Menelaah dan Memahami Tujuan tujuan Syari'at
Sesungguhnya menelaah, memahami dan menjelaskan tujuan tujuan Syari'at, serta pokok pokoknya dan kaidah kaidah tentang pengamalannya termasuk perkara yang mulia.Karena ini merupakan pembahasan tentang Syari'at Allah Subhanahu wa ta’ala. Dengan menyelami makna makna Syari'at sehingga dengannya menambah keyakinan kita terhadap perintah perintah dan larangan larangan Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga dengannya semakin menambah keimanan kita.
Karena itulah diperlukan penjelasan yang jelas untuk melindungi Syari'at ini dari orang orang yang hendak merubah maupun menggantinya.
Ketahuilah tujuan teragung Syari'at adalah merealisasikannya, berupa penghambaan diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan menjauhkan manusia dari penghambaan kepada makhluk.
Dan tujuan utama kita diciptakan Allah Subhanahu wa ta’ala adalah untuk mengabdi dan beribadah kepadaNya dengan tidak menyekutukanNya.
Ayat ayat yang menyatakan bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan makhluk nanya untuk beribadah kepadaNya.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56).
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ
"Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 115).
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَـقُّ ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْـكَرِيْمِ
"Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) 'Arsy yang mulia." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 116).
Ayat-ayat yang memerintahkan beribadah hanya kepadaNya semata.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَا عْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.” (QS. An-Nisa' 4: Ayat 36).
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖۤ اِلَّاۤ اَسْمَآءً سَمَّيْتُمُوْهَاۤ اَنْـتُمْ وَ اٰبَآ ؤُكُمْ مَّاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ بِهَا مِنْ سُلْطٰنٍ ۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗ اَمَرَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ
"Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat, baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Yusuf 12: Ayat 40).
Ayat ayat yang mencela orang orang yang menjadikan sembahan selain Allah Subhanahu wa ta’ala.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَا تَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖۤ اٰلِهَةً لَّا يَخْلُقُوْنَ شَيْئًـا وَّهُمْ يُخْلَقُوْنَ وَلَا يَمْلِكُوْنَ لِاَ نْفُسِهِمْ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًا وَّلَا يَمْلِكُوْنَ مَوْتًا وَّلَا حَيٰوةً وَّلَا نُشُوْرًا
"Namun mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia (untuk disembah), padahal mereka (tuhan-tuhan itu) tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) bahaya terhadap dirinya dan tidak dapat (mendatangkan) manfaat serta tidak kuasa mematikan, menghidupkan, dan tidak (pula) membangkitkan." (QS. Al-Furqan 25: Ayat 3).
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
اَئِفْكًا اٰلِهَةً دُوْنَ اللّٰهِ تُرِيْدُوْنَ
"Apakah kamu menghendaki kebohongan dengan sesembahan selain Allah itu?" (QS. As-Saffat 37: Ayat 86)
Ayat ayat yang mengharamkan Syirik.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
قُلْ تَعَا لَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَ لَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْئًـــا وَّبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا ۚ وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَوْلَا دَكُمْ مِّنْ اِمْلَا قٍ ۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِ يَّاهُمْ ۚ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَا حِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِا لْحَـقِّ ۗ ذٰ لِكُمْ وَصّٰٮكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
"Katakanlah (Muhammad), "Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti." (QS. Al-An'am 6: Ayat 151)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
قُلْ اِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْـفَوَا حِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَ الْاِ ثْمَ وَا لْبَـغْيَ بِغَيْرِ الْحَـقِّ وَاَ نْ تُشْرِكُوْا بِا للّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ سُلْطٰنًا وَّاَنْ تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
"Katakanlah (Muhammad), "Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zalim tanpa alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 33)
Inilah sebagian dalil dalil yang menunjukkan perhatian terhadap perujudan peribadahan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Perintah yang paling Agung secara mutlak yang harus ditaati.Agar tujuan ini terealisasikan didalam setiap bagian dari syari'at yang tujuannya setiap ibadah yang dilakukan kembali,dan hanya kepada
Allah Subhanahu wa ta’ala.
"Al Izz bin Abdussalam rahimahullah berkata:
Syari'at semuanya adalah Maslahat(manfaat) adakalanya menepis mafsadah mafsadah (bahaya /kerusakan) atau mendatangkan maslahat maslahat." (Qawaidul Ahkam fi Mashalihil Anam 1:11)
Mendatangkan maslahat dan menepis mudharat ini kembali kepada tujuan teragung yaitu perwujudan ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Syari'at merupakan tujuan agung dari Allah Subhanahu wa ta’ala kepada para makhlukNya. Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan maksud diturunkannya Al Qur'an adalah sebagai berita gembira dan juga peringatan kepada seluruh manusia.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 107)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
تَبٰـرَكَ الَّذِيْ نَزَّلَ الْـفُرْقَا نَ عَلٰى عَبْدِهٖ لِيَكُوْنَ لِلْعٰلَمِيْنَ نَذِيْرًا
"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia)," (QS. Al-Furqan 25: Ayat 1)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَآ فَّةً لِّلنَّا سِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Saba' 34: Ayat 28)
Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan Syari'at Nya sebagai Rahmat bagi alam semesta dan petunjuk bagi orang orang yang berakal untuk menuju jalan keridhaan Nya mengeluarkan manusia dari kegelapan ( kekufuran) menuju cahaya yang terang benderang (Tauhid).
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُبَيِّنَ لَـكُمْ وَيَهْدِيَكُمْ سُنَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَيَتُوْبَ عَلَيْكُمْ ۗ وَا للّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
"Allah hendak menerangkan (syariat-Nya) kepadamu, dan menunjukkan jalan-jalan (kehidupan) orang yang sebelum kamu (para nabi dan orang-orang saleh) dan Dia menerima tobatmu. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 26).
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰ نَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَ يُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًا
"Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar," (QS. Al-Isra' 17: Ayat 9)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
رَّسُوْلًا يَّتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِ اللّٰهِ مُبَيِّنٰتٍ لِّيُخْرِجَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِ ۗ وَمَنْ يُّؤْمِنْ بِۢا للّٰهِ وَيَعْمَلْ صَا لِحًـا يُّدْخِلْهُ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ قَدْ اَحْسَنَ اللّٰهُ لَهٗ رِزْقًا
"(dengan mengutus) seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah kepadamu yang menerangkan (bermacam-macam hukum), agar Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya." (QS. At-Talaq 65: Ayat 11)
Dalil dalil diatas merupakan tujuan dari tujuan Syari'at.Memberi petunjuk kepada manusia,menegakkan hujjah atas makhluk,menegakkan keadilan dan mencegah kezaliman.
Seperti menegakkan hujjah atas makhluk dengannya Allah Subhanahu wa ta’ala mengutus para Rasul dan menurunkan kitabnya.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
رُسُلًا مُّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّا سِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّةٌۢ بَعْدَ الرُّسُلِ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا
"Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 165)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
مَنِ اهْتَدٰى فَاِ نَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖ ۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِ نَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۗ وَلَا تَزِرُ وَا زِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰى ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا
"Barang siapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 15)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَتِلْكَ حُجَّتُنَاۤ اٰتَيْنٰهَاۤ اِبْرٰهِيْمَ عَلٰى قَوْمِهٖ ۗ نَرْفَعُ دَرَجٰتٍ مَّنْ نَّشَآءُ ۗ اِنَّ رَبَّكَ حَكِيْمٌ عَلِيْمٌ
"Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana, Maha Mengetahui." (QS. Al-An'am 6: Ayat 83)
Menegakkan keadilan dan mencegah kezaliman.
Allah Subhanahu wa ta’ala mencintai keadilan dan dan membenci kezaliman.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِا لْعَدْلِ وَا لْاِ حْسَا نِ وَاِ يْتَاۤىِٕ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ وَا لْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl 16: Ayat 90)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَ مٰنٰتِ اِلٰۤى اَهْلِهَا ۙ وَاِ ذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّا سِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِا لْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ سَمِيْعًاۢ
"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 58)
Dalil dalil diatas menunjukkan bahwa menegakkan keadilan dan mencegah maupun menafikan kezaliman adalah tujuan dari tujuan Syari'at. Allah Subhanahu wa ta’ala menurunkan Syari'at Nya untuk kemaslahatan makhluknya dengan diturunkannya Al-Qur'an dan diutusnya para Nabi dan Rasul yang Inti tujuannya adalah mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta’ala.Mengesakan Allah Subhanahu wa ta’ala didalam setiap ibadah yang dilakukan dengan menyembah Allah Subhanahu wa ta’ala mengikhlaskan diri beribadah kepadaNya dan menjauhi Thaghut ( sesembahan yang disembah selain Allah Subhanahu wa ta’ala ).
Saudaraku jika kita ingin meminta pertolongan mintalah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala bukan kepada selain Allah Subhanahu wa ta’ala Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan rela di sekutukan dengan sesuatu apapun. Dan jika dilakukan maka Allah akan menurunkan azabnya kepada kita.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
يا عبادي ! كلكم جائعٌ إلا من أطعمتُه . فاستطعموني أُطعمكم . يا عبادي ! كلكم عارٍ إلا من كسوتُه . فاستكسوني أكْسُكُم.
“Wahai hamba-Ku, kalian semua kelaparan, kecuali orang yang aku berikan makan. Maka mintalah makan kepadaku, niscaya aku akan berikan. Wahai hamba-Ku, kalian semua tidak berpakaian, kecuali yang aku berikan pakaian, Maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya akan aku berikan” (HR. Muslim no. 2577)
Perhatikan, urusan makan dan pakaian, Allah Subhanahu wa ta’ala perintahkan kita untuk meminta kepada-Nya.
Maka perbanyaklah doa kepadaNya, bahkan perkara yang kecil karena semakin menunjukkan kefaqiran kita di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Dosa besar yang paling besar adalah berbuat kesyirikan.Hal ini tanpa disadari atau tidak bermacam macam ritual yang dilakukan oleh masyarakat kita dengan dalih yang bermacam macam pula. Tidak dapat dipungkiri ritual ritual tersebut juga ada di tempat kita.
Seperti Ngantar Ajjong di daerah Paloh dan Jawai yang seperti ini membuat kita prihatin dengan kondisi umat Islam sekarang khususnya di kampung kampung disebabkan kurangnya pemahaman mereka terhadap Agama Islam.
Ini merupakan tugas kita memberikan penjelasan kepada mereka terutama tentang bahaya Syirik ini, dan memberikan penjelasan tentang Syari'at Islam. Bukan malahan mendukung kegiatan mereka dengan alasan tidak enak dengan masyarakat setempat.
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam memberikan tujuh wasiat kepada Abu Dzar Al-Ghifari Radhiallahu ‘anhu salah satu wasiatnya adalah, menyuruh Abu Dzar Al-Ghifari Radhiallahu ‘anhu untuk menyampaikan kebenaran meskipun itu pahit.
Dan wasiat yang lain Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh Abu Dzar Al-Ghifari agar tidak takut celaan,cacian,makian orang orang yang mencela, mencaci, memaki didalam mendakwahkan Agama Allah.Semoga dapat memberikan manfaat untuk saya pribadi dan kepada saudara saudara sekalian.
Oleh: Abu Hikmatyar
Sambas, Selasa 2 Agustus 2022 M / 4 Muharam 1444 H.
Posting Komentar untuk "Menelaah dan Memahami Tujuan tujuan Syari'at"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.