Tangan Kiri Allah
Telah berkata Al-Imaam Muslim
rahimahullah:
وحَدَّثَنَا أَبُو
بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ عُمَرَ بْنِ حَمْزَةَ،
عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " يَطْوِي اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ السَّمَاوَاتِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ثُمَّ يَأْخُذُهُنَّ بِيَدِهِ الْيُمْنَى،
ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ الْجَبَّارُونَ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ، ثُمَّ
يَطْوِي الْأَرَضِينَ بِشِمَالِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ الْجَبَّارُونَ
أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ "
Dan telah menceritakan kepada kami
Abu Bakr bin Abi Syaibah: Telah menceritakan kepada kami Abu Usaamah, dari
‘Umar bin Hamzah, dari Saalim bin ‘Abdillah: Telah mengkhabarkan kepadaku
‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam: “Allah ‘Azza wa Jalla akan menggulung langit-langit kelak di hari
kiamat, kemudian Ia mengambilnya dengan tangan kanan-Nya dan berfirman: ‘Akulah
Raja. Dimanakah orang-orang yang selalu bertindak sewenang-wenang? Dimanakah
orang-orang yang selalu menyombongkan diri?’. Kemudian Allah menggulung
bumi-bumi dengan tangan kiri-Nya, dan berfirman: ‘Akulah Raja. Dimanakah
orang-orang yang selalu bertindak sewenang-wenang? Dimanakah orang-orang yang
selalu menyombongkan diri?”. (Shahiih Muslim no. 2788)
‘Umar bin Hamzah dalam sanad di atas
adalah seorang yang dla’iif (1) (At-Taqriib, hal. 716 no. 4918) Adapun
perawi lainnya tsiqaat.
Saalim dalam periwayatan dengan
lafadh ini mempunyai mutaba’ah dari Naafi’, sebagaimana diriwayatkan oleh
Ath-Thabaraaniy:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ،
قَالَ: نا مُقَدَّمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ عَطَاءِ بْنِ مُقدَّمٍ، قَالَ:
نا عَمِّي الْقَاسِمُ بْنُ يَحْيَى، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ،
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
" إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقْبِضُ الأَرْضَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِشِمَالِهِ،
وَتَكُونُ السَّمَاوَاتُ بِيَمِينِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ
Telah menceritakan kepada kami Ahmad,
ia berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami Muqaddam bin Yahyaa bin ‘Athaa’ bin
Muqaddam, ia berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami pamanku Al-Qaasim bin
Yahyaa, dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah ta’ala
akan menggenggam bumi dengan tangan kiri-Nya dan menggenggam langit-langit
dengan tangan kanan-Nya. Lalu Ia berfirman: ‘Akulah Raja”. (Al-Mu’jamul-Ausath,
2/86 no. 1331; sanadnya shahih)
Keterangan perawi:
1. Ahmad (syaikh dari
Ath-Thabaraaniy), ia bernama: Ahmad bin Muhammad bin ‘Abdillah bin Shadaqah Abu
Bakr Al-Haafidh Al-Baghdaadiy; seorang yang tsiqatun tsiqah (sangat tsiqah)
Wafat tahun 293 H (Irsyaadul-Qaadliy, hal. 169 no. 195)
2. Al-Muqaddam bin Muhammad bin
Yahyaa bin ‘Athaa’ bin Muqaddam Al-Hilaaliy Al-Muqaddamiy Al-Waasithiy;
dikatakan Ibnu Hajar seorang yang shaduuq, namun kadang ragu. Akan tetapi
penghukuman ini perlu diteliti kembali. Ad-Daaruquthniy berkata: “Tsiqah”.
Al-Bazzaar berkata: “Tsiqah, ma’ruuf”. Ibnu Hibbaan memasukkannya dalam
Ats-Tsiqaat seraya berkata: “Yughrib wa yukhaalif”. Oleh karena itu, kesimpulan
yang benar – wallaahu a’lam – adalah: Ia seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah
ke-10. Dipakai Al-Bukhaariy dalam Shahiih-nya (Tahdziibul-Kamaal 28/460-461 no.
6165, Tahdziibut-Tahdziib 10/288 no. 506, At-Taqriib hal. 969 no. 6920, dan
Tahriirut-Taqriib 3/414 no. 6872)
3. Al-Qaasim bin Yahyaa bin ‘Athaa’
bin Muqaddam bin Muthii’ Al-Hilaaliy Al-Muqaddamiy, Abu Muhammad Al-Waasithiy;
seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9, wafat tahun 197 H. Dipakai
Al-Bukhaariy dalam Shahiih-nya (At-Taqriib, hal. 796 no. 5539)
4. ‘Ubaidullah bin ‘Umar bin Hafsh
bin ‘Aashim bin ‘Umar bin Al-Khaththaab Al-Qurasyiy Al-‘Adawiy Al-‘Umariy
Al-Madaniy, Abu ‘Utsmaan; seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqah
ke-5, wafat tahun 140-an H. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah (At-Taqriib, hal. 643 no. 4353)
5. Naafi’ Abu ‘Abdillah Al-Madaniy;
seorang yang tsiqah, tsabat, faqiih, lagi masyhuur. Termasuk thabaqah ke-3,
wafat tahun 117 H atau dikatakan setelah itu. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah (At-Taqriib, hal. 996 no.
7136)
Lantas bagaimana dengan hadits:
إِنَّ الْمُقْسِطِينَ
عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ
وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا
وَلُوا "
“Sesungguhnya orang-orang yang
berlaku adil di sisi Allah berada di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari
cahaya, di sebelah kanan Ar-Rahmaan ‘Azza wa Jalla – dan kedua tangan-Nya
adalah kanan –. Yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum mereka,
keluarga mereka, dan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka”. (Diriwayatkan
oleh Muslim no. 1827, An-Nasaa’iy no. 5379, dan yang lainnya)
???
Asy-Syaikh ‘Abdul-‘Aziiz Ar-Raajihiy
hafidhahullah menjelaskan sebagai berikut:
هذا ثابت في الأحاديث
الصحيحة وغيرها قال: يقبض السماوات بيمينه وكلتا يديه يمين وفي اللفظ: وكلتا يدي ربي
يمين مباركة يعني كلتا يديه يمين في الشرف والفضل وعدم النقص، وجاء في صحيح مسلم …
الشمال، لكن بعضهم طعن فيها، قال: انفرد بها أحد الرواة، والصواب أنها أن لله يمينا
وشمالا، لكن كلاهما يمين في الشرف والفضل وعدم النقص، بخلاف الآدمي الشمال تكون ضعيفة
أضعف. أما الرب -سبحانه وتعالى- فكلتا يديه يمين في القوة والشرف والفضل وعدم النقص
“Hal ini ini (sifat kedua tangan
Allah kanan) tsaabit dalam hadits-hadits shahih dan yang lainnya. Beliau
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Allah menggenggam langit-langit
dengan tangan kanan-Nya, dan kedua tangan-Nya adalah kanan’. Dalam lafadh yang
lain: ‘dan kedua tangan Rabb-ku adalah kanan yang penuh barakah’, yaitu: kedua
tangan-Nya adalah kanan dalam keagungan/kemuliaan, keutamaan, dan peniadaan
adanya aib/kekurangan. Dan telah ada hadits dalam Shahiih Muslim (lafadh):
tangan kiri (asy-syimaal) Akan tetapi sebagian ulama mengkritiknya. Mereka
berkata: ‘Salah seorang rawi bersendirian dalam periwayatan lafadh tersebut’. (2)
Yang benar, bahwasannya Allah mempunyai tangan kanan dan kiri, akan tetapi
keduanya adalah kanan dalam hal keagungan/kemuliaan, keutamaan, dan peniadaan
aib/kekurangan. Berbeda halnya dengan anak Adam dimana tangan kiri sebagai satu
kelemahan. Adapun Rabb/Allah – subhaanahu wa ta’ala -, maka kedua tangan-Nya
adalah kanan dalam kekuatan, keagungan/kemuliaan, keutamaan, dan peniadaan
aib/kekurangan”. (sumber: https://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=FullContent&audioid=220569)
Semoga penjelasan singkat ini ada
manfaatnya. Wallaahu a’lam.
Footnote:
(1) Nama lengkapnya: ‘Umar bin Hamzah
bin ‘Abdillah bin ‘Umar bin Al-Khaththaab Al-Qurasyiy Al-‘Adawiy Al-‘Umariy
Al-Madaniy. Termasuk thabaqah ke-6. Dipakai Al-Bukhaariy dalam riwayat
mu’allaq, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan Ibnu Maajah.
Ahmad bin Hanbal berkata:
“Hadits-haditsnya munkar”. Yahyaa bin Ma’iin berkata: “Ia lebih dla’iif daripada
‘Umar bin Muhammad bin Zaid”. An-Nasaa’iy berkata: “Dla’iif”. Di lain tempat ia
berkata: “Laisa bil-qawiy (tidak kuat)”. Ibnu Hibbaan menyebutkannya dalam
Ats-Tsiqaat dan berkata: “Ia termasuk orang yang sering melakukan kekeliruan”.
Ibnu ‘Adiy berkata: “Ia termasuk orang yang ditulis haditsnya”. Al-Haakim
berkata: “Seluruh haditsnya lurus (mustaqiimah)”. Abu Zur’ah berkata: “Laisa
bi-dzaaka khair” (Lihat: Tahdziibul-Kamaal 21/311-312 no. 4221,
Tahdziibut-Tahdziib 7/437 no. 718, dan Al-Jaami’ fil-Jarh wat-Ta’diil 2/255 no.
3120)
(2) Hal ini tidak benar sebagaimana
telah dituliskan di atas, karena lafadh ‘syimaal’ telah diriwayatkan melalui
dua jalan dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa. Wallaahu a’lam.
Penulis: Abul Jauzaa’
(Alumnus IPB & UGM)
Editor: Ahmadi As-Sambasy
Cilacap – Jawa Tengah
Posting Komentar untuk "Tangan Kiri Allah"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.