Pengertian Rabb Menurut Pandangan Umat-Umat Yang Sesat
Allah menciptakan manusia dengan fitrah mengakui tauhid dan mengetahui Rabb Sang Pencipta sebagaimana firman Allah:
فَاَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّيۡنِ
حَنِيۡفًا ؕ فِطۡرَتَ اللّٰهِ
الَّتِىۡ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيۡهَا ؕ
لَا تَبۡدِيۡلَ لِخَـلۡقِ اللّٰهِ
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan
lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah."
(Ar-Rum: 30)
وَ اِذۡ اَخَذَ رَبُّكَ
مِنۡۢ بَنِىۡۤ اٰدَمَ مِنۡ ظُهُوۡرِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَ اَشۡهَدَهُمۡ عَلٰٓى اَنۡفُسِهِمۡ
ۚ اَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡ ؕ
قَالُوۡا بَلٰى شَهِدۡنَا
“Dan (ingatlah) ketika Rabbmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah aku ini Rabbmu?”
Mereka menjawab, 'Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi."
(Al-A'raf: 172)
Mengakui rububiyah Allah dan
menerimanya adalah sesuatu yang fitri, sedangkan syirik adalah unsur baru yang
datang kemudian. Rasulullah bersabda:
كل مولود يولد على الفطرة
فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه
"Setiap bayi dilahirkan atas
dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani,
atau Majusi." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Seandainya seorang manusia diasingkan
dan dibiarkan fitrahnya, pasti ia akan mengarah kepada tauhid dan menerima
dakwah yang dibawa oleh para rasul, yang disebutkan oleh kitab-kitab suci dan
ditunjukkan oleh alam. Namun, bimbingan yang menyimpang dan lingkungan yang
ateis itulah faktor penyebab yang mengubah pandangan si bayi. Dari sanalah
seorang anak manusia mengikuti bapaknya dalam kesesatan dan penyimpangan.
Allah berfirman dalam hadits qudsi:
خلقت عبادي حنفاء فاجتالتهم
الشياطين
“Aku ciptakan hamba-hamba-Ku dalam
keadaan lurus bersih, maka setanlah yang memalingkan mereka." (HR. Muslim
dan Ahmad)
Maksudnya, memalingkan mereka kepada
berhala-berhala dan menjadikan mereka itu sebagai tuhan selain Allah. Maka
mereka jatuh dalam kesesatan, keterasingan, perpecahan, dan perbedaan karena
masing-masing kelompok memiliki tuhan sendiri-sendiri. Sebab, ketika mereka
berpaling dari Tuhan yang hak, maka mereka akan jatuh ke dalam tuhan-tuhan
palsu sebagaimana firman Allah:
فَذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمُ
الۡحَـقُّ ۚ فَمَاذَا بَعۡدَ الۡحَـقِّ اِلَّا الضَّلٰلُ ۚ فَاَنّٰى تُصۡرَفُوۡنَ
“Maka (Zat yang demikian) itulah
Allah, Rabb kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan
kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari kebenaran).?" (Yunus: 32)
Kesesatan itu tidak memiliki batas
dan tepi. Hal itu pasti terjadi pada diri orang-orang yang berpaling dari
Allah. Allah berfirman:
يٰصَاحِبَىِ السِّجۡنِ ءَاَرۡبَابٌ
مُّتَفَرِّقُوۡنَ خَيۡرٌ اَمِ اللّٰهُ الۡوَاحِدُ الۡقَهَّارُؕ
مَا تَعۡبُدُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِه
اِلَّاۤ اَسۡمَآءً سَمَّيۡتُمُوۡهَاۤ اَنۡـتُمۡ وَ اٰبَآؤُكُمۡ مَّاۤ اَنۡزَلَ اللّٰهُ
بِهَا مِنۡ سُلۡطٰنٍؕ
Wahai kedua penghuni penjara! Manakah
yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa,
Mahaperkasa? Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah)
nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan
suatu keterangan pun tentang nama-nama itu." (Yusuf: 39-40)
Syirik dalam tauhid rububiyah dengan
menetapkan adanya dua pencipta yang serupa dalam sifat dan perbuatannya adalah
mustahil. Akan tetapi, sebagian kaum musyrikin meyakini bahwa tuhan-tuhan
mereka memiliki sebagian kekuasaan dalam alam semesta ini. Setan telah
mempermainkan mereka dalam menyembah tuhan-tuhan tersebut dan setan
mempermainkan setiap kelompok manusia berdasarkan kemampuan akal mereka.
Ada sekelompok orang yang diajak
untuk menyembah orangorang yang sudah mati dengan jalan membuat patung-patung
mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh. Ada pula sekelompok lain
yang membuat berhala-berhala dalam bentuk planet-planet. Mereka menganggap
planet-planet itu mempunyai pengaruh terhadap alam semesta dan isinya. Maka
mereka membuatkan rumah-rumah untuknya serta memasang juru kuncinya. Mereka pun
berselisih tentang penyembahannya: ada yang menyembah matahari, ada yang
menyembah bulan, dan ada pula yang menyembah planet-planet lain hingga mereka
membuat piramida-piramida dan masing-masing planet ada piramidanya
sendiri-sendiri.
Ada pula golongan yang menyembah api,
yaitu kaum Majusi. Ada pula kaum yang menyembah sapi, seperti yang ada di
India; kelompok yang menyembah malaikat, kelompok yang menyembah pohon-pohon
dan batu besar. Dan ada juga yang menyembah makam atau kuburan yang
dikeramatkan. Semua ini disebabkan mereka membayangkan benda-benda tersebut
mempunyai sebagian dari sifat-sifat rububiyah.
Ada pula yang menganggap
berhala-berhala itu mewakili halhal yang ghaib. Ibnul Qayyim berpendapat,
"Pembuatan berhala pada mulanya adalah penggambaran terhadap tuhan yang
gaib, lalu mereka membuat patung berdasarkan bentuk dan rupanya agar bisa
menjadi wakilnya serta mengganti kedudukannya. Kalau tidak begitu, maka
sesungguhnya setiap orang yang berakal tidak mungkin akan memahat patung dengan
tangannya sendiri kemudian meyakini dan mengatakan bahwa patung pahatannya
sendiri itu adalah tuhan sembahannya." (Ighatsatul Lahfan, II/220)
Begitu pula para penyembah kuburan,
baik dahulu maupun sekarang, mereka mengira orang-orang mati itu dapat membantu
mereka dan dapat menjadi perantara antara mereka dengan Allah dalam pemenuhan
hajat-hajat mereka. Mereka mengatakan:
مَا نَعۡبُدُهُمۡ اِلَّا
لِيُقَرِّبُوۡنَاۤ اِلَى اللّٰهِ زُلۡفٰى
“Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan
sedekat-dekatnya." (Az-Zumar: 3)
وَيَعۡبُدُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ
اللّٰهِ مَا لَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنۡفَعُهُمۡ وَيَقُوۡلُوۡنَ هٰٓؤُلَاۤءِ شُفَعَآؤُنَا
عِنۡدَ اللّٰهِ
"Dan mereka menyembah selain
daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan
tidak (pula) manfaat dan mereka berkata, ' Mereka itu adalah pemberi syafaat
kepada kami di sisi Allah.'" (Yunus: 18)
Sebagaimana halnya sebagian kaum
musyrikin Arab dan Nasrani mengira tuhan-tuhan mereka adalah anak-anak Allah.
Kaum musyrikin Arab menganggap malaikat adalah anak-anak perempuan Allah. Orang
Nasrani menyembah Isa seteng atas dasar anggapan ia sebagai anak laki-laki
Allah.
(‘Aqidatu At Tauhiid Kitaabut Tauhid
Lis Shaff al Awwal Ats Tsalis al Aly)
Posting Komentar untuk "Pengertian Rabb Menurut Pandangan Umat-Umat Yang Sesat"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.