Asal Usul Pembagian Tauhid Menjadi Tiga
Pembagian Tauhid menjadi tiga:
1.Tauhid Rububiyah.
2.Tauhid Uluhiyah.
3.Tauhid Asma’ Wa Sifat.
Dibaginya Tauhid menjadi tiga oleh para ulama dengan tujuan agar, memudahkan kaum muslimin untuk mengenal Allah, didalam peribadatan, mengenal nama nama dan sifat sifatnya.Dan garis besarnya terdapat didalam Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah ﷺ.
Sebagaimana para ulama memberi tanda pada huruf huruf Hijaiyah, seperti huruf ب،ت،ث ج،ح،خ yang mana pada awalnya tidak ada titik sama sekali.Karena banyaknya orang orang ajam (non Arab) yang masuk Islam maka para ulama memberikan tanda tanda tersebut supaya memudahkan kaum muslimin untuk membaca Al Qur'an. Pencetakan dan pemberian tanda tanda didalam Al-Qur'an ini dinamakan dengan Mashalih Mursalah. Mashalih Mursalah ini pada dasarnya, adalah mengambil manfaat dan menolak kemudharatan dalam rangka memelihara tujuan-tujuan syara’.
Tentang pembagian Tauhid ini Allah Subhanahu wa ta’ala telah menjelaskannya di dalam Al-Qur'an disurah Maryam ayat: 65.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
رَّبُّ السَّمٰوٰتِ وَ الْاَ رْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَا عْبُدْهُ وَا صْطَبِرْ لِـعِبَا دَتِهٖ ۗ هَلْ تَعْلَمُ لَهٗ سَمِيًّا
"(Dialah) Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah engkau mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya?" (QS. Maryam 19: Ayat 65)
Didalam ayat ini Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan tentang tauhid Rububiyah, Uluhiyah dan Asma wa sifat.
رَّبُّ السَّمٰوٰتِ وَ الْاَ رْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا
"(Dialah) Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya.
Ini merupakan Tauhid Rububiyah.
فَا عْبُدْهُ وَا صْطَبِرْ لِـعِبَا دَتِهٖ ۗ
maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya.
Ini merupakan Tauhid Uluhiyah.
هَلْ تَعْلَمُ لَهٗ سَمِيًّا.
Apakah engkau mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya?".
Ini merupakan Tauhid Asma wa sifat.
Adapun para ulama yang membagi tauhid ini menjadi tiga agar mudah untuk di difahami adalah:
1. Imam Abu Ja'far ath Thahawy رحمه الله wafat (321 H)
Didalam muqadimah kitab beliau Al Aqidah ath Thahawiyah. Beliau berkata, kami mengatakan didalam pengesahan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala satu tidak ada sekutu baginya, tidak ada yang serupa dengannya, dan tidak ada yang melemahkannya, dan tidak ada Tuhan berhak disembah selainnya.
Perkataan beliau, tidak ada yang melemahkannya, (Tauhid Rububiyah).
Perkataan beliau, dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah selainnya,(Tauhid Uluhiyah).
Perkataan beliau, tidak ada yang serupa dengannya, (Tauhid Asma wa sifat)
2. Imam Ibnu Abi Zaid Al Qairawany Al Maliki رحمه الله (wafat 368 H)
Dimuqadimah kitab beliau, Ar Risalah Al Fiqhiyyah.
3. Imam Ibnu Baththah Al Akbary رحمه الله (wafat 387)
Didalam kitab beliau Al Ibanah an Syari'atil Firqatin Najiyyah wa Mujanabatil Firaq Al Madzmumah.
4. Imam Abu Bakar Muhammad bin Al Walid ath Thurthusy رحمه الله (wafat 520 H)
Didalam muqadimah kitab beliau, Sirajul Muluk.
5. Imam Al Qurthubi رحمه الله (wafat 671 H).
Didalam kitab tafsir beliau
6. Imam Muhammad Al Amin Asy Syinqithi (wafat 1393 H).
Didalam kitab beliau Adhwaul Bayan.
Dan masih banyak yang lainnya.
1. Tauhid Rububiyah:
Mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta’ala didalam perbuatannya yaitu mengilmui dan meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala yang Maha menciptakan, memberi rezeki, dan mengatur alam semesta.
Dalilnya Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ
"Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam."
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 2).
2. Tauhid Uluhiyah:
Mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta’ala di dalam perbuatan hamba, yaitu dengan beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala semata yang tidak ada sekutu bagiNya.Dalilnya Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَا عْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ وَّبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَا لْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَا لْجَـارِ الْجُـنُبِ وَا لصَّا حِبِ بِا لْجَـنْبِۢ وَا بْنِ السَّبِيْلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَا نَ مُخْتَا لًا فَخُوْرَا ۙ .
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri," (QS. An-Nisa' 4: Ayat 36)
3. Tauhid Asma wa sifat:
Mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta’ala dengan menetapkan seluruh nama nama dan sifat sifat yang Allah Subhanahu wa ta’ala tetapkan untuk diriNya dan Rasulullah ﷺ tetapkan untuk Allah Subhanahu wa ta’ala dengan tanpa Tahrif, Ta’til, Takyif, dan Tamtsil.
Tahrif:
yaitu (menyelewengkan makna yang benar kepada makna yang tidak benar).
Ta'til:
yaitu (menolaknya)
Takyif:
yaitu (membagaimanakan sifat sifat Allah Subhanahu wa ta’ala).
Tamtsil:
(menyerupakan Allah Subhanahu wa ta’ala dengan makhlukNya).
Dalilnya Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
فَا طِرُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ جَعَلَ لَـكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَا جًا وَّ مِنَ الْاَ نْعَا مِ اَزْوَا جًا ۚ يَذْرَؤُكُمْ فِيْهِ ۗ لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
"(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Asy-Syura 42: Ayat 11)
Adapun kelompok Musyabihah mereka menyerupakan sifat sifat Allah Subhanahu wa ta’ala dengan makhlukNya.
Kelompok Mu'athilah mereka menolak sifat sifat Allah Subhanahu wa ta’ala.
Kelompok Mu'tazilah mereka menetapkan nama nama Allah Subhanahu wa ta’ala dan menolak sifat sifat Allah Subhanahu wa ta’ala.
Dan kelompok Asy Sya'irah dan Maturidiyah mereka menetapkan nama nama Allah Subhanahu wa ta’ala dan dan menolak sebagian sifat sifat Allah Subhanahu wa ta’ala.
Semoga yang sedikit ini bisa dimengerti dan difahami.
(Abu Hikmatyar)
Posting Komentar untuk "Asal Usul Pembagian Tauhid Menjadi Tiga"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.