irsyaadul-Qaadliy wad-Daaniy, hal. 451-452 no. 718).
Ishaaq bin Ibraahiim bin Al-'Alaa' bin
Adl-Dlahhaak bin Zibriiq Al-Himshiy Az-Zubaidiy (Al-Jarh wat-Ta'diil, 2/209 no.
711 dan Tahdziibul-Kamaal 2/369-371 no. 330). Mengenai Ishaaq bin Ibraahiim bin
Zibriiq, Abu Haatim berkata: “Syaikh”. Ibnu Ma’iin memujinya dengan berkata:
“Tidak mengapa dengannya (laa ba’sa bihi)” (Al-Jarh wat-Ta’diil 2/209 no. 711).
An-Nasaa’iy – sebagaimana dinukil Al-Mizziy – mengatakan: “Tidak tsiqah”. Namun
dalam riwayat Ibnu ‘Asaakir sebagaimana yang dibawakan oleh Ibnu Badraan dalam
At-Tahdziib (2/407), An-Nasaa’iy berkata: “Tidak tsiqah, jika ia meriwayatkan
dari ‘Amru bin Al-Haarits”. Jadi ketidaktsiqahan ini di-taqyid dalam
periwayatan dari ‘Amru. Muhammad bin ‘Auf memutlakkan kedustaan terhadapnya. Abu Dawud mengikuti
Muhammad bin ‘Auf dengan perkataannya: “Tidak ada apa-apanya”. Namun perkataan
keduanya ini perlu ditinjau kembali, sebab Al-Bukhaariy (dalam Shahih-nya
dengan periwayatan mu’allaq), Abu Haatim, Al-Fasaawiy, dan yang lainnya
membawakan riwayatnya dimana tidak ada keraguan bahwa mereka tidaklah
meriwayatkan dari para pendusta yang dikenal kedustaaannya. Abu Ishaaq
Al-Huwainiy dalam Natsnun-Nabaal (hal. 176-177 no. 276) membawakan bahwa
Maslamah bin Al-Qaasim mentsiqahkannya. Al-Haakim (Al-Mustadrak 3/290) dan Ibnu
Hibbaan (Ats-Tsiqaat 8/113) men-tautsiq-nya. Perkataan yang benar di sini
adalah bahwa Ishaaq bin Ibraahiim bin Zibriiq adalah shaduuq; riwayatnya lemah
jika berasal dari ‘Amr bin Al-Haarits.
‘Amru bin Al-Haarits bin
Adl-Dlahhaak Az-Zubaidiy Al-Himshiy. Ibnu Hibbaan berkata:
“Mustaqiimul-hadiits” (Ats-Tsiqaat, 8/48). Adz-Dzahabiy berkata: “Telah
ditsiqahkan” (Al-Kaasyif, 2/73 no. 4136). Ibnu Hajar berkata: “Maqbuul” (Taqriibut-Tahdziib,
hal. 732 no. 5036).
Kesimpulan: Ia tidaklah
jatuh dari derajat hasan, wallaahu a’lam.
‘Abdullah bin Saalim
Al-Asy’ariy Al-Himshiy; seorang yang tsiqah dan dituduh berpemahaman nashb
(membenci Ahlul-Bait) (w. 179 H). Dipakai Al-Bukhaariy dalam Shahiih-nya (idem,
hal. 509 no. 3355).
Az-Zubaidiy, ia adalah
Muhammad bin Al-Waliid bin ‘Aamir Az-Zubaidiy, Abul-Hudzail Al-Himshiy; seorang
yang tsiqah lagi tsabat (w. 146/147/149 H). Dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim
dalam Shahiih-nya (idem, hal. 905 no. 6412).
Numair bin Aus Al-Asy’ariy. Ibnu Hibbaan
memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat (5/479). Ibnu Hajar berkata: “Tsiqah” (Taqriibut-Tahdziib,
hal. 1009 no. 7239). Namun yang benar – wallaahu a’lam – ia hanyalah seorang yang
shaduuq saja, karena hanya Ibnu Hibbaan yang men-tautsiq-nya, akan tetapi
sejumlah perawi tsiqaat meriwayatkan darinya. Kesimpulan ini adalah sebagaimana
diambil Basyar ‘Awwaad dan Al-Arna’uth dalam Tahriirut-Taqriib (4/24 no. 7190).
Mutaba’ah ini pun lemah,
karena kelemahan ‘Amru bin Ishaaq dan ayahnya.
3. Abu Hurairah
radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan oleh
Al-Harawiy dalam Dzammul-Kalaam(24) no. 474, Abu Umayyah Ath-Thursuusiy dalam
Musnad-nya(25) no. 56, dan Adz-Dzahabiy dalam As-Siyar(26) 16/242; semuanya
dari jalan Shadaqah bin ‘Abdillah, dari Al-Auzaa’iy, dari Yahyaa bin Katsiir,
dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda:
بُعِثْتُ بَيْنَ
يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ
الذُّلُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَنِي، وَمَنْ تَشَّبَهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ
مِنْهُمْ "
“Aku diutus menjelang
hari kiamat dengan pedang. Dijadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku, dan
dijadikan kehinaan serta kerendahan atas orang yang menyelisihiku. Dan
barangsiapa yang menyerupai satu kaum, maka ia termasuk golongan mereka’.
Akan tetapi riwayat ini
di-ta’lil oleh sejumlah ulama.
Dalam kitab Al-‘Ilal
lid-Daaruquthniy disebutkan:
وَسُئِلَ عَنْ
حَدِيثِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ، وَجُعِلَ رِزْقِي فِي ظُلِّ
رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَنِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ "، فَقَالَ: يَرْوِيهِ الْأَوْزَاعِيُّ وَاخْتُلِفَ
عَنْهُ، فَرَوَاهُ صَدَقَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّمِينِ وَهُوَ ضَعِيفٌ،
عَنْ يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَخَالَفَهُ
الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، رَوَاهُ عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ
عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرْشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ وَهُوَ الصَّحِيحُ
“Ad-Daaruquthniy pernah ditanya tentang hadits
Abu Salamah, dari Abu Hurairah: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam: ‘Aku diutus menjelang hari kiamat. Dijadikan rizkiku di bawah
bayangan tombakku, dan dijadikan kehinaan serta kerendahan atas orang yang
menyelisihiku. Dan barangsiapa yang menyerupai satu kaum, maka ia termasuk golongan
mereka’. Lalu ia berkata: ‘Diriwayatkan oleh Al-Auza’iy dan terdapat
perselisihan padanya. Diriwayatkan oleh Shadaqah bin ‘Abdillah As-Samiin, dan
ia seorang yang dla’iif, (dari Al-Auza’iy), dari Yahyaa, dari Abu Salamah, dari
Abu Hurairah. Al-Waliid bin Muslim menyelisihinya dimana ia meriwayatkan dari
Al-Auza’iy dari Hassaan bin ‘Athiyyah, dari Abul-Muniib Al-Jursyiy, dari Ibnu
‘Umar. Dan inilah yang benar/shahih” (Al-‘Ilal no. 1754).
Adapun Ibnu Abi Haatim
rahimahullah berkata:
وَسألت أبي عَنْ
حديث رَوَاهُ عُمَرُ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ صَدَقَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ،
عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: " بُعِثْتُ
بِالسَّيْفِ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي،
وَجُعِلَ الذُّلُّ، وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَنِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ". قَالَ أَبِي: قَالَ لِي دُحَيْمٌ: هَذَا
الْحَدِيثُ لَيْسَ بِشَيْءٍ، وَالْحَدِيثُ حَدِيثُ الأَوْزَاعِيِّ، عَنْ سَعِيدِ
بْنِ جَبَلَةَ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
“Dan aku pernah bertanya kepada ayahku tentang
hadits yang diriwayatkan oleh ‘Umar bin Salamah, dari Shadaqah bin ‘Abdillah,
dari Al-Auza’iy, dari Yahyaa bin Katsiir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah,
dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Aku diutus dengan
pedang menjelang hari kiamat, dan dijadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku,
dan dijadikan kehinaan serta kerendahan atas orang-orang yang menyelisihiku. Dan barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka’. Lalu ayahku (Abu
Haatim) berkata: ‘Duhaim pernah berkata kepadaku: Hadits ini tidak ada
apa-apanya. Hadits itu yang benar adalah hadits Al-Auzaa’iy, dari Sa’iid bin
Jabalah, dari Thaawus, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam secara mursal” (Al-‘Ilal
no. 956).
Adapun Shadaqah bin
‘Abdillah, statusnya adalah seperti yang dikatakan Ad-Daaruquthniy, dan ia
didla’ifkan oleh jumhur ahli hadits (lihat: Tahdziibul-Kamaal 13/133-138 no.
2863 dan Taqriibut-Tahdziib, hal. 451 no. 2929).
4. Abu Umaamah
Al-Baahiliy radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan oleh Abu
Dzawaalah dalam Hadiits-nya(27) no. 3: Telah menceritakan kepada kami Abu
Dzawaalah: Telah menceritakan kepadaku Abu ‘Abdil-‘Aziiz bin Marwaan, dari
kakeknya Abaan bin Sulaimaan bin Maalik Al-Laitsiy, dari Abu Umaamah
Al-Baahiliy, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam:
مَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ، وَمَنْ أَحَبَّ قَوْمًا حُشِرَ مَعَهُمْ
“Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka. Dan barangsiapa
mencintai suatu kaum, maka ia akan dikumpulkan bersama mereka”.
Abaan bin Sulaimaan bin
Maalik Al-Laitsiy, tidak diketemukan biografinya (lihat: Rijaalul-Haakim, hal.
87 no. 147). Begitu pula Abu ‘Abdil-‘Aziiz bin Marwaan, belum saya ketemukan
biografinya. Wallaahu a’lam.
5. Anas bin Maalik
radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan oleh
Al-Harawiy dalam Dzammul-Kalaam(28) no. 475 dan Abu Nu’aim dalam Akhbaar
Ashbahaan(29) 1/166; semuanya dari jalan Al-Hajjaaj bin Yuusuf bin Qutaibah:
Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al-Husain, dari Az-Zubair bin ‘Adiy,
dari Anas, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
جُعِلَ رِزْقِي
تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي،
وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Dijadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku,
dan dijadikan kehinaan serta kerendahan bagi siapa saja yang menyelisihiku. Dan barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.
Sanad ini sangat lemah
karena Bisyr bin Al-Husain, Abu Muhammad Al-Hilaaliy Al-Ashbahaaniy, seorang
yang matruuk (Mishbaahul-Ariib, 1/243 no. 4828).
6. Al-Hasan Al-Bashriy rahimahullah secara
mursal.
Diriwayatkan oleh Sa’iid bin Manshuur(30) no.
2194: Telah menceritakan kepada kami Ismaa’iil bin ‘Ayyaasy, dari Abu ‘Umair
Ash-Shuuriy, dari Al-Hasan, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa salam:
إن الله بعثني
بسيفي بين يدي الساعة ، وجعل رزقي تحت ظل رمحي ، وجعل الذل والصغار على من خالفني
، ومن تشبه بقوم فهو منهم
“Sesungguhnya Allah mengutusku dengan pedangku
menjelang hari kiamat, dijadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku, dan
dijadikan kehinaan serta kerendahan bagi siapa saja yang menyelisihiku. Dan barangsiapa yang menyerupai
suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.
Keterangan perawi:
Ismaa’iil bin ‘Ayyaasy
bin Sulaim Al-‘Ansiy, Abu ‘Utbah Al-Himshiy; seorang yang shaduuq dalam riwayat
penduduk negerinya, namun tercampur (mukhtalith) dalam riwayat selainnya (w. 181/182
H) (Taqriibut-Tahdziib, hal. 142 no. 477).
Abu ‘Umair Ash-Shuuriy, namanya Abaan bin
Sulaimaan. Ibnu Abi Haatim berkata: “ia termasuk hamba Allah yang shaalih,
berbicara dengan hikmah” (Al-Jarh wat-Ta’diil, 2/300 no. 1106).
Al-Hasan, ia adalah Ibnu Abil-Hasan yang
terkenal dengan Al-Hasan Al-Bashriy; seorang yang tsiqah, faadlil, lagi
masyhuur (w. 110 H). Dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahih-nya (Taqriibut-Tahdziib,
hal. 236 no. 1237).
Selain mursal, sanad riwayat ini juga lemah
sampai Al-Hasan karena Abu ‘Umair Ash-Shuuriy. Ia seorang yang majhuul haal.
7. Thaawus rahimahullah secara mursal.
Diriwayatkan oleh Ibnul-Mubaarak dalam
Al-Jihaad(31) no. 105, Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab(32) no. 390, dan
Ibnu Abi Syaibah(33) 5/313 & 12/351; semuanya dari Al-Auzaa’iy, ia berkata:
Telah menceritakan kepada kami Sa’iid bin Jabalah, ia berkata: telah
menceritakan kepadaku Thaawus Al-Yamaaniy: Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ
بَعَثَنِي بِالسَّيْفِ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ، وَجَعَلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ
رُمْحِي، وَجَعَلَ الذُّلَّ وَالصَّغَارَ عَلَى مَنْ خَالَفَنِي، وَمَنْ تشبه
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ "
“Sesungguhnya Allah
mengutusku dengan pedang menjelang hari kiamat. Ia menjadikan rizkiku di bawah
bayangan tombakku, dan menjadikan kehinaan serta kerendahan atas orang yang
menyelisihiku. Dan barangsiapa yang menyerupai satu kaum, maka ia termasuk
golongan mereka’.
Selain mursal, riwayat
ini juga tidak shahih sampai Thaawuus. Sa’iid bin Jabalah dari Thaawuus
didla’ifkan oleh Asy-Syiiraaziy (Mishbaahul-Ariib, 2/19 no. 10594).
Kesimpulan hadits dengan
keseluruhan jalannya adalah shahih.
Penjelasan Ringkas Hadits(34)
Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam mengkhabarkan bahwa diri beliau diutus menjelang hari kiamat dengan
pedang, maksudnya adalah dekat masanya antara masa pengutusan beliau kepada
manusia hingga nanti ditegakkannya hari kiamat.
Sabda beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam: ‘dengan pedang’ ; maksudnya beliau mengkhususkan diri beliau
dengan pedang, meskipun nabi-nabi yang lain juga diutus dengan berperang dengan
musuh-musuhnya, adalah karena apa yang mereka (para nabi lain) lakukan tidak
menyamai apa yang beliau lakukan dalam hal ini. Bisa juga bahwa beliau
shallallaahu ‘alaihi wa sallam hanya mengkhususkan dirinya dengan hal tersebut
karena telah terdapat dalam kitab-kitab dimana hal itu dimaksudkan untuk
menegur dua golongan Ahlul-Kitaab serta mengingatkan mereka apa-apa yang ada
pada mereka.(35)
Beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam juga menjelaskan inti risalah dan tujuan diutusnya beliau itu
adalah untuk mentauhidkan Allah ta’ala dengan peribadahan, dan membatalkan
segala macam bentuk kesyirikan. Dalam hadits tersebut terdapat isyarat
pencapaian tujuan ini tidaklah akan terjadi kecuali dengan penegakkan jihad fii
sabiilillah dengan memerangi para pelaku kesyirikan dan kesesatan.
Sabda beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam: ‘dan dijadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku’ ; padanya
terdapat isyarat halalnya ghanimah bagi umat ini. Dan juga bahwasannya rizki
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam ada pada ghaniimah tersebut, bukan
selainnya dari penghasilan kerja (makaasib). Oleh karena itu, sebagian ulama berkata:
Ini adalah penghasilan yang paling utama.(36) Beliau shallallaahu ‘alaihi wa
sallam makan dari sumber yang lain, akan tetapi kebanyakan rizkinya diperoleh
dari jihad dimana beliau mempunyai bagian khusus dalam harta ghaniimah.(37)
Hikmah dalam pembatasan
penyebutan tombak dalam hadits di atas, bukan selainnya dari peralatan perang
seperti pedang, karena adat kebiasaan yang berlaku pada mereka saat itu bahwa
bendera/panji peperangan diletakkan di ujung tombak. Maka ketika bayangan
tombak menjadi sempurna (karenanya), penisbatan keberadaan rizki padanya pun
menjadi lebih sesuai.(38)
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga
mengkhabarkan bahwa kerendahaan dan kehinaan itu ada pada orang yang
menyelisihi perkara yang beliau bawa. Itulah makna kerendahan/kehinaan secara
maknawiy. Adapun secara hissiy (kongkret), maka kehinaan itu diwujudkan dengan
pembayaran jizyah (orang kafir dzimmiy) kepada kaum muslimin.
Sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”
menunjukkan siapa saja
yang berusaha meniru-niru/menyerupai seseorang, maka ia seperti orang yang ia
serupai dalam keadaan dan tempat kembalinya.
Barangsiapa yang
menyerupai orang-orang shaalih, maka orang itu pun shaalih dan akan dikumpulkan
(kelak) bersama mereka. Dan begitu juga sebaliknya bagi orang yang menyerupai
orang-orang kafir atau fasiq.(39)
Al-Munaawiy rahimahullah berkata:
وقيل المعنى: من
تشبه بالصالحين وهو من أتباعهم يكرم كما يكرمون، ومن تشبه بالفساق يهان ويخذل كهم،
ومن وضع عليه علامة الشرف أكرم وإن لم يتحقق شرفه، وفيه أن من تشبه من الجن
بالحيات وظهر بصورتهم قتل....
“Dikatakan maknanya
adalah: barangsiapa yang menyerupai orang-orang shaalih, maka ia termasuk orang
yang mengikuti mereka. Ia pun dimuliakan sebagaimana orang-orang shaalih itu
dimuliakan. Barangsiapa yang menyerupai orang-orang fasiq, maka akan dihinakan
dan direndahkan sebagaimana mereka (dimuliakan dan direndahkan). Dan
barangsiapa yang diletakkan padanya tanda-tanda kehormatan, ia lebih mulia
meskipun kehormatannya itu tidak kelihatan. Dalam hadits itu juga terdapat
faedah: barangsiapa menyerupai ular dan nampak dalam bentuknya (seperti ular)
dari kalangan jin, boleh dibunuh….”.(40)
Ash-Shan’aaniy rahimahullah berkata:
والحديث دال على
أن من تشبه بالفساق كان منهم أو بالكفار أو بالمبتدعة في أي شيء مما يختصمون به من
ملبوس أو مركوب أو هيئة...
“Hadits tersebut
menunjukkan bahwa siapa saja yang menyerupai orang-orang fasiq, maka ia
termasuk golongan mereka. Atau menyerupai orang-orang kafir atau mubtadi’
(pelaku bid’ah) dalam hal apa saja yang menjadi kekhususan mereka dengannya
dalam gaya berpakaian, berkendaraan, atau gaya/tata cara yang lainnya….”.(41)
Syaikhul-Islaam Ibnu
Taimiyyah berkata:
هذا الحديث أقل
أحواله أن يقتضي تحريم التشبه بأهل الكتاب، وإن كان ظاهره كفر المتشبه بهم....
“Minimal, hadits ini menetapkan adanya
keharaman tasyabbuh kepada Ahlul-Kitaab, meskipun pada dhahirnya (dapat)
mengkafirkan orang yang bertasyabbuh kepada mereka…”.(42)
Perbuatan tasyabbuh dapat terjadi dalam
perkara-perkara hati seperti keyakinan (i’tiqad) dan kehendak; dan bisa juga
dalam perkara-perkara lahiriyah seperti berbagai macam ibadah dan kebiasaan.(43)
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
Itu saja yang dapat dituliskan. Semoga yang sedikit ini
ada manfaatnya.
Footnote:
(1)
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا
أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتٍ، حَدَّثَنَا
حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ
فَهُوَ مِنْهُمْ "
(2)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ يَعْنِي
الْوَاسِطِيَّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ ثَوْبَانَ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ
أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى
الله عليه وسلم: " بُعِثْتُ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ
عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"
حَدَّثَنَا
أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ،
حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ
عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ
يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ
عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ"
(3)
حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ، حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ،
عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ
بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي
تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ
أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ"
(4)
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ ثَوْرٍ الْجُذَامِيُّ، قَالَ:
ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ الْفِرْيَابِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَةَ
الدِّمَشْقِيُّ، ثنا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ الْحِمْصِيُّ، ح وَحَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَزِيزٍ الْمَوْصِلِيُّ، ثنا غَسَّانُ بْنُ
الرَّبِيعِ، قَالُوا: ثنا ابْنُ ثَوْبَانَ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ
أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى
الله عليه وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى
يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ
رُمْحِي، وَجُعِلَتِ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَنِي، وَمَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ " – 216.
(5)
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ، عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ، قَالَ: حَدَّثَنِي حَسَّانُ بْنُ
عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ
مَعَ السَّيْفِ، وَجُعِلَ رِزْقِي فِي ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُ
وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ
مِنْهُمْ ".
(6)
حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ ثَوْبَانَ، حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي
مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ
اللَّهُ وَحْدَهُ لَا يُشْرَكَ بِهِ شَيْءٌ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ
رُمْحِي، وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ
تشبه بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ".
حَدَّثَنَا
هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتٍ،
قَالَ: حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ،
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " إنَّ
اللَّهَ جَعَلَ رِزْقِي تَحْتَ رُمْحِي وَجَعَلَ الذِّلَّةَ وَالصَّغَارَ عَلَى
مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، مَنْ تشبه بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ " – 12/531.
(7)
وَقَالَ أَبُو يَعْلَى الْمَوْصِلِيُّ: ثنا زُهَيْرٌ،
ثنا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ
ثَوْبَانَ، ثنا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْحَارِثِ، عَنِ
ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " بُعِثْتُ
بَيْنَ يَدَيَّ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ، حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى لَا شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجَعَلَ
الذِّلَّةَ وَالصَّغَارَ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ
فَهُوَ مِنْهُمْ ".
قَالَ
أَبُو يَعْلَى الْمَوْصِلِيُّ: ثنا زُهَيْرٌ، ثنا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، ثنا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ، ثنا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ،
عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجَرْشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ
السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ تَعَالَى وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَجَعَلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجَعَلَ الذِّلَّةَ وَالصَّغَارَ
عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ".
قَالَ: وثنا إِسْحَاقُ بْنُ أَبِي إِسْرَائِيلَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ، ثنا
ابْنُ ثَوْبَانَ فَذَكَرَهُ..
(8)
نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْقَيْسَرَانِيُّ، نا
مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ الْفِرْيَابِيُّ، نا ابْنُ ثَوْبَانَ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ
عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ،
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ
السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهَ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ،
وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى
مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهو مِنْهُمْ.
(9)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْوَرَّاقُ، نَا
غَسَّانُ بْنُ الرَّبِيعِ، نَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ،
عَنْ حَسَّانِ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ:
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ
السَّاعَةِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي
تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَنِي،
وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ، فَهُوَ مِنْهُمْ ".
(10)
أَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
يُوسُفَ الأَصْبَهَانِيُّ، أنا أَبُو سَعِيدِ ابْنُ الأَعْرَابِيِّ، ثنا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْقَيْسَرَانِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ
الْفِرْيَابِيُّ، ثنا ابْنُ ثَوْبَانَ. ح وَأَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ
الْحَافِظُ، ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ الأَصَمُّ، ثنا الْحَسَنُ بْنُ الْمُكَرَّمِ،
ثنا أَبُو النَّضْرِ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ، ثنا
حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ
السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ، حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ،
وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى
مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
".
(11)
وَأَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَخْبَرَنَا
زَاهِرُ بْنُ أَحْمَدَ الْفَقِيهُ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيِّ
بْنِ الْجَعْدِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عَسْكَرٍ، حَدَّثَنَا الْفِرْيَابِيُّ،
وَعَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا ابْنُ ثَوْبَانَ، عَنْ حَسَّانِ بْنِ
عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صلى الله عليه وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ،
وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ
أَمْرِي، وَمَنْ تَشَّبَهَ بَقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ".
(12)
وَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ الْمُعَدِّلُ، إِمْلاءً، وَأَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ،
قِرَاءَةً عَلَيْهِ، قَالا: أنا أَبُو عُمَرَ الزَّاهِدُ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
الْوَاحِدِ، نا مُوسَى بْنُ سَهْلٍ الْوَشَّاءُ، أنا أَبُو النَّضْرِ، نا عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ، نا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي
مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ، حَتَّى
يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَجَعَلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ
رُمْحِي، وَجَعَلَ الذُّلَّ وَالصَّغَارَ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ".
(13)
أَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ عَلِيُّ بْنُ أَحْمَدَ
بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ الْوَلِيدِ الْمُرِّيُّ الْمُقْرِئُ، ثنا أَبُو الْقَاسِمِ
أَخْطَلُ بْنُ الْحَكَمِ بْنِ جَابِرٍ الْقُرَشِيُّ، ثنا الْفِرْيَابِيُّ، ثنا
ابْنُ ثَوْبَانَ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ،
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ:
" بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ
وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ
الذُّلُّ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
".
(14)
وقد أخبرنا ابن الحسين نا بن المذهب نا احمد بن جعفر ثنا
عبد الله بن احمد ثنى أبي ثنا أبو النصر ثنا عبد الرحمن بن ثابت بن ثوبان ثنا حسان
بن عطية عن أبي منيب الحرسي عن ابن عمر قال قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "من تشبه بقوم فهو منهم"
(15)
ثنا مُحَمَّدٌ قَالَ: ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْهَيْثَمِ
قَالَ: ثنا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ، قَالَ: ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ
بْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ حَسَّانِ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ، عَنِ
ابْنِ عُمَرَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "
بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ
لا شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَتِ الذِّلَّةُ
وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ
مِنْهُمْ "..
(16)
أَخْبَرَنَا بِهِ أبو الفرج بن قدامة، وأَبُو
الْغَنَائِمِ بْنُ عَلانَ، وأحمد بن شيبان، قَالُوا: أَخْبَرَنَا حنبل، قال:
أَخْبَرَنَا ابْنُ الْحُصَيْنِ، قال: أَخْبَرَنَا ابن المذهب، قال: أَخْبَرَنَا
الْقَطِيعِيُّ، قال: حَدَّثَنَا عبد الله بن أحمد، قال: حَدَّثَنِي أَبِي، قال:
حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، قال: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ
بْنِ ثَوْبَانَ، قال: حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ
الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قال: قال رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِّ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى
يُعْبَدَ اللَّهُ وحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ رُمْحِي،
وجُعِلَ الذُّلُّ والصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، ومَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ".
(17)
قَرَأْتُ عَلَى أَحْمَدَ بْنِ إِسْحَاقَ الزَّاهِدِ،
أَنْبَأَنَا ظَفْرُ بْنُ سَالِمٍ بِبَغْدَادَ سَنَةَ عِشْرِينَ وَسِتِّ مِائَةٍ،
أَخْبَرَنَا هِبَةُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ الشِّبْلِيُّ سَنَةَ 557، أَخْبَرَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ أَبِي عُثْمَانَ، أَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ
مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ الْقَاسِمِ سَنَةَ سَبْعٍ وَأَرْبَعِ مِائَةٍ،
حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ غُلَامُ ثَعْلَبٍ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ سَهْلٍ
الْوَشَّاءُ، حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ، حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ
الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ، حَتَّى يُعْبَدَ
اللَّهُ وَحْدَهُ، لا شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي،
وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ". إِسْنَادُهُ صَالِحٌ.
(18)
قَرَأْتُهُ تَامًّا عَلَى إِبْرَاهِيمَ بْنِ أَحْمَدَ
بْنِ الْحَرِيرِيِّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ يُوسُفَ بْنِ مَكْتُومٍ، وَغَيْرِ
وَاحِدٍ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ بْنِ اللَّتِّيِّ أَخْبَرَهُمْ، أنا
عَبْدُ الأَوَّلِ بْنُ عِيسَى، أنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُحَمَّدٍ الدَّاوُدِيُّ،
أنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَعْيَنَ، أنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ خُرَيْمِ
بْنِ قَمَرٍ، أنا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ، حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ هُوَ
الطَّيَالِسِيُّ،، قَالا: ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ. ح
وَقَرَأْتُهُ عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ، أَخْبَرَكُمْ أَحْمَدُ بْنُ أَبِي طَالِبٍ،
عَنْ يَاسَمِينَ بِنْتِ الْبَيْطَارِ، أَنَّ هِبَةَ اللَّهِ بْنَ الشِّبْلِيِّ
أَخْبَرَهُمْ، أنا أَبُو الْغَنَائِمِ بْنُ الْمُنْتَابِ، أنا أَبُو الْحُسَيْنِ
الضَّبِّيُّ، ثنا أَبُو عُمَرَ الزَّاهِدُ غُلامُ تَغْلِبَ، ثنا مُوسَى بْنُ
سَهْلٍ، ثنا أَبُو النَّضْرِ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ
ثَوْبَانَ، عَنْ حَسَّانِ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرْشِيِّ، عَنِ
ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ مَعَ السَّيْفِ "، وزاد أبو النضر:
" حتى يعبد الله وحده لا شريك له " ثم اتفقوا: " وجعل رزقي تحت ظل
رمحي، وجعل الذلة والصغار على من خالف أمري، ومن تشبه بقوم فهو منهم
".
(19)
حَدَّثَنَا أَبُو أُمَيَّةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
وَهْبِ بْنِ عَطِيَّةَ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا
الأَوْزَاعِيُّ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ،
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ عَلَيْهِ
السَّلامُ: " بُعِثْتُ بِالسَّيْفِ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لِيُعْبَدَ
اللَّهُ صلى الله عليه وسلم وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ
رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَنِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ "..
(20)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْمُعَلَّى بْنِ يَزِيدَ،
قَالَ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، وَعَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ، وَكَثِيرُ
بْنُ عُبَيْدٍ، قَالُوا: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا
الأَوْزَاعِيُّ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ، عَنْ أَبِي الْمُنِيبِ
الْجُرَشِيِّ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم: " إِنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي بِالسَّيْفِ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ
حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ لا يُشْرَكَ بِهِ، وَجَعَلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ
رُمْحِي، وَجَعَلَ الذُّلَّ وَالصَّغَارَ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ".
(21)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَرْزُوقٍ، قَالَ:
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ الْخَطَّابِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ
غُرَابٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
سِيرِينَ، عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ حُذَيْفَةَ، عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، أَنّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: " مَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ "،.
(22)
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ زَكَرِيَّا، ثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ مَرْزُوقٍ، نا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ الْخَطَّابِ، ثَنَا عَلِيُّ بْنُ
غُرَابٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ حَسَّانٍ، عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي عُبَيْدَةَ
بْنِ حُذَيْفَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: "
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ".
(23)
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ إِسْحَاقَ، ثَنَا أَبِي، ثَنَا
عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ، ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَالِمٍ، عَنِ
الزُّبَيْدِيِّ، ثَنَا نُمَيْرُ بْنُ أَوْسٍ، أَنَّ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ،
كَانَ يَرُدُّهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: " مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ".
(24)
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ
الْحَافِظُ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَعْقُوبَ الْحَجَّاجِيُّ،
أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ هَاشِمِ بْنِ مِرْثَدٍ، أَنَّ دُحَيْمًا حَدَّثَهُمْ،
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ، عَنِ
الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: " بُعِثْتُ
بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي،
وَجُعِلَ الذُّلُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَنِي، وَمَنْ تَشَّبَهَ بِقَوْمٍ
فَهُوَ مِنْهُمْ ".
(25)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، ثنا ابْنُ
عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ
أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم: " إِنَّ اللَّهَ تعالى بَعَثَنِي بِالسَّيْفِ بَيْنَ يَدَيِ
السَّاعَةِ، وَجَعَلَ رِزْقِي فِي ظِلِّ رُمْحِي، وَجَعَلَ الذُّلَّ وَالصَّغَارَ
عَلَى مَنْ خَالَفَنِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
".
(26)
أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ اللَّتِّيِّ، أَخْبَرَنَا أَبُو الْوَقْتِ، أَخْبَرَنَا أَبُو
إِسْمَاعِيلَ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ الْحَافِظُ، أَخْبَرَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْحَجَّاجِيُّ، أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ هَاشِمٍ،
حَدَّثَنَا دُحَيْمٌ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا
صَدَقَةُ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي
سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ:
" بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ
ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي،
وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ".
(27)
حَدَّثَنَا أَبُو ذَوَالَةَ، حَدَّثَنِي أَبِي عَبْدُ
الْعَزِيزِ بْنُ مَرْوَانَ، عَنْ جَدِّهِ أَبَانِ بْنِ سُلَيْمَانَ بْنِ مَالِكٍ
اللَّيْثِيِّ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صلى الله عليه وسلم: " مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ، وَمَنْ
أَحَبَّ قَوْمًا حُشِرَ مَعَهُمْ ".
(28)
وَحَدَّثَنِيهِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ
بْنِ مُحَمَّدٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ السُّرِّيِّ
الْبَوْسَنْجِيُّ، حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُفَيْرٍ،
حَدَّثَنَا الْحَجَّاجُ بْنُ يُوسُفَ بْنِ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ
الْحُسَيْنِ، عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ عَدِيٍّ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " جُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي،
وَجُعِلَ الذُّلُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ
فَهُوَ مِنْهُمْ ".
(29)
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ
يُوسُفَ، ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ أَحْمَدُ بْنُ مَحْمُودِ بْنِ صُبَيْحٍ، ثنا
الْحَجَّاجُ بْنُ يُوسُفَ بْنِ قُتَيْبَةَ، ثنا بِشْرُ بْنُ الْحُسَيْنِ
الأصبهانيُّ، ثنا الزُّبَيْرُ بْنُ عَدِيٍّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " بُعِثْتُ بَيْنَ يَدِيِ
السَّاعَةِ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُّ
وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَنِي، وَمَنْ تَشَبَّهَ لِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
".
(30)
حدثنا سعيد قال: نا إسماعيل بن عياش ، عن أبي عمير
الصوري ، عن الحسن ، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إن الله بعثني
بسيفي بين يدي الساعة ، وجعل رزقي تحت ظل رمحي ، وجعل الذل والصغار على من خالفني
، ومن تشبه بقوم فهو منهم »
(31)
عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ
جَبَلَةَ، قَالَ: حَدَّثَنِي طَاوُسٌ الْيَمَانِيُّ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صلى
الله عليه وسلم قَالَ: " إِنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي بِالسَّيْفِ بَيْنَ يَدَيِ
السَّاعَةِ، وَجَعَلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجَعَلَ الذُّلَّ
وَالصَّغَارَ عَلَى مَنْ خَالَفَنِي، وَمَنْ تشبه بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
".
(32)
أَخْبَرَنا أَبُو الْقَاسِمِ الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ
الأَنْبَارِيُّ، ثنا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مِسْوَرٍ، ثنا
مِقْدَامٌ، ثنا عَلِيُّ بْنُ مَعْبَدٍ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ،
عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جَبَلَةَ، قَالَ: حَدَّثَنِي طَاوُسٌ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ
فَهُوَ مِنْهُمْ ".
(33)
حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ،
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جَبَلَةَ، عَنْ طَاوُسٍ، أَنّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ: " إنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي بِالسَّيْفِ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ،
وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي، وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى
مَنْ خَالَفَنِي وَمَنْ تشبه بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ " – 5/313.
حَدَّثَنَا
عِيسَى بْنُ يُونُسَ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جَبَلَةَ، عَنْ
طَاوُسٍ، أَنّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: " إنَّ اللَّهَ
بَعَثَنِي بِالسَّيْفِ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ، وَجَعَلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ
رُمْحِي، وَجَعَلَ الذُّلَّ وَالصَّغَارَ عَلَى مَنْ خَالَفَنِي، وَمَنْ تشبه
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ "، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ
الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جَبَلَةَ، عَنْ طَاوُسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ ذَكَرَ مِثْلَهُ - 12/351.
(34) Saya ambil dari buku At-Tasyabbuh
Al-Manhiy fil-Fiqhil-Islaamiy oleh Jamiil bin Habiib Al-Luwaihiq, hal. 28-29;
thesis Fakultas Syari’ah, Univeristas Ummyl-Qurra’, tahun 1417 H.
(35) Lihat: Al-Fathur-Rabbaaniy li-Tartiibi
Musnad Al-Imaam Ahmad bin Hanbal Asy-Syaibaaniy bersama dengan syarh-nya:
Buluughul-Amaaniy; keduanya merupakan tulisan Ahmad bin ‘Abdirrahmaan
Al-Bannaa, Daaru Ihyaa At-Turaats Al-‘Arabiy, Beirut, 22/40.
(36) Lihat: Fathul-Baariy 6/.
(37) Lihat: Al-Fathur-Rabbaaniy 22/40.
(38) Lihat: Fathul-Baariy oleh Ibnu Hajar,
6/98.
(39) Lihat:
Al-Fathur-Rabbaaniy oleh Al-Bannaa 22/40.
(40) Faidlul-Qadiir oleh Al-Munaawiy, 6/104.
(41) Subulus-Salaam oleh Ash-Shan’aaniy,
4/347.
(42) Iqtidlaa’ Ash-Shiraathil-Mustaqiim oleh
Ibnu Taimiyyah, 1/237.
(43) Lihat: Faidlul-Qadiir oleh Al-Munaawiy,
6/104.
Penyusun: Abul Jauzaa' Doni Arif Wibowo
Posting Komentar untuk "Takhrij Hadist "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka" Man Tasyabbaha Biqoumin Fahuwa Minhu"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.