Pintu-Pintu Surga Part 1
Allah Subhanahu wa ta'ala befirman,
وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا
رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا
وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada
Tuhannya dibawa ke dalam surga berombongan-rombongan. Sehingga apabila mereka
sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada
mereka penjaga-penjaganya, 'Kesejahteraan (dilimpahkan) atas kalian,
berbahagialah kalian! Maka masukilah surga ini, sedang kalian kekal di
dalamnya'." (Az-Zumar: 73)
Tentang neraka, Allah Subhanahu wa
Ta'ala befirman,
حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا
فُتِحَتْ اَبْوَابُهَا
“Sehingga apabila mereka sampai ke
neraka itu dibukakanlah pintupintunya.” (Az-Zumar: 71)
Tanpa menggunakan kata penghubung
wawu sebagaimana pada ayat 73. Sebagian ulama berkata bahwa wawu ini adalah
wawu delapan yang masuk ke dalam pintu-pintu surga karena memang pintu surga
berjumlah delapan. Sedang pintu neraka cuma tujuh, jadi ia tidak dimasuki wawu
lagi.
Penafsiran di atas sangat lemah dan
tidak didukung dalil serta tidak dikenal oleh orang-orang Arab dan tokoh-tokoh
Arab. Ia hanya interpretasi sebagian ulama khalaf.
Kelompok lain berpendapat bahwa wawu
pada ayat di atas adalah wawu tambahan dan jawaban dari wawu tersebut adalah
kata kerja sesudahnya seperti halnya pada ayat kedua. Pendapat ini juga lemah, karena
penambahan wawu tidak dikenal di kalangan bangsa Arab dan tidak pantas susunan
bahasa yang paling fasih kalau di dalamnya terdapat huruf tambahan yang tidak
ada arti dan manfaatnya.
Kelompok lain berpendapat bahwa
jawaban dari wawu tersebut dibuang dan bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu”, itu dihubungkan dengan firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala, “Dibukakanlah pintu-pintunya.” Ini adalah pilihan
Abu Ubaidah, Mubarrad Zajjaj dan lain-lain.
Mubarrad berkata, “Pembuangan jawaban
adalah lebih tepat menurut para ulama.”
Abul Fathi bin Junni berkata, “Para
sahabat kami menolak penambahan wawu, tidak membolehkannya dan berpendapat
bahwa jawaban dibuang karena telah diketahui.”
Pertanyaannya adalah apa rahasia
pembuangan jawaban pada ayat tentang penghuni surga dan tidak dibuang pada ayat
tentang penghuni neraka? Abul Fathi bin Junni berkata bahwa hal tersebut adalah
langkah terbaik bagi kedua ayat di atas. Sebab ketika para malaikat menggiring
para penghuni neraka ke dalam neraka, maka ketika itu pintu-pintunya masih tertutup.
Tatkala para penghuni neraka tiba padanya, maka pintupintu tersebut dibuka di
hadapan mereka dan mereka dikejutkan dengan adzab yang datang secara mendadak.
Ketika mereka berada di dekatnya, maka pintu-pintu tersebut dibuka dengan
segera. Ini adalah imbalan yang sangat sesuai. Ia adalah rumah yang penuh
dengan kehinaan. Maka dari itu, mereka tidak diminta izin ketika memasukinya
dan diminta kepada para penjaganya agar tidak menghalang-halangi mereka masuk
ke dalamnya. Adapun surga, maka ia adalah tempat tinggal Allah Subhanahu wa
Ta'ala, tempat kehormatan-Nya dan tempat orang-orang dekatNya dan para
wali-wali-Nya. Jika mereka telah sampai kepadanya, mere ka mendapati
pintu-pintu surga tertutup lalu mereka meminta kepada pemilik-Nya dan
penguasa-Nya agar surga tersebut dibukakan untuk mereka. Mereka meminta
syafa'at kepada-Nya dengan perantaraan rasul-rasul Ulul Azmi. Namun mereka
semua menolaknya hingga kemudian para rasul menyuruh mereka menemui nabi
terakhir yang paling mulia. Nabi terakhir tersebut berkata, “Syafa'at ini
adalah hak saya.” la pergi ke bawah Arasy kemudian sujud kepada Tuhannya. Allah
Subhanahu wa Ta'ala membiarkannya sujud sampai waktu tertentu kemudian
mengizinkannya mengangkat kepalanya dan mengajukan permohonannya. Lalu ia
meminta syafa'at kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk membuka pintu-pintu
Surga-Nya dan Allah Subhanahu wa Ta'ala pun memberikan syafa'at kepadanya dan
mengizinkannya membuka pintupintu surga sebagai bukti keagungan surga, derajat
Rasul-Nya dan pemuliaan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepadanya.
Tempat tinggal seperti itu yang
notabene rumah Raja Diraja dan Tuhan semesta alam hanya boleh dimasuki setelah
melalui berbagai macam kesulitan yang tiada bandingannya yang dimulai ketika
manusia tertahan di negeri ini hingga selesai daripadanya dan setelah mereka
melalui tingkatan demi tingkatan dan mengalami penderitaan demi penderitaan
hingga kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala mengizinkan penutup para Nabi-Nya dan
Rasul-Nya serta makhluk yang paling dicintaiNya untuk membuka surga untuk
mereka. Ini adalah puncak kenikmatan, kebahagiaan dan kesenangan. Berbeda
dengan di neraka agar tidak muncul persepsi di otak orang bodoh bahwa surga
adalah ibarat gubuk yang boleh dimasuki setiap orang. Jadi surga Allah
Subhanahu wa Ta'ala sangat tinggi dan mahal nilainya untuk manusia dan Ia
menjelaskan berbagai macam kesulitan, jebakan dan bahaya di mana surga tidak
bisa diraih kecuali dengan melewati semua jebakan tersebut. Maka bagi orang
yang menuruti hawa nafsunya dan berharap banyak kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala dan berharap negeri tersebut, maka hendaklah ia melepaskan diri dari
hawa nafsunya dan menoleh kepada yang lebih penting baginya. Sungguh Allah
Subhanahu wa Ta'ala menciptakan surga untuknya dan menyiapkan banyak kenikmatan
di dalamnya khusus untuknya.
Cobalah renungkan ketika kedua
kelompok di atas digiring menuju tempatnya masing-masing secara berkelompok.
Kelompok satunya bahagia bersama dengan saudara-saudaranya. Mereka digiring
dengan bersatu padu. Masing-masing dari mereka terlibat dalam amal perbuatan
dan saling kerjasama dengan kelompoknya serta memberi kabar gembira kepada
orang-orang yang hatinya kuat sebagaimana di dunia pada saat mereka bersatu
terhadap kebaikan. Selain itu, setiap orang dari mereka akrab dengan lainnya
dan saling canda tawa antar sesamanya.
Sedang penghuni tempat satunya, maka
mereka juga digiring dengan berkelompok-kelompok. Mereka saling mencaci-maki
dan mengganggu. Sungguh ini adalah puncak kehinaan daripada mereka digiring
satu persatu dan sendirian. Maka janganlah Anda sampai tidak mere nungkan
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada masing-masing kelompok tersebut.
Penjaga penghuni surga berkata kepada penghuni surga, "Selamat sejahtera
atas kalian.” Penjaga penghuni surga memulai dengan menyampaikan ucapan salam
yang mencakup keselamatan dari setiap keburukan dan hal-hal yang tidak
mengenakkan. Artinya bahwa kalian telah selamat dan setelah hari ini tidak ada
sesuatu yang membuat dada kalian sesak. Kemudian malaikat berkata kepada
mereka, “Berbahagialah kalian dan masuklah kalian ke dalam surga dengan kekal
abadi di dalamnya.” Artinya bahwa keselamatan kalian dan masuknya kalian ke
dalam surga tidak lain karena perbuatan baik kalian, sebab Allah Subhanahu wa
Ta'ala mengharamkan surga bagi selain orangorang yang berbuat baik. Malaikat
memberi kabar gembira kepada mere ka dengan masuknya mereka ke dalam surga dan
keabadian mereka di dalamnya.
Sedang penghuni neraka, maka ketika
mereka tiba di neraka dengan diliputi kegalauan, kepanikan, kesedihan dan
pintu-pintu neraka dibukakan untuk mereka serta mereka berdiri di atasnya. Apa
yang sudah di alami tadi ditambah dengan dampratan kepada mereka dan perintah
menangis kepada mereka dengan ucapan-Nya,
“Apakah belum datang kepada kalian
para rasul dari kalangan kalian sendiri, yang menyampaikan kepada kalian
ayat-ayat Tuhan kalian dan memberi peringatan kepada kalian terhadap pertemuan
kalian sekarang ini?” (Az-Zumar: 71)
Mereka mengakui kesalahannya dengan
mengatakan, "Ya, betul mereka telah datang kepada kami.” Kemudian malaikat
mengabarkan kepada mereka bahwa mereka akan masuk ke dalamnya dan kekal di
dalamnya dan neraka adalah tempat yang paling jelek bagi mereka.
Bedakan dengan perlakuan penjaga
surga terhadap penghuni surga, "Masuklah kalian ke dalam surga!” Dan
ucapan penjaga neraka kepada para penghuni neraka, “Masuklah ke dalam
pintu-pintu neraka!” Maka Anda temukan bahwa ada sentuhan halus dan makna indah
dibalik ungkapan di atas. Bahwa karena neraka adalah tempat penyiksaan dan
pintupintunya sangat panas dan menakutkan, maka orang yang masuk ke dalamnya
disambut dengan siksaan yang lebih menyakitkan daripada neraka. Mereka semakin
dekat dengan kepayahan, kehinaan, kesedihan dan kegalauan dengan masuk ke dalam
pintu-pintunya dan dikatakan kepada mereka, “Masuklah kalian ke dalam
pintu-pintunya dengan hina.” Dikatakan kepada mereka lagi bahwa kalian tidak
hanya memasuki pintupintunya yang menyakitkan. Lebih dari itu semua, kalian
kekal abadi dalam neraka. Sedang surga, maka ia adalah tempat mulia dan tempat
tinggal yang disediakan Allah Subhanahu wa Ta'ala bagi wali-wali-Nya. Maka
sejak awal para penghuninya diberi kabar gembira dengan masuk ke dalam
kursi-kursinya, tempat-tempat yang ada di dalamnya dan mereka kekal di dalamnya.
(Haadil Arwaah Ilaa Bilaadil Afraah,
Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah)
Next:
Posting Komentar untuk "Pintu-Pintu Surga Part 1"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.