Ritual Kebodohan Dan Penuh Kemusyrikan Itu Benar-Benar Terjadi Di Titik Nol IKN
Entahlah,
ritual sirik penuh kebodohan itu ternyata benar-benar terjadi, benar-benar
dilakukan. Pada hari ini, Senin 14 Maret 2022, Presiden Jokowi bersama 34
Gubernur se Indonesia, benar-benar menyatukan seluruh tanah dan air kedalam
gentong besar yang disebut sebagai gentong Nusantara.
Tak
guna, seluruh kritikan yang ada ditengah masyarakat. Jokowi telah menganggap
negara ini seperti miliknya, sehingga tak perlu lagi mendengar kritikan
masyarakat, khususnya umat Islam.
Dalam
acara tersebut, terlihat jelas, gestur Jokowi bak seorang raja yang sedang
menerima Adipati bawahannya. Semua gubernur, begitu ta'dziem ke Jokowi saat
menyerahkan kendi dan baki berisi air dan tanah dari daerahnya.
Dalam
sambutannya, Jokowi menyebut pengumpulan tanah dan air dalam satu gentong
dijadikan simbol kebhinekaan dan persatuan. Jokowi berterima kasih kepada
seluruh Gubernur yang telah berpartisipasi dan berharap dapat bersinergi dalam
mendukung pembangunan IKN.
Entahlah,
Jokowi melakukan ritual klenik yang melanggar syariat Islam. Namun, pada saat
yang sama, dalam sambutannya dia juga memohon barokah dari Allah SWT dalam
proses pembangunan IKN.
Yang
penulis heran, kemanakah logika kaum pemikir intelektual melihat kebodohan yang
begitu telanjang ini? Apa relevansi penyatuan tanah dan air, dalam perspektif
membangun IKN?
Kemana
mereka yang katanya intelek, pintar, sekolah ke Australia hingga sampai ke
Amerika. Kemana yang gelarnya profesor dan doktor, mengapa tidak kritis dengan
tayangan kebodohan ini?
Apakah,
tanah dan air yang dikumpulkan akan memperkuat pondasi konstruktif bangunan IKN?
atau akan menjadi teknologi anti gempa yang akan mengamankan struktur bangunan
IKN? Atau, akan menjadi rongga penyerapan alami sehingga dijamin di lokasi IKN
tidak akan tergenang banjir?
Apakah,
tanah dan air itu akan memperkuat sinyal telepon, sehingga mempermudah koneksi
ke seluruh wilayah tanah air Indonesia? Atau, didalamnya terkandung teknologi
canggih yang bisa menghimpun partikel perbedaan disatukan dengan media tanah
dan air?
Kepada
para Ulama, baik yang di MUI, di Muhammadiyah, Persis, DDII, Al Irsyad, para
Kiyai dan Asatidz yang mengerti cabang-cabang amalan yang merusak akidah Islam.
Apakah, ritual kendi yang menyatukan seluruh tanah dan air itu sejalan dengan
syariat Islam? adakah, klenik itu merupakan perbuatan syirik, mencari barokah
dari tanah dan air yang tidak ada tuntunannya dari Nabi Muhammad Saw?
Biasanya,
ulama dari gerakan Salafi paling getol berdakwah memurnikan akidah.
Membersihkan umat dari segala bentuk bid'ah, syirik yang mencemari akidah
Islam.
Akankah
menasehati Jokowi? atau langsung membid'ahkan perilaku Jokowi? atau akan
menasehati ala 'empat mata' kepada Jokowi?
Apakah
mereka akan tetap mentaati Jokowi? tetap taat walaupun pemimpin berbuat bid'ah?
atau akan bangkit, berdakwah, meluruskan kesyirikan yang terjadi?
Astaghfirullah,
kemaksiatan dalam bentuk yang paling sensitif ini dipertontonkan secara
telanjang di tengah-tengah umat. Kalau umat ini diam, penulis khawatir bukan
hanya akan kebagian dosa tetapi juga akan kebagian ditimpa azab dari Allah SWT.
Oleh:
Ahmad Khozinudin
Sastrawan
Politik
Link Video Ritual:
Posting Komentar untuk "Ritual Kebodohan Dan Penuh Kemusyrikan Itu Benar-Benar Terjadi Di Titik Nol IKN"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.