Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Qawaid Qur’aniyyah Kaidah Ke 18 – Rencana Jahat Itu Hanya Akan Menimpa Orang Yang Merencanakannya Sendiri


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَا يَحِيۡقُ الۡمَكۡرُ السَّيِّـئُ اِلَّا بِاَهۡلِهٖ ؕ

“Rencana jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri” (QS. Fathiir: 43)

 

Kaidah qur`āniy yang baku ini menjelaskan salah satu sunatullah terkait interaksi sesama makhluk. Kaidah qur`āniy ini disebutkan dalam rangkaian ayat-ayat surah Fāṭir. Kita akan menyebutkan rangkaian ayat-ayat tersebut untuk memperjelas maksudnya. Allah Ta’ālā berfirman tentang segolongan orang yang membangkang,

وَاَ قۡسَمُوۡا بِاللّٰهِ جَهۡدَ اَيۡمَانِهِمۡ لَٮِٕنۡ جَآءَهُمۡ نَذِيۡرٌ لَّيَكُوۡنُنَّ اَهۡدٰى مِنۡ اِحۡدَى الۡاُمَمِۚ فَلَمَّا جَآءَهُمۡ نَذِيۡرٌ مَّا زَادَهُمۡ اِلَّا نُفُوۡرًا

اۨسۡتِكۡبَارًا فِى الۡاَرۡضِ وَمَكۡرَ السَّيّیٴِؕ وَلَا يَحِيۡقُ الۡمَكۡرُ السَّيِّـئُ اِلَّا بِاَهۡلِهٖ ؕ فَهَلۡ يَنۡظُرُوۡنَ اِلَّا سُنَّتَ الۡاَوَّلِيۡنَ ۚ فَلَنۡ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَبۡدِيۡلًا ۖوَلَنۡ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَحۡوِيۡلًا

“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sungguh-sungguh bahwa jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tetapi, ketika pemberi peringatan datang kepada mereka, tidak menambah (apa-apa) kepada mereka, bahkan semakin jauh mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanyalah menunggu (berlakunya) ketentuan kepada orang-orang yang terdahulu. Maka kamu tidak akan mendapat perubahan bagi Allah, dan tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu.” (QS. Fāṭir: 42-43)

Makna kaidah ini secara ringkas

Orang-orang kafir pembangkang tersebut bersumpah dengan nama Allah dengan sumpah yang tegas bahwa jika ada Rasul yang diutus Allah untuk menakut- nakuti mereka terkait azab Allah maka mereka pasti akan menjadi orang yang lebih istikamah dan lebih mengikuti kebenaran dibandingkan orang-orang Yahudi, Nasrani, dan lainnya. Ketika Muhammad ṣallallāhu ‹alaihi wa sallam diutus kepada mereka, mereka justru semakin jauh dan lari dari kebenaran. Jadi, sumpah mereka tersebut bukan untuk tujuan baik dan mencari kebenaran, akan tetapi itu hanyalah bentuk kesombongan mereka terhadap sesama makhluk di muka bumi dengan tujuan membuat makar (rencana jahat), tipuan, dan kebatilan. Akan tetapi, makar jahat tersebut tidak menimpa kecuali diri mereka sendiri. Orang-orang sombong lagi pembuat makar tersebut tidak lain hanyalah menunggu azab yang sudah pernah menimpa orang-orang seperti mereka sebelumnya. Kamu tidak akan mendapatkan penggantian dan pengalihan terhadap sunatullah, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat mengubahnya, atau mengalihkan azab tersebut dari dirinya maupun dari orang lain.

Al-Qur`ān menjelaskan bahwa cara ini, yaitu berbuat makar, merupakan salah satu metode musuh-musuh para Rasul ketika mereka berhadapan dengan para Nabi dan Rasul, sebagaiman firman Allah Ta’ālā:

وَقَدۡ مَكَرُوۡا مَكۡرَهُمۡ وَعِنۡدَ اللّٰهِ مَكۡرُهُمۡؕ وَاِنۡ كَانَ مَكۡرُهُمۡ لِتَزُوۡلَ مِنۡهُ الۡجِبَالُ‏

”Dan sungguh, mereka telah membuat tipu daya, padahal Allah (mengetahui dan akan membalas) tipu daya mereka. Dan sesungguhnya tipu daya mereka tidak mampu melenyapkan gunung-gunung.” (QS. Ibrāhīm: 46)

Sangat banyak sekali kita jumpai contoh-contoh untuk kaidah ini dalam Kitab Allah Ta’ālā, tetapi di sini kita akan menyebutkan sebagiannya saja. Di antaranya:

1. Kisah yang diceritakan Allah terkait makar saudara-saudara Yusuf kepada dirinya. Apa akhir dari kisahnya? Allah Ta’ālā berfirman,

ذٰلِكَ مِنۡ اَنۡۢبَآءِ الۡغَيۡبِ نُوۡحِيۡهِ اِلَيۡكَ‌ۚ وَمَا كُنۡتَ لَدَيۡهِمۡ اِذۡ اَجۡمَعُوۡۤا اَمۡرَهُمۡ وَهُمۡ يَمۡكُرُوۡنَ

“Itulah sebagian berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); padahal engkau tidak berada di samping mereka, ketika mereka bersepakat mengatur tipu muslihat (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur).” (QS. Yūsuf: 102)

Memang benar bahwa saudara-saudara Yusuf itu akhirnya bertobat. Namun itu terjadi setelah mereka menyakiti bapak dan saudara-saudara mereka dengan berbagai cara, sehingga makar mereka itu berbalik dengan yang tidak sesuai dengan rencana mereka. Akhirnya orang yang bersabar dan mau memaafkan mendapatkan kemenangan, hasil yang baik, dan akhir yang terpuji.

2. Ketika orang-orang musyrik menggunakan berbagai trik untuk menyakiti Nabi kita Muhammad ṣallallāhu ‹alaihi wa sallam. Allah menceritakan tentang perbuatan mereka,

وَاِذۡ يَمۡكُرُ بِكَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لِيُثۡبِتُوۡكَ اَوۡ يَقۡتُلُوۡكَ اَوۡ يُخۡرِجُوۡكَ‌ؕ وَيَمۡكُرُوۡنَ وَيَمۡكُرُ اللّٰهُ‌ؕ وَاللّٰهُ خَيۡرُ الۡمٰكِرِيۡنَ

“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Al-Anfāl: 30)

Namun hasil akhirnya menjadi kemenangan bagi Nabi ‘alaihiṣṣalātu was- sallām.

3. Firaun. Betapa banyak dia membuat rencana jahat terhadap Bani Israil ketika mereka beriman. Di antaranya adalah kisah tentang seorang laki-laki yang diberi gelar “Mukmin keluarga Firaun.” Allah mengisahkan ceritanya dalam surah Gāfir. Renungkalah firman Allah Ta›ālā tersebut:

فَوَقٰٮهُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِ مَا مَكَرُوۡا وَحَاقَ بِاٰلِ فِرۡعَوۡنَ سُوۡٓءُ الۡعَذَابِ‌ۚ‏

اَلنَّارُ يُعۡرَضُوۡنَ عَلَيۡهَا غُدُوًّا وَّعَشِيًّا ۚ وَيَوۡمَ تَقُوۡمُ السَّاعَةُ اَدۡخِلُوۡۤا اٰلَ فِرۡعَوۡنَ اَشَدَّ الۡعَذَابِ

“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, sedangkan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang sangat buruk. Kepada mereka diperlihatkan neraka, pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Lalu kepada malaikat diperintahkan), ‘Masukkanlah Firaun dan kaumnya kedalam azab yang sangat keras!’” (QS. Gāfir: 45 - 46)

Allah menyelamatkan laki-laki mukmin tersebut. Sementara Firaun dan bala tentaranya saat ini, semenjak mereka meninggal, senantiasa diazab sampai hari Kiamat.

Sebenarnya masih banyak contoh aplikatif dalam realitas kehidupan manusia seperti orang-orang yang berdalih untuk memakan riba melalui beberapa muamalah, atau mereka berhelat untuk melakukan berbagai jenis pernikahan yang diharamkan.

Pengalaman menunjukkan bahwa orang-orang yang hidup bergelimang dengan makar maka dia mati dalam kefakiran. Oleh karena itu, Allah menghukum kaum Bani Israil yang membuat tipu daya untuk menangkap buruan yang diharamkan dengan menjadikan mereka sebagai kera dan babi. Allah juga menghukum orang- orang yang membuat tipu daya untuk memakan harta manusia melalu riba dengan memusnahkan hartanya, sebagaimana Allah Ta’ālā berfirman,

يَمۡحَقُ اللّٰهُ الرِّبٰوا وَيُرۡبِى الصَّدَقٰتِ‌ؕ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ اَثِيۡمٍ

”Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.” (QS. Al- Baqarah: 276)

Hukum asal dalam masalah ini adalah bahwa Allah Subḥānahu memberikan hukuman terhadap orang-orang jahat dengan memberikan mereka kebalikan dari keinginannya ketika melakukan kejahatan tersebut. Orang yang memakan riba dengan tujuan memperbanyak harta maka Allah menghukumnya dengan kebalikan dari maksud tersebut.

Sunnah kauniah Allah Subḥānahu adalah baku dalam memperlakukan hamba- Nya, yaitu orang yang membuat makar dengan kebatilan maka dia akan ditimpa makar juga, orang yang memperdaya orang lain maka dia pun akan diperdayakan, dan orang yang menipu maka dia pun akan ditipu. Allah Ta’ālā berfirman,

اِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ يُخٰدِعُوۡنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُوْهُمۡ‌ ۚ وَاِذَا قَامُوۡۤا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوۡا كُسَالٰى ۙ يُرَآءُوۡنَ النَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيۡلًا

“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisā`: 142)

Dan Allah Ta’ālā berfirman yang artinya, “Dan rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri.” (Lihat QS. Fāṭir: 42 - 43)

Jadi, pembuat makar pasti juga akan terkena makar, orang yang menipu pasti akan tertipu, dan orang yang memperdaya orang lain pasti juga akan terkena tipu daya.

(Qawaid Qur’aniyyah 50 Qa’idah Qur’aniyyah fi Nafsi wal Hayat, Syeikh DR. Umar Abdullah bin Abdullah Al Muqbil)

 

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Ryzen Store dan Jasa Pembuatan Barcode BBM Se-Nusantara Indonesia

Posting Komentar untuk "Qawaid Qur’aniyyah Kaidah Ke 18 – Rencana Jahat Itu Hanya Akan Menimpa Orang Yang Merencanakannya Sendiri"