Akibat Gagal Faham Tentang Makna Bid'ah
Orang yang mengatakan pesawat, Hp, mobil, fb,
dll itu BID'AH, maka dakwah menggunakan bahasa Indonesia pun berarti BID'AH,
karena Nabi berdakwah menggunakan bahasa ARAB, Itulah akibat kegagalan paham
dia tentang makna BID'AH.
Dakwah Lewat FACEBOOK adalah BID'AH?
“Jangan dakwah pakai FB, itu kan bid’ah, gak
ada dijaman Nabi ﷺ Ntar masuk neraka lho.”
Pernah dengar celetukan seperti itu.?
Hhhmm… Kalo dakwah di facebook bid’ah, berarti
dakwah di media lain bid’ah juga dong.?
Kan juga gak ada di jaman Nabi.
Kasihan para ustadz yang pada dakwah di TV,
radio, majalah, buletin, dan media lainnya…
Masuk neraka semua dong.?
Begitulah model pemikiran mereka yang berusaha
melegalkan bid’ah (hasanah), akhirnya apa saja yang sebenarnya bukan bid’ah
maka ia bid’ahkan.
Yang entah sebenarnya ia tahu tapi pura-pura
tidak tahu, atau mmg bener-bener gak tahu.
Hingga akhirnya memahami agama hanya berpijak
pada akal akalan, rasa rasa, serta ikut-ikutan teman-temannya.
Saudaraku…
Facebook, internet, email, TV, radio, dsb.
sejatinya hanyalah sarana atau alat komunikasi saja.
Sebagaimana jaman dulu ada surat menyurat.
Cuman jaman sekarang sudah lebih canggih, tapi prinsipnya tetep sama, yakni
sama-sama alat komunikasi.
Intinya: Kita menyampaikan suatu berita, entah
itu dakwah atau apapun tidak secara langsung face to face, tapi lewat alat
komunikasi tsb. Apakah itu bid’ah.?
Bukankah Nabi shallallahu alaihi wa sallam
juga pernah berdakwah tidak secara langsung face to face sama orang yang
didakwahi.
Beliau pernah lho berdakwah menggunakan media
alat komunikasi. Gak percaya.?
Silahkan buka shahih Bukhari.
Diriwayatkan secara panjang dalam hadits
shahih bahwa Rasulullah ﷺ pernah mengirim surat
pada raja Heraklius agar masuk Islam.
Bukankah hal tersebut juga merupakan dakwah.?
Dan bukankah surat menyurat adalah alat
komunikasi.?
Dari sini saja sebenarnya sudah termentahkan
tudingan mereka yang membid’ahkan dakwah di facebook.
Memang betul.
Berdakwah merupakan ibadah, namun sarana yang
dipakai untuk berdakwah bukanlah bid’ah menurut istilah agama.
Seperti penggunaan microphone untuk pengeras
suara, facebook, email sebagai pengganti surat-menyurat, video ceramah dsb.nya.
Dalam masalah dunia, apapun itu (dalam kasus
ini mengenai teknologi), hukum asalnya adalah mubah (boleh), kecuali ada dalil
yang melarang atau mengharamkannya.
Adapun bid’ah dalam agama, ucapan itu telah
disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alahiwa sallam, dimana dalam hadits beliau
bersabda, potongan haditsnya adalah:
“setiap BID'AH itu adalah SESAT”.
Begitu juga yang dipahami oleh para sahabat
dan ulama-ulama lain yang mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan para sahabatnya dengan baik.
Maka,
Semua hal dalam perkara dunia. Semisal Motor
atau Mobil buat ke masjid, Pesawat terbang buat naik haji, Hand Phone, TV,
radio, Komputer dan FB buat dakwah, kertas buat nulis Qur’an dan hadits, Sekolah,
Madrasah, pesantern, dll buat belajar agama, microphone di masjid buat khutbah
dll.
Semua itu adalah sarana / washillah untuk
ibadah, BUKAN IBADAHNYA ITU SENDIRI. Itulah yang disebut dengan Mashlahatul
Marsalah.
Sebab untuk urusan dunia, yang menyangkut ilmu
pengetahuan, teknologi, alat komunikasi, transportasi, dan semua yang berkenaan
dengan peradaban manusia.
Maka Nabi ﷺ
telah bersabda dalam peristiwa penyilangan serbuk sari kurma yang sangat
masyhur:
“Kamu lebih mengetahui tentang berbagai urusan
duniamu”
(Hadits ini terdapat dalam Shahih Muslim
(1366))
Jadi,
Benda-benda yang disebutkan diatas itu adalah
urusan dunia yang merupakan hasil kemajuan peradaban manusia secara umum dan
pengembangan teknologi seiring dengan berjalannya waktu, yang mana orang kafir
juga menggunakannya, dan tidak ada kaitannya dengan agama secara langsung.
Sesuatu yang berhubungan dengan masalah
duniawi, itu bukanlah bid’ah yang dimaksud oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Jadi,
Silahkan mau buat mikrofon masjid, pesawat
buat pergi haji, hp, mobil, software dll.
Akan tetapi. Yang Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wa sallam larang di sini adalah segala macam perkara baru dalam bentuk amalan /
keyakinan agama, ibadah dan syari’at, entah itu amalan-amalan (Fi’liyah) maupun
Ucapan (Qouliyah) baik mengurangi atau menambahkan.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu
amalan dalam urusan agama yang bukan datang dari kami (Allah dan Rasul-Nya),
maka tertolaklah amalnya itu”
(SHAHIH, riwayat Muslim Juz 5,133)
Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Dan jauhilah olehmu hal-hal (ciptaan) yang
baru (dalam agama). Maka sesungguhnya setiap hal (ciptaan) baru (dalam agama)
itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat.”
(HR Abu daud dan At-Tirmidzi, dia berkata
Hadits hasan shahih).
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa
kepada Allah, patuh dan taat walaupun dipimpin budak Habasyi, karena siapa yang
masih hidup dari kalian maka akan melihat perselisihan yang banyak.
Maka berpegang teguhlah kepada sunnahku dan
sunnah para Khulafaur Rasyidin yang memberi petunjuk berpegang teguhlah
kepadanya dan gigitlah dia dengan gigi geraham kalian.
Dan waspadalah terhadap perkara-perkara yang
baru (yang diada-adakan) kepada hal-hal yang baru itu adalah kebid’ahan dan
setiap kebid’ahan adalah kesesatan”.
(SHAHIH. HR.Abu Dawud (4608), At-Tirmidziy
(2676) dan Ibnu Majah (44,43),Al-Hakim (1/97))
Sumber: FB Toifah Al Mansuroh
Posting Komentar untuk "Akibat Gagal Faham Tentang Makna Bid'ah"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.