Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Meyakini Al Qur'an Adalah Makhluk

 

Permasalahan Khalqul-Qur’an merupakan permasalahan besar yang pernah menggemparkan dunia Islam. Ya, dulu, permasalahan ini merupakan permasalahan qath’iy yang membedakan dengannya mana mukmin mana kafir, mana Ahlus-Sunnah mana Ahlul-Bida’. Betapa dulu para imam kita banyak tertimpa ujian. Para ulama dipenjara, disiksa, dan dibunuh oleh kalangan Jahmiyyah (1) melalui tangan penguasa yang berhasil mereka pengaruhi hanya karena keyakinan mereka (para ulama) bahwa Al-Qur’an adalah Kalaamullah, bukan makhluk. Namun sekarang permasalahan ini nampaknya samar bagi sebagian orang. Selain dari faktor kebodohan, juga karena faktor eksistensi beberapa sekte menyimpang dalam dunia Islam yang masih saja menjajakan ajaran kufur ini. (2)

Berikut ini adalah perkataan para imam kaum muslimin terdahulu yang coba saya kumpulkan, tentang kafirnya paham Khalqul-Qur’an. Kekafiran yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam dan darahnya halal untuk ditumpahkan.

1. Para Pembesar Atbaa’ut-Taabi’iin Rahimahullah

أخبرنا أبو عبد الله الحافظ قال: سمعتُ أبا زكريا يحيى بن محمد العنبري يقول: سمعت عمران بن موسى الجرجاني بنيسابور يقول: سمعت سويد بن سعيد يقول: سمعت مالك بن أنس وحماد بن زيد وسفيان بن عيينة والفضل بن عياض وشريك بن عبد الله ويحيى بن سليم ومسلم بن خالد وهشام بن سليمان المخزومي وجرير بن عبد الله الحميد وعلي بن مسهر وعبدة وعبد الله بن إدريس وحفص بن غياث ووكيع ومحمد بن فضيل وعبد الرحيم بن سليمان وعبد العزيز بن أبي حازم والدراوردي وإسماعيل بن جعفر وحاتم بن إسماعيل وعبد الله بن يزيد المقري وجميع من حملت عنهم العلم يقولون: الإيمان قول وعمل، ويزيد وينقص، والقرآن كلام الله تعالى، وصفة ذاته غير مخلوق، من قال: إنه مخلوق، فهو كافر بالله العظيم، وأفضل أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم أبو بكر وعمر وعثمان وعلي رضي الله عنهم. قال عمران: وبذلك أقول وبه أدين الله عز وجل، وما رأيت محمديا قط إلا وهو يقوله

Telah mengkhabarkan Abu ’Abdillah Al-Haafidh, ia berkata: Aku mendengar Abu Zakariyyaa Yahyaa bin Muhammad Al-’Anbariy berkata: Aku mendengar ’Imraan bin Muusaa Al-Jurjaaniy di Naisaabuur, ia berkata: Aku mendengar Suwaid bin Sa’iid berkata: Aku mendengar Maalik bin Anas, Hammaad bin Zaid, Sufyaan bin ’Uyainah, Al-Fadhl bin ’Iyaadl, Syariik bin ’Abdillah, Yahyaa bin Sulaim, Muslim bin Khaalid, Hisyaam bin Sulaimaan Al-Makhzumiy, Jariir bin ’Abdillah Al-Humaid, ’Aliy bin Mus-hir, ’Abdah, ’Abdullah bin Idriis, Hafsh bin Ghiyaats, Wakii’, Muhammad bin Fudlail, ’Abdurrahiim bin Sulaimaan, ’Abdul-’Aziiz bin Abi Haazim, Ad-Daraawardiy, Ismaa’iil bin Ja’far, Haatim bin Ismaa’iil, ’Abdullah bin Yaziid Al-Muqriy, dan seluruh ulama yang dikaruniai ilmu, mereka berkata: ”Iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang. Al-Qur’an adalah kalaamullah ta’ala, dan sifat Dzaat-Nya itu bukan termasuk makhluk. Barangsiapa yang mengatakan makhluk, maka ia kafir terhadap Allah Yang Maha Agung. Seutama-utama shahabat Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam adalah Abu Bakr, ’Umar, ’Utsmaan, dan ’Aliy radliyallaahu ’anhum”. ’Imraan berkata: “Dan dengan hal itu aku berkata dan aku beragama dengan agama Allah ’azza wa jalla. Dan tidaklah aku melihat satupun kaum muslimin yang mengikuti ajaran Muhammad kecuali ia juga mengatakannya” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat, 1/605-606 no. 542, tahqiq: ’Abdullah bin Muhammad Al-Haasyidiy; Maktabah As-Suwaadiy - shahih)

2. Sufyaan Ats-Tsauriy Rahimahullah (W. 161 H)

حدثني محمد بن إسحاق الصاغاني حدثني هارون بن أبي هارون حدثنا حبان بن موسى عن ابن المبارك عن سفيان قال من قال أن قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ مخلوق فهو كافر

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ishaaq Ash-Shaghaaniy: Telah menceritakan kepadaku Haaruun bin Abi Haaruun: Telah menceritakan kepada kami Hibbaan bin Muusaa, dari Ibnul-Mubaarak, dari Sufyaan, ia berkata: “Barangsiapa yang mengatakan bahwasannya (ayat): ’Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu’ (QS. Al-Ikhlaash: 1-2) adalah makhluk, maka ia kafir” (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/107-108 no. 13, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H – hasan)

3. Maalik Bin Anas Rahimahullah (W. 179 H)

حدثنا سليمان بن أحمد ثنا الحسن بن إسحاق التستري ثنا يحيى بن خلف ابن الربيع الطرسوسي - وكان من ثقات المسلمين وعبادهم - قال: كنت عند مالك بن أنس ودخل عليه رجل فقال: يا أبا عبد الله ما تقول فيمن يقول القرآن مخلوق ؟. فقال مالك: زنديق اقتلوه، فقال: يا أبا عبد الله، إنما أحكى كلاما سمعته، فقال لم أسمعه من أحد، إنما سمعته منك، وعظم هذا القول

Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Ahmad: Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Ishaaq At-Tustariy: Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Khalaf bin Ar-Rabii’ – dan ia termasuk kalangan terpercaya (tsiqaat) dan ahli ibadah dari kaum muslimin -, ia berkata: Aku pernah di sisi Maalik bin Anas, dan masuklah seorang laki-laki menemuinya lalu berkata: “Wahai Abu ’Abdillah, apa yang engkau katakan tentang orang yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk?”. Maalik menjawab: “Zindiiq, bunuhlah ia”. Lalu laki-laki berkata: “Wahai Abu ’Abdillah, aku hanya meriwayatkan perkataan yang aku dengar saja”. Maka Maalik berkata: “Aku tidak pernah mendengar dari seorang pun kecuali dari engkau”. Maalik pun menganggap besar perkataan ini (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, 6/325; Daarul-Kutub Al-’Ilmiyyah, Cet. 1/1409 H – shahih)

4. ’Abdullah Bin Al-Mubaarak Rahimahullah (W. 181 H)

حدثني أبو عمرو محمد بن عبد العزيز بن أبي رزمة قال سمعت أبا الوزير محمد بن أعين قال سمعت النضر بن محمد يقول من قال في هذه الآية إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي مخلوق فهو كافر فجئت الى عبد الله بن المبارك فأخبرته قال صدق أبو محمد عافاه الله ما كان الله عزوجل يأمر أن نعبد مخلوقا

Telah menceritakan kepadaku Abu ’Amru Muhammad bin ’Abdil-’Aziiz bin Abi Ramzah, ia berkata: Aku mendengar Abul-Waziir Muhammad bin A’yun, ia berkata: Aku mendengar An-Nadlr bin Muhammad berkata: “Barangsiapa yang berkata pada ayat ini: ’Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku’ (QS. Thaha: 14) adalah makhluk, maka ia kafir. Lalu aku datangi ‘Abdullah bin Al-Mubaarak dan aku khabarkan kepadanya (apa yang aku katakan tadi) Ia berkata: ’Abu Muhammad benar, semoga Allah mengampuninya. Allah ’azza wa jalla tidaklah memerintahkan agar kita menyembah makhluk” (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/110-111 no. 20, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - shahih)

5. ’Abdullah Bin Idriis Rahimahullah (W. 192 H)

حدثني أحمد بن إبراهيم حدثني يحيى بن يوسف الزمي قال حضرت عبد الله بن أدريس فقال له رجل يا أبا محمد ان قبلنا ناسا يقولون ان القرآن مخلوق فقال من اليهود قال لا قال فمن النصارى قال لا قال فمن المجوس قال لا قال فممن قال من الموحدين قال كذبوا ليس هؤلاء بموحدين هؤلاء زنادقة من زعم ان القرآن مخلوق فقد زعم أن الله عزوجل مخلوق ومن زعم أن الله تعالى مخلوق فقد كفر هؤلاء زنادقة هؤلاء زنادقة

Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Ibraahiim: Telah menceritakan kepadaku Ibraahiim: Telah menceritakan kepadaku Yahyaa bin Yuusuf Ar-Ramziy, ia berkata: Aku menghadiri (majelis) ’Abdullah bin Idriis, lalu ada seorang laki-laki berkata kepadanya: “Wahai Abu Muhammad, sesungguhnya orang-orang sebelum kami ada yang mengatakan Al-Qur’an itu makhluk”. Ia (Ibnu Idriis) berkata: “Dari kalangan Yahudi?”. Orang itu menjawab: “Bukan”. Ia berkata: “Dari kalangan orang Nashara?”. Orang itu menjawab: “Bukan”. Ia berkata: “Dari kalangan Majusi?”. Orang itu menjawab: “Bukan”. Ia berkata: “Lalu dari kalangan mana?”. Orang itu berkata: “Dari kalangan muwahhidiin (kaum muslimin)”. Ia berkata: “Mereka dusta. Mereka bukanlah muwahhidiin (orang yang mentauhidkan Allah) Mereka adalah kaum zindiq. Barangsiapa yang menganggap bahwasannya Al-Qur’an adalah makhluk, maka sama saja ia telah menganggap Allah ’azza wa jalla adalah makhluk. Dan barangsiapa yang menganggap Allah ta’ala adalah makhluk, sungguh ia telah kafir. Mereka itu kaum zindiq, mereka itu kaum zindiq” (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/113-114 no. 29a, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - shahih)

6. Abu Bakr Bin ’Ayyaasy Al-Asadiy Al-Kuufiy (W. 194 H) Rahimahullah

حدثنا أبو عبد الله محمد بن مخلد العطار قال: أخبرنا أبو داود السجستاني قال: حدثنا حمزة بن سعيد المروزي - وكان ثقة مأمونا - سألت أبا بكر بن عياش فقلت: يا أبا بكر ، قد بلغك ما كان من أمر ابن علية في القرآن ، فما تقول ، فيه ؟ فقال: اسمع إلي ، ويلك ، من زعم لك أن القرآن مخلوق فهو عندنا كافر زنديق عدو الله تعالى ، لاتجالسه ولا تكلمه

Telah menceritakan kepada kami Abu ’Abdillah Muhamad bin Makhlad Al-’Aththaar, ia berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Daawud As-Sijistaaniy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hamzah bin Sa’iid Al-Marwaziy – dan ia seorang yang tsiqah lagi ma’muun -: Aku pernah bertanya kepada Abu Bakr bin ’Ayyaasy, aku berkata: “Wahai Abu Bakr, sungguh telah sampai kepadamu tentang perkara Ibnu ’Ulayyah tentang Al-Qur’an. Apa komentarmu tentang hal itu?”. Ia berkata: “Dengarkan aku. Barangsiapa yang mengatakan kepadamu bahwasannya Al-Qur’an itu makhluk, maka ia kafir lagi zindiiq di sisi kami, dan ia adalah musuh Allah ta’ala. Janganlah kamu duduk bermajelis dengannya dan janganlah kamu berbicara dengannya” (Diriwayatkan oleh Al-Aajurriy dalam Asy-Syarii’ah, 1/219-220 no. 176, tahqiq: Al-Waliid bin Muhammad An-Nashr; Muassasah Qurthubah, Cet. 1/1417 H – shahih)

7. Wakii’ Bin Al-Jarraah Rahimahullah (W. 196 H)

حدثني أحمد بن إبراهيم حدثني أبو جعفر السويدي قال سمعت وكيعا وقيل له أن فلانا يقول أن القرآن محدث فقال سبحان الله هذا كفر قال السويدي وسألت وكيعا عن الصلاة خلف الجهمية فقال لا يصلى خلفهم

Telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Ibraahiim: Telah menceritakan kepadaku Abu Ja’far As-Suwaidiy, ia berkata: Aku mendengar Wakii’, dan dikatakan kepadanya: “Bahwasannya Fulaan berkata Al-Qur’an adalah muhdats (sesuatu yang baru diciptakan)”. Maka ia berkata: “Maha Suci Allah, ini adalah kekafiran”. As-Suwaidiy berkata: Dan Akupun bertanya kepada Wakii’ tentang shalat di belakang orang berpemahaman Jahmiyyah, lalu ia berkata: “Jangan shalat di belakang mereka” (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/115 no. 33, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - shahih)

قال أبو القاسم: وحدثنا وهب بن بقية الواسطي قال: سمعت وكيعاً يقول: من قال: القرآن مخلوق فهو كافر

Telah berkata Abul-Qaasim: Dan telah menceritakan kepada kami Wahb bin Baqiyyah Al-Waasithiy, ia berkata: Aku mendengar Wakii’ berkata: “Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir” (Diriwayatkan oleh Al-Aajurriy dalam Asy-Syarii’ah, 1/222 no. 186; tahqiq: Al-Waliid bin Muhammad An-Nashr; Muassasah Qurthubah, Cet. 1/1417 H – shahih)

8. Sufyaan Bin ’Uyainah Rahimahullah (W. 198 H)

حدثني غياث بن جعفر قال سمعت سفيان بن عيينة يقول القرآن كلام الله عزوجل من قال مخلوق فهو كافر ومن شك في كفره فهو كافر

Telah menceritakan kepadaku Ghiyaats bin Ja’far, ia berkata: Aku mendengar Sufyaan bin ’Uyainah berkata: “Al-Qur’an adalah Kalamullah. Barangsiapa yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir. Dan barangsiapa yang ragu akan kekafiran orang tersebut, maka ia juga kafir” (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/112 no. 25, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - shahih)

9. ‘Abdurrahman Bin Mahdiy Rahimahullah (W. 198 H)

حدثني أبي رحمه الله سمعت عبد الرحمن بن مهدي يقول من زعم أن الله تعالى لم يكلم موسى صلوات الله عليه يستتاب فان تاب والا ضربت عنقه

Telah menceritakan kepadaku ayahku rahimahullah: Aku mendengar ‘Abdurrahman bin Mahdiy berkata: “Barangsiapa yang menganggap bahwasannya Allah ta’ala tidak berbicara kepada Muusaa (3), maka ia diminta bertaubat. Jika ia bertaubat, maka diterima, dan jika tidak, ditebas batang lehernya” (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/119-120 no. 44, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - shahih)

حدثني هارون بن عبد الله الحمال حدثنا إبراهيم بن زياد سبلان قال سمعت عبد الرحمن بن مهدي يقول لو كان لي من الأمر شيء لقمت على الجسر فلا يمر بي أحد من الجهمية إلا سألته عن القرآن فان قال انه مخلوق ضربت رأسه ورميت به في الماء

Telah menceritakan kepadaku Haaruun bin ‘Abdillah Al-Hammal: Telah menceritakan kepada kami Ibraahiim bin Ziyaad Sablaan, ia berkata: Aku mendengar ‘Abdurrahmaan bin Mahdiy berkata: “Seandainya aku mempunyai kekuasaan, sungguh aku akan berdiri di atas jembatan. Tidak ada seorangpun yang melewatiku dari kalangan Jahmiyyah kecuali akan aku tanya kepadanya tentang Al-Qur’an. Seandainya ia menjawab makhluk, aku penggal kepalanya, lalu aku buang ke air sungai”. (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/120 no. 46, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - shahih)

10. Muhammad Bin Idriis Asy-Syaafi’iy Rahimahullah (W. 204 H)

أخبرنا أبو عبد الرحمن السلمي قال: سمعت عبد الله بن محمد بن علي بن زياد يقول: سمعت محمد بن إسحاق بن خزيمة يقول: سمعت الربيع يقول: ِلما كلم الشافعي رضي الله عنه حفص الفرد فقال: القرآن مخلوق، فقال له الشافعي: كفرت بالله العظيم

Telah mengkhabarkan kepada kami Abu ’Abdirrahmaan As-Sulamiy, ia berkata: Aku mendengar ’Abdullah bin Muhammad bin ’Aliy bin Ziyaad berkata: Aku mendengar Muhammad bin Ishaaq bin Khuzaimah berkata: Aku mendengar Ar-Rabii’ berkata: Ketika Asy-Syaafi’iy radliyallaahu ’anhu berbicara kepada Hafsh Al-Fard, maka ia (Hafsh) berkata: “Al-Qur’an adalah makhluk”. Maka Asy-Syaafi’iy berkata kepadanya: “Engkau telah kafir kepada Allah Yang Maha Agung”. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat, 1/613 no. 554, tahqiq: ’Abdullah bin Muhammad Al-Haasyidiy; Maktabah As-Suwaadiy - shahih)

أخبرنا أبو عبد الله الحافظ أخبرني أبو الفضل بن أبي نصر العدل حدثني حمك بن عمرو العدل ثنا محمد بن عبد الله بن فورش عن علي بن سهل الرملي أنه قال: سألت الشافعي عن القرآن، فقال: كلام الله منزَّل غير مخلوق، قلت: فمن قال بالمخلوق فما هو عندك ؟. قال لي: كافر. قال الشافعي رضي الله عنه: ما لقيت أحدا منهم - يعني من أساتذته - إلا قال: من قال في القرآن إنه مخلوق فهو كافر

Telah mengkhabarkan kepada kami Abu ’Abdillah Al-Haafidh: Telah mengkhabarkan kepadaku Abul-Fadhl bin Abi Nashr Al-’Adl: Telah menceritakan kepadaku Hamak bin ’Amru Al-’Adl: Telah menceritakankepada kami Muhammad bin ’Abdillah bin Faurasy, dari ’Aliy bin Sahl Ar-Ramliy, bahwasannya ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Asy-Syaafi’iy tentang Al-Qur’an, maka ia menjawab: “Kalaamullah yang diturunkan, bukan makhluk”. Aku berkata: “Lalu orang yang mengatakannya makhluk, menurutmu bagaimana?”. Ia berkata kepadaku: “Kafir”. Asy-Syaafi’iy radliyallaahu ’anhu berkata: “Tidaklah aku menjumpai satupun di antara mereka – yaitu di antara guru-gurunya (Asy-Syaafi’iy) – kecuali ia berkata: Barangsiapa yang mengatakan tentang Al-Qur’an bahwa ia adalah makhluk, maka kafir. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat, 1/613 no. 555, tahqiq: ’Abdullah bin Muhammad Al-Haasyidiy; Maktabah As-Suwaadiy - shahih)

11. Yaziid Bin Haaruun Rahimahullah (W. 206 H)

حدثنا محمد بن اسماعيل الواسطي قال سمعت شاذ بن يحيى وأثنى عليه خيرا قال حلف لي يزيد بن هارون في بيته والله الذي لا إله الا هو عالم الغيب والشهادة الرحمن الرحيم من قال القرآن مخلوق فهو زنديق

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismaa’iil Al-Waasithiy, ia berkata: Aku mendengar Syaadz bin Yahyaa – dan ia memujinya dengan kebaikan - , ia berkata Yaziid bin Haaruun pernah bersumpah kepadaku di rumahnya: “Demi Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang; barangsiapa yang berkata Al-Qur’an itu makhluk, maka ia termasuk orang zindiiq”. (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/122 no. 50, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - hasan)

حدثني عباس العنبري حدثني شاذ بن يحيى قال سمعت يزيد بن هارون يقول من قال القرآن مخلوق فهو كافر وجعل شاذ بن يحيى يلعن المريسي

Telah menceritakan kepadaku ’Abbaas Al-’Anbariy: Telah menceritakan kepadaku Syaadz bin Yahyaa, ia berkata: Aku mendengar Yaziid bin Haaruun berkata: “Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir”. Dan Syaadz bin Yahyaa menyangka ia melaknat (dengan hal itu) pada Al-Mariisiy. (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/122 no. 52, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - hasan)

12. Muhammad Bin Yuusuf Al-Firyaabiy Rahimahullah (W. 212 H)

وذكر أبو بكر الأعين قال سمعت محمد بن يوسف الفريابي يقول من قال القرآن مخلوق فهو كافر قول العلماء في القرآن

Dan telah menyebutkan Abu Bakr Al-A’yun, ia berkata: Aku mendengar Muhammad bin Yuusuf Al-Firyaabiy berkata: “Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir” (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/131 no. 78b, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - hasan)

13. ’Amru Bin Ar-Rabii’ Bin Thaariq Rahimahullah (W. 219 H)

حدثني محمد بن سهل سمعت عمرو بن الربيع بن طارق يقول القرآن كلام الله من زعم أنه مخلوق فهو كافر

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Sahl: Aku mendengar ’Amru bin Ar-Rbii’ bin Thaariq berkata: “Al-Qur’an adalah Kalaamullah. Barangsiapa yang menganggap Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir”. (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/126 no. 63, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - shahih)

14. An-Nadlr Bin ’Abdil-Jabbaar Rahimahullah (W. 219 H)

حدثني محمد بن سهل قال سمعت أبا الأسود النضر بن عبد الجبار يقول القرآن كلام الله عز وجل من قال مخلوق فهو كافر هذا كلام الزنادقة

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Sahl, ia berkata: Aku mendengar Abul-Aswad An-Nadlr bin ’Abdil-Jabbaar berkata: “Al-Qur’an adalah Kalaamullah ’azza wa jalla. Barangsiapa yang mengatakan makhluk, maka ia kafir. Ini adalah perkataan orang-orang zindiiq”. (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/126 no. 64, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - shahih)

15. ‘Affaan Bin Muslim Rahimahullah (W. 219 H)

وقال عفان من قال قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ مخلوق فهو كافر

Dan telah berkata ‘Affaan: “Barangsiapa yang mengatakan ayat: ‘Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa’ (QS. Al-Ikhlaash: 1) adalah makhluk, maka ia kafir”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam Khalqu Af’aalil-‘Ibaad, 2/22 no. 30, tahqiq: Fahd bin Sulaimaan Al-Fahiid; Daaru Athlas Al-Khadlraa’, Cet. 1/1425 H – shahih)

16. Sulaimaan Bin Daawud Al-Haasimiy (W. 219 H) Dan Sahl Bin Muzaahim Rahimahumallah

وقال سليمان بن داود الهاشمي وسهل بن مزاحم من صلى خلف من يقول القرآن مخلوق أعاد صلاته

Telah berkata Sulaimaan bin Daawud Al-Haasyimiy dan Sahl bin Muzaahim: “Barangsiapa yang shalat di belakang orang yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, shalatnya harus diulangi”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam Khalqu Af’aalil-‘Ibaad, 2/32 no. 47, tahqiq: Fahd bin Sulaimaan Al-Fahiid; Daaru Athlas Al-Khadlraa’, Cet. 1/1425 H – shahih)

Ketidakabsahan shalat di belakang orang yang mengatakan Khalqul-Qur’an menunjukkan kekafiran orang tersebut.

17. Ibnu Abi Maryam, Sa’iib Bin Al-Hakam Al-Jumahiy Rahimahullah (W. 224 H)

حدثني محمد بن سهل بن عسكر قال سمعت ابن أبي مريم يقول من زعم أن القرآن مخلوق فهو كافر

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Sahl bin ’Askar, ia berkata: Aku mendengar Ibnu Abi Maryam berkata: “Barangsiapa yang menganggap bahwasannya Al-Qur’an itu makhluk, maka ia kafir”. (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/126 no. 62, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - shahih)

18. Abu ’Ubaid Al-Qaasim Bin Sallaam Rahimahullah (W. 224 H)

حدثني محمد بن إسحاق الصاغاني قال سمعت أبا عبيد يقول من قال القرآن مخلوق فقد افترى على الله عز وجل وقال عليه ما لم تقله اليهود والنصارى

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ishaaq Ash-Shaaghaaniy, ia berkata: Aku mendengar Abu ’Ubaid berkata: “Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an itu makhluk, sungguh ia telah membuat kedustaan kepada Allah ’azza wa jalla. Orang Yahudi dan Nashaaraa saja tidak pernah mengatakannya”. (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/129 no. 71, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - shahih)

19. Yahyaa Bin Yahyaa Bin Bakr At-Tamiimiy Rahimahullah (W. 226 H)

وأخبرنا أبو عبد الله الحافظ قال: سمعت أبا جعفر محمد بن صالح ابن هانئ يقول: سمعت أبا سليمان داود بن الحسين البيهقي يقول: سمعت محمود ابن غيلان يقول: سمعت يحيى بن يحيى يقول: من قال القرآن مخلوق، فهو كافر بالله العظيم، وعصى ربه وبانت منه امرأته

Dan telah mengkhabarkan kepada kami Abu ’Abdillah Al-Haafidh, ia berkata: Aku mendengar Abu Ja’far Muhammad bin Shaalih bn Haani’ berkata: Aku mendengar Abu Sulaimaan Daawud bin Al-Husain Al-Baihaqiy berkata: Aku mendengar Mahmuud bin Ghailaan berkata: Aku mendengar Yahyaa bin Yahyaa berkata: ”Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir kepada Allah Yang Maha Agung, durhaka kepada Rabb-nya, dan terpisah (cerai) istrinya darinya”. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat, 1/614-615 no. 559, tahqiq: ’Abdullah bin Muhammad Al-Haasyidiy; Maktabah As-Suwaadiy - shahih)

20. Abul-Waliid Hisyaam Bin ‘Abdil-Malik Al-Baahiliy Ath-Thayaalisiy Rahimahullah (W. 227 H)

وقال أبو الوليد من قال القرآن مخلوق فهو كافر ومن لم يعقد قلبه على أن القرآن ليس بمخلوق فهو خارج من الإسلام

Telah berkata Abul-Waliid: “Barangsiapa yang berkata Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir. Barangsiapa yang hatinya tidak berkeyakinan bahwa Al-Qur’an bukan makhluk, maka ia telah keluar dari Islam (murtad)”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam Khalqu Af’aalil-‘Ibaad, 2/24 no. 33, tahqiq: Fahd bin Sulaimaan Al-Fahiid; Daaru Athlas Al-Khadlraa’, Cet. 1/1425 H – shahih)

21. Ahmad Bin ’Abdillah Bin Yuunus At-Tamiimiy Al-Yarbuu’iy Rahimahullah (W. 227 H)

وقيل أحمد بن يوسف أدركت الناس فهل سمعت أحدا يقول القرآن مخلوق فقال الشيطان يكلم بهذا من يكلم بهذا فهو جهمي والجهمي كافر

Dikatakan kepada Ahmad bin Yuunus: “Engkau telah bertemu banyak manusia. Apakah engkau pernah mendengar salah seorang dari mereka yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk?”. Ia menjawab: “Setan lah yang berbicara demikian. Barangsiapa yang berbicara dengan perkataan ini, maka ia Jahmiy, dan Jahmiy itu kafir”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam Khalqu Af’aalil-‘Ibaad, 2/40 no. 68, tahqiq: Fahd bin Sulaimaan Al-Fahiid; Daaru Athlas Al-Khadlraa’, Cet. 1/1425 H – shahih)

22. Nu’aim Bin Hammaad Rahimahullah (W. 228 H)

حدثني محمد قال سمعت نعيم بن حماد يكفرهم

Telah menceritakan kepadaku Muhammad, ia berkata: Aku mendengar Nu’aim bin Hammaad mengkafirkan mereka (yaitu orang yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk). (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/125 no. 60a, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - hasan)

23. Haaruun Bun Ma’ruuf Al-Marwaziy Rahimahullah (W. 231 H)

حدثني هارون بن عبد الله الحمال قال قال لي هارون بن معروف من قال القرآن مخلوق فهو يعبد صنما

Telah menceritakan kepadaku Haaruun bin ’Abdillah Al-Hammaal, ia berkata: Telah berkata kepadaku Haaruun bin Ma’ruuf: “Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an itu makhluk, maka ia sama saja menyembah berhala” (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/127 no. 67, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - shahih)

24. Yuusuf Bin Yahyaa Al-Buwaithiy Rahimahullah (W. 231/232 H)

أخبرنا أبو عبد الله الحافظ قال: سمعت أبا أحمد الحسين بن علي يقول: سمعت أبا بكر بن إسحاق يقول: سمعت الربيع يقول: سمعت البويطي يقول: من قال القرآن مخلوق فهو كافر، قال الله عز وجل (إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَنْ نَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ) (النحل: ٤٠) فأخبرنا الله عز وجل أنه يخلق الخلق بنكن، فمن زعم أن كن مخلوق فقد زعم أن الله تعالى يخلق الخلق بخلق

Telah mengkhabarkan kepada kami Abu ’Abdillah Al-Haafidh, ia berkata: Aku mendengar Abu Ahmad Al-Husain bin ’Aliy berkata: Aku mendengar Abu Bakr bin Ishaaq berkata: Aku mendengar Ar-Rabii’ berkata: Aku mendengar Al-Buwaithiy berkata: "Barangsiapa yang berkata Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir. Allah ’azza wa jalla telah berfirman: ’Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "Kun (jadilah)", maka jadilah ia’ (QS. An-Nahl: 40) Maka Allah ’azza wa jalla telah mengkhabarkan kepada kita bahwasannya Ia menciptakan makhluk dengan (firman-Nya): ’Kun’. Barangsiapa yang menganggap (firman-Nya) ’Kun’ adalah makhluk, maka sungguh ia telah menganggap Allah ta’ala menciptakan makhluk dengan makhluk”. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat, 1/613-614 no. 556, tahqiq: ’Abdullah bin Muhammad Al-Haasyidiy; Maktabah As-Suwaadiy - shahih)

25. Yahyaa Bin Ma’iin Rahimahullah (W. 233 H)

حدثني حسين بن علي بن يزيد الصدائي قال سمعت يحيى بن معين يقول من قال القرآن مخلوق فهو كافر

Telah menceritakan kepadaku Husain bin ’Aliy bin Yaziid Ash-Shadaaiy, ia berkata Aku mendengar Yahyaa bin Ma’iin berkata: “Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir”. (Diriwayatkan oleh ’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah, 1/128 no. 68, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H - hasan)

26. ’Aliy Bin Al-Madiiniy Rahimahullah (W. 234 H)

أخبرنا أبو عبد الله الحافظ: أخبرنا أبو الحسن أحمد بن محمد بن عبدوس، قال: سمعت عثمان بن سعيد الدارمي يقول: سمعت عليّا - يعني ابن المديني - يقول في حديث جعفر بن محمد ليس القرآن بخالق ولا مخلوق ولكنه كلام الله تعالى. قال علي: لا أعلم أنه تكلم بهذا الكلام في زمان أقدم من هذا، قال علي: هو كفر. قال أبو سعيد: يعني من قال القرآن مخلوق، فهو كافر

Telah mengkhabarkan kepada kami Abu ’Abdillah Al-Haafidh: Telah mengkhabarkan kepada kami Abul-Hasan Ahmad bin Muhammad bin ’Abduus, ia berkata: Aku mendengar ’Utsmaan bin Sa’iid Ad-Daarimiy berkata: Aku mendengar ’Aliy – yaitu Ibnul-Madiiniy – berkata tentang hadits Ja’far bin Muhammad: ’Al-Qur’an bukanlah Khaaliq, bukan pula makhluk. Akan tetapi ia adalah kalaamullah’. ’Aliy berkata: “Aku tidak mengetahui Al-Qur’an dibicarakan dengan perkataan ini di jaman lebih awal dari ini (yaitu jaman Ja’far Ash-Shaadiq) (4)”. ’Aliy berkata: “Perkataan itu kufur”. Abu Sa’iid berkata: “Yaitu orang yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir”. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat, 1/603 no. 538, tahqiq: ’Abdullah bin Muhammad Al-Haasyidiy; Maktabah As-Suwaadiy)

وقال علي بن عبد الله القرآن كلام الله من قال إنه مخلوق فهو كافر لا يصلى خلفه

Dan telah berkata ’Aliy bin ’Abdillah: “Al-Qur’an adalah Kalaamulah. Barangsiapa yang mengatakan makhluk, maka ia kafir. Tidak boleh shalat di belakangnya”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam Khalqu Af’aalil-‘Ibaad, 2/23 no. 31, tahqiq: Fahd bin Sulaimaan Al-Fahiid; Daaru Athlas Al-Khadlraa’, Cet. 1/1425 H – shahih)

27. Ishaaq Bin Rahawaih Rahimahullah (W. 238 H)

حدثنا أبو بكر محمد بن بكر، قال: حدثنا أبو داود السجستاني، قال: سمعت إسحاق بن راهويه يقول: من قال لا أقول القرآن مخلوق ولا غير مخلوق، فهو جهمي

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr Muhammad bin Bakr, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Daawud As-Sijistaaniy, ia berkata: Aku mendengar Ishaaq bin Rahawaih berkata: “Barangsiapa yang berkata: ‘Aku tidak mengatakan Al-Qur’an itu makhluk atau bukan makhluk’, maka ia seorang Jahmiy (kafir)”. (Diriwayatkan Ibnu Baththah dalam Al-Ibaanah: Ar-Radd ‘alal-Jahmiyyah, 1/298-299 no. 77, tahqiq: Dr. Yuusuf bin ‘Abdillah Al-Waabil; Daarur-Raayah, Cet. 1/1415 H – shahih)

28. Ahmad Bin Hanbal Rahimahullah (W. 241 H)

’Abdullah bin Ahmad bin Hanbal rahimahullah:

سمعتُ أبي رحمه الله يقول من قال القرآن مخلوق فهو عندنا كافر لأن القرآن من علم الله عز وجل وفيه أسماء الله عز وجل

Aku mendengar ayahku rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an itu makhluk, maka ia kafir di sisi kami, karena Al-Qur’an termasuk ilmu Allah ’azza wa jalla, dan di dalamnya terdapat nama-nama Allah ’azza wa jalla”. (As-Sunnah, 1/102 no. 1, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H)

سمعتُ أبي رحمه الله يقول من قال القرآن مخلوق فهو عندنا كافر لأن القرآن من علم الله عز وجل قال الله عز وجل: ﴿فَمَنْ حَآجَّكَ فِيهِ مِن بَعْدِ مَا جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ ...﴾. وقال عز وجل: ﴿وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ﴾. وقال عزوجل: ﴿وَلَئِنْ أَتَيْتَ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ بِكُلِّ آيَةٍ مَّا تَبِعُواْ قِبْلَتَكَ وَمَا أَنتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ وَمَا بَعْضُهُم بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم مِّن بَعْدِ مَا جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّكَ إِذَاً لَّمِنَ الظَّالِمِينَ﴾. وقال عز وجل: ﴿أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ﴾. قال أبي رحمه الله: والخلق غير الأمر. وقال عز وجل: ﴿وَمَن يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الأَحْزَابِ ...﴾. قال أبي رحمه الله قال سعيد بن جبير والاحزاب الملل كلها فالنار موعده . وقال عزوجل: ﴿وَمِنَ الأَحْزَابِ مَن يُنكِرُ بَعْضَهُ قُلْ إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ وَلا أُشْرِكَ بِهِ إِلَيْهِ أَدْعُو وَإِلَيْهِ مَآبِ * وَكَذَلِكَ أَنزَلْنَاهُ حُكْمًا عَرَبِيًّا وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ مَا جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ وَاقٍ﴾.

Aku mendengar ayahku berkata: “Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an itu makhluk, maka ia kafir di sisi kami, karena Al-Qur’an termasuk ilmu Allah ‘azza wa jalla. Allah ‘azza wa jalla berfirman: ‘Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu)’ (QS. Aali ‘Imraan: 61) ‘Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu’ (QS. Al-Baqarah: 120) ‘Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian mereka pun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang lalim’ (QS. Al-Baqarah: 145) ‘Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam’ (QS. Al-A’raf: 54)”. Ayahku berkata: “Al-Khalq itu bukan Al-Amr (Al-Qur’an) Allah ‘azza wa jalla berfirman: ‘Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Qur'an’ (QS. Huud: 17)”. Ayahku rahimahullah berkata: Telah berkata Sa’iid bin Jubair: ‘Dan makna al-ahzaab adalah seluruh agama (selain Islam), dan neraka adalah tempat yang diancamkan baginya’. Allah ‘azza wa jalla berfirman: ‘Dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali". Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah’ (QS. Ar-Ra’: 36-37)” (As-Sunnah, 1/103 no. 3, tahqiq & takhrij: Dr. Muhammad bin Sa’iid Al-Qahthaaniy; Daar ’Aalamil-Kutub, Cet. 4/1416 H)

29. Abu Zur’ah Ar-Raaziy (W. 264 H) Dan Abu Haatim Ar-Raaziy (W. 277 H) Rahimahullah

أخبرنا محمد بن المظفر المقري قال: حدثنا الحسين بن محمد بن حبش المقري قال حدثنا أبو محمد عبد الرحمن ابن أبي حاتم قال: سألتُ أبي وأبا زرعة عن مذاهب أهل السنه في أصول الدين، وما أدركا عليه علماء في جميع الأمصار، وما يعتقدان من ذلك، فقالا: أدركنا العلماء في جميع الأمصار حجازا وعراقا ومصرا وشاما ويمنا فكان من مذهبهم أن.... القرآن كلام (الله) غير مخلوق بجميع جهاته..... ومن زعم أن القرآن مخلوق فهو كافر بالله كفرا ينقل عن الملة ومن شك في كفره ممن يفهم فهو كافر، ومن شك في كلام الله فوقف فيه شاكا يقول (لا أدري) مخلوق أو غير مخلوق فهو جهمي، ومن وقف في القران جاهلا عُلِّم وبُدِّع ولم يكفر، ومن قال: لفظي بالقران، أو قال: القران بلفظي مخلوق فهو جهمي

Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Al-Mudhaffar Al-Muqriy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Al-Husain bin Muhammad bin Habsy Al-Muqriy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Muhammad ‘Abdurrahmaan bin Abu Haatim, ia berkata: Aku pernah bertanya kepada ayahku dan Abu Zur’ah tentang madzhab Ahlus-Sunnah dalam ushuuluddiin (pokok-pokok agama) dan apa yang mereka temui dari para ulama di seluruh pelosok negeri dan yang mereka berdua yakini tentang hal itu, maka mereka berdua berkata: ”Kami telah bertemu dengan para ulama di seluruh pelosok negeri, baik di Hijaz, ’Iraq, Mesir, Syaam, dan Yaman, maka yang termasuk madzhab mereka adalah: ’....Al-Qur’an adalah Kalaamullah, bukan makhluk dengan seluruh sisinya.... Barangsiapa yang menganggap Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir terhadap Allah dengan kekafiran yang mengeluarkan dari agama. Barangsiapa yang ragu akan kekafirannya bagi orang yang memahami, maka ia kafir. Dan barangsiapa yang ragu terhadap Kalaamullah, lalu ia abstain padanya dalam keadaan ragu, ia berkata: ‘aku tidak tahu, apakah makhluk atau bukan makhluk’, maka ia Jahmiy. Barangsiapa yang abstain tentang Al-Qur’an dalam keadaan jahil/bodoh, ia diberitahu dan dibid’ahkan, namun tidak dikafirkan. Dan barangsiapa yang berkata: ‘Lafadhku dengan Al-Qur’an’ atau ia berkata: ‘Al-Qur’an dengan lafadhku adalah makhluk’, maka ia pun Jahmiy”. (Diriwayatkan oleh Al-Laalikaa’iy dalam Syarh Ushuulil-I’tiqaad Ahlis-Sunnah wal-Jamaa’ah, 1/176-179, tahqiq: Ahmad bin Mas’uud Al-Hamdaan; Cet. 1/1411 H - shahih)

30. Ismaa’iil Bin Yahyaa Bin Ismaa’iil Al-Muzanniy Rahimahullah (W. 264 H)

وأخبرنا أبو عبد الله الحافظ قال: سمعت الشيخ أبا محمد المزني يقول: سمعت يوسف بن موسى المروزي يقول: سمعت أبا إبراهيم المزني يقول: القرآن كلام الله غير مخلوق ومن قال إن القرآن مخلوق فهو كافر

Dan telah mengkhabarkan Abu ’Abdillah Al-Haafidh, ia berkata: Aku mendengar Asy-Syaikh Abu Muhammad Al-Muzanniy berkata: Aku mendengar Yuusuf bin Muusaa Al-Marwaziy berkata: Aku mendengar Abu Ibraahiim Al-Muzanniy berkata: “Al-Qur’an adalah kalaamulah, bukan makhluk. Dan barangsiapa yang berkata: Sesungguhnya Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir”. (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat, 1/614 no. 557, tahqiq: ’Abdullah bin Muhammad Al-Haasyidiy; Maktabah As-Suwaadiy - shahih)

31. ’Utsmaan Bin Sa’iid Ad-Daarimiy Rahimahullah (W. 280 H)

Ia berkata saat membahas Jahmiyyah yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk:

ما الجهمية عندنا من أهل القبلة، وما نكفرهم إلا بكتاب مسطور، وأثر مأثور وكفر مشهور

“Jahmiyyah bukanlah termasuk ahlul-kiblat (muslim) di sisi kami. Dan kami tidak mengkafirkan mereka kecuali berdasarkan (hujjah dalam) Kitabullah yang ditulis, atsar yang ma’tsuur, dan kekafiran yang masyhuur”. (Ar-Radd ’alal-Jahmiyyah, hal. 171, tahqiq: Badr Al-Badr; Ad-Darus-Salafiyyah, Cet. 1/1405 H)

32. Ibnu Wadldlaah Rahimahullah (280 H)

وَحَدَّثَنِي وَهْبٌ عَنْ اِبْنِ وَضَّاحٍ، قَالَ وَلَا يَسَعُ أَحَدًا أَنْ يَقُولَ: كَلَامُ اَللَّهِ قَطُّ حَتَّى يَقُولَ: لَيْسَ بِخَالِقٍ وَلَا مَخْلُوقٍ وَلَا يَنْفَعُهُ عِلْمٌ حَتَّى يَعْلَمَ وَيُوقِنَ أَنَّ اَلْقُرْآنَ كَلَامُ اَللَّهِ لَيْسَ بِخَالِقٍ وَلَا مَخْلُوقٍ، مِنْهُ عَزَّ وَجَلَّ بَدَأَ وَإِلَيْهِ يَعُودُ، وَمَنْ قَالَ بِغَيْرِ هَذَا فَقَدْ كَفَرَ بِاَللَّهِ اَلْعَظِيمِ

Dan telah menceritakan kepadaku Wahb, dari Ibnu Wadldlaah, ia berkata: “Tidak ada keluasan bagi seorang pun untuk mengatakan ’Kalaamullah’ saja hingga ia mengatakan: ’Bukan Khaaliq, bukan pula makhluk’. Tidak bermanfaat ilmu baginya hingga ia mengetahui dan meyakini bahwasannya Al-Qur’an adalah Kalaamullah, bukan Khaaliq, bukan pula makhluk. Dari-Nya ’azza wa jalla Al-Qur’an berasal, dan kepada-Nya akan kembali. Barangsiapa yang mengatakan selain ini, sungguh telah kafir kepada Allah Yang Maha Agung”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Zamaniin dalam Ushuulus-Sunnah, hal. 86 no. 30, tahqiq: Abdullah bin Muhammad Al-Bukhaariy; Maktabah Al-Ghurabaa’ Al-Atsariyyah, Cet. 1/1415 H – shahih)

33. Abu Ja’far Muhammad Bin Jariir Ath-Thabariy Rahimahullah (W. 310 H)

Setelah beliau menyebutkan tentang ’aqidah beliau tentang Al-Qur’an adalah Kalaamullah, bukan makhluk, beliau berkata:

فمن قال غير ذلك ، أو ادعى أن قرآنا في الأرض أو في السماء سوى القرآن الذي نتلوه بألسنتنا ونكتبه في مصاحفنا ، أو اعتقد غير ذلك بقلبه أو أضمره في نفسه أو قاله بلسانه دائنا به ، فهو بالله كافر حلال الدم بريء من الله والله منه بريء

“Barangsiapa yang mengatakan selain itu, atau mendakwakan bahwasannya Al-Qur’an yang di bumi atau di langit selain Al-Qur’an yang kita baca dengan lisan-lisan kita dan kita tulis dalam mushhaf-mushhaf kita; atau berkeyakinan selain itu dengan hatinya; atau merasa sempit dalam dirinya; atau mengatakan dengan lisannya dengan perasaan hina/rendah; maka ia kafir kepada Allah, halal darahnya, berlepas diri dari Allah, dan Allah pun berlepas diri darinya”. (Shariihus-Sunnah, hal. 24 no. 12, tahqiq: Badr bin Yuusuf Al-Ma’tuuq; Daarul-Khulafaa’, Cet. 2/1426 H)

34. Abu Bakr Muhammad Bin Ishaaq Bin Khuzaimah Rahimahullah (W. 311 H)

سمعت الحاكم أبا عبد الله الحافظ يقول: سمعت أبا الوليد حسان بن محمد يقول: سمعت الإمام أبا بكر محمد بن إسحاق بن خزيمة يقول: القرآن كلام الله غير مخلوق فمن قال أن القرآن مخلوق فهو كافر بالله العظيم، ولا تقبل شهادته، ولا يعاد إن مرض، ولا يصلى عليه إن مات، ولا يدفن في مقابر المسلمين، يستتاب فإن تاب وإلا ضربت عنقه

Aku mendengar Al-Haakim Abu ‘Abdillah Al-Haafidh berkata: Aku mendengar Abul-Telah berkata Abul-Waliid Hassaan bin Muhammad: Aku mendengar Al-Imaam Abu Bakr Muhammad bin Ishaaq bin Khuzaimah berkata: “Al-Qur’an adalah Kalaamullah, bukan makhluk. Maka barangsiapa berkata: Ia adalah makhluk, maka kafir kepada Allah Yang Maha Agung. Tidak diterima persaksiannya, tidak ditengok jika ia sakit, tidak dishalatkan jika ia mati, dan tidak boleh dikuburkan di pekuburan kaum muslimin. (Dengan perbuatannya itu) ia diminta untuk bertaubat. Jika ia bertaubat, maka taubatnya diterima, jika tidak, dipenggal lehernya”. (’Aqiidatus-Salaf wa Ashhaabil-Hadiits, hal. 40-41, tahqiq & takhrij & ta’liq: Abul-Yamiin Al-Manshuuriy; Daarul-Minhaaj, Cet. 1/1423 H - shahih)

35. Abu Ja’far Ath-Thahawiy Rahimahullah (W. 321 H)

وإن القرآن كلام الله، منه بدا بلا كيفية قولا، وأنزله على رسوله وحيا، وصدقه المؤمنون على ذلك حقا، وأيقنوا أنه كلام الله تعالى بالحقيقة، ليس بمخلوق ككلام البرية، فمن سمعه فزعم أنه كلام البشر فقد كفر، وقد ذمّه الله وعابه وأوعده بسقر حيث قال تعالى (سَأُصْلِيهِ سَقَرَ)، فلما أوعد الله بسقر لمن قال: (إِنْ هَذَا إِلا قَوْلُ الْبَشَرِ)، علمنا وأيقنّا أنه قول خالق البشر، ولا يشبه قول البشر

“Sesungguhnya Al-Qur’an adalah Kalamullah, berasal dari-Nya sebagai ucapan yang tak diketahui kaifiyah (bagaimana)-nya, diturunkan kepada Rasul-Nya sebagai wahyu. Diimani oleh kaum mukminin dengan sebenar-benarnya. Mereka meyakininya sebagai kalaamullah ta’ala yang sesungguhnya. Bukanlah sebagai makhluk sebagaimana ucapan manusia. Barangsiapa yang mendengarnya bacaan Al-Qur’an dan menganggapnya sebagai perkataan makhluk, maka ia telah kafir. Sungguh Allah telah mencelanya, menghinanya, dan mengancamnya dengan Saqar (neraka), ketika Allah ta’ala berfirman: ’Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar’ (QS. Al-Mudatstsir: 26) Maka ketika Allah mengancam orang yang berkata: ’ini tidak lain hanyalah perkataan manusia’ (QS. Al-Mudatstsir: 25), kita mengetahui dan yakin bahwasannya ia adalah perkataan Pencipta manusia (Allah/Khaaliqul-basyar), dan tidak menyerupai perkataan manusia”. (Al-’Aqiidah Ath-Thahawiyyah, hal. 12-13, Daar Ibni Hazm, Cet. 1/1416)

36. Abul-Hasan Al-Asy’ariy Rahimahullah (W. 324 H)

ونقول: إن كلام الله غير مخلوق، وأن من قال بخلق القرآن فهو كافر

“Dan kami berkata: Sesungguhnya Kalaamullah bukanlah makhluk. Dan barangsiapa mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir”. (Al-Ibaanah ’an ’Ushuulid-Diyaanah, hal. 10; Daar Ibni Zaiduun, Cet. 1)

37. Abu Muhammad Al-Hasan Bin ’Aliy Al-Barbahariy Rahimahullah (W. 329 H)

ومن قال لفظه بالقرآن مخلوق فهو مبتدع ومن سكت ولم يقل مخلوق ولا غير مخلوق فهو جهمي هكذا قال أحمد بن حنبل

“Dan barangsiapa berkata lafadhnya dengan Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia mubtadi’. Dan barangsiapa yang diam (abstain) tidak mengatakan makhluk atau bukan makhluk, maka ia pun Jahmiy (kafir) Begitulah yang dikatakan Ahmad bin Hanbal (5)”. (Syarhus-Sunnah, hal. 95 no. 94, tahqiq: ’Abdurrahman bin Ahmad Al-Jumaiziy; Maktabah Daaril-Minhaaj, Cet. 1/1426 H)

38. Maslamah Bin Al-Qaasim Rahimahullah (W. 353 H)

وَقَالَ مَسْلَمَةُ بْنُ اَلْقَاسِمِ رَحِمَهُ اَللَّهُ: ....وَمَنْ زَعَمَ أَنَّ اَلْقُرْآنَ مَخْلُوقٌ، فَقَدْ زَعَمَ أَنَّ عِلْمَ اَللَّهِ مَخْلُوقٌ، وَمَنْ زَعَمَ أَنَّ عِلْمَ اَللَّهِ مَخْلُوقٌ فَهُوَ كَافِرٌ

Dan telah berkata Maslamah bin Al-Qaasim: “.....Dan barangsiapa yang menganggap Al-Qur’an itu makhluk, sungguh sama saja ia menganggap bahwa ilmu Allah adalah makhluk. Dan barangsiapa yang menganggap ilmu Allah adalah makhluk, maka ia kafir”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Zamaniin dalam Ushuulus-Sunnah, hal. 86-87 no. 30, tahqiq: Abdullah bin Muhammad Al-Bukhaariy; Maktabah Al-Ghurabaa’ Al-Atsariyyah, Cet. 1/1415 H)

39. Ulama Madiinah, Haaruun Bin Hayyaan Al-Qazwiiniy, Dan Ahmad Bin Muhammad Bin Abi ’Auf Rahimahumullah

وحدثنا أحمد بن محمد بن أبي عوف قال: سألت الحسن بن علي الحلواني ، فقلت: إن الناس قد اختلفوا عندنا في القرآن ، فما تقول رحمك الله ؟ فقال: القرآن كلام الله عز وجل وعلا ، غير مخلوق ، ما نعرف غير هذا .

قال أحمد بن أبي عوف: وسمعت هارون القزويني ، يقول: لم أسمع أحدا من أهل العلم بالمدينة ، وأهل السنن ، إلا وهم ينكرون على من قال: القرآن مخلوق ، ويكفرونه .

قال هارون: وأنا أقول بهذه السنة .

قال لنا أحمد بن أبي عوف: وأنا أقول بمثل ما قال هارون .

قال ابن أبي عوف ، وسمعت هارون يقول: من وقف على القرآن بالشك ، فلم يقل غير خلوق ، فهو كمن قال: هو مخلوق .

Dan telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Abi ’Auf, ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Al-Hasan bin ’Aliy Al-Hulwaaniy. Aku berkata: “Sesungguhnya orang-orang berselisih di sisi kami tentang Al-Qur’an. Apa yang engkau katakan – semoga Allah merahmatimu -?”. Ia (Al-Hasan) berkata: “Al-Qur’an adalah kalaamullah ’azza wa jalla wa ’alaa, bukan makhluk. Aku tidak mengetahui selain ini. Ahmad bin ’Auf berkata: Dan aku mendengar Haaruun Al-Qazwiiniy berkata: “Aku tidak pernah mendengar seorangpun ulama di Madinah begitu pula para ahli hadits, melainkan mereka semua mengingkari orang yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk dan mengkafirkannya”. Harun berkata: “Dan aku berkata dengan sunnah ini”. Ahmad bin Abi ’Auf berkata kepada kami (Al-Aajurriy): “Dan akupun berkata seperti apa yang dikatakan Harun”. Ibnu Abi ’Auf berkata: Aku mendengar Harun berkata: “Barangsiapa yang abstain tentang permasalahan Al-Qur’an karena ragu, meskipun ia tidak mengatakan bukan makhluk; maka ia seperti orang yang mengatakan: Al-Qur’an itu makhluk”. (Diriwayatkan oleh Al-Aajurriy dalam Asy-Syarii’ah, 1/219 no. 175, tahqiq: Al-Waliid bin Muhammad An-Nashr; Muassasah Qurthubah, Cet. 1/1417 H – shahih)

40. Muhammad Bin Al-Husain Al-Aajurriy Rahimahullah (W. 360 H)

اعلموا رحمنا الله تعالى وإياكم: أن قول المسلمين الذين لم تزغ قلوبهم عن الحق ، ووفقوا للرشاد قديماً و حديثاً: أن القرآن كلام الله عز وجل ليس بمخلوق ، لأن القرآن من علم الله تعالى ، وعلم الله عز وجل لا يكون مخلوقاً ، تعالى الله عز وجل عن ذلك. دل على ذلك القرآن والسنة ، وقول الصحابة رضي الله تعالى عنهم ، وقول أئمة المسلمين رحمة الله تعالى عليهم ، لا ينكر هذا إلا جهمي خبيث ، والجهمية عند العلماء كافرة

“Ketahuilah, semoga Allah memberikan rahmat kepada kami dan juga kepada kalian. Bahwasannya perkataan kaum muslimin yang tidak membuat hati-hati mereka condong dari kebenaran (menuju kebathilan), dan mencocoki petunjuk/kebenaran dulu dan sekarang adalah: Bahwasannya Al-Qur’an itu kalaamullah ’azza wa jalla, bukan makhluk, karena Al-Qur’an termasuk ilmu Allah ta’ala. Dan ilmu Allah ’azza wa jalla bukanlah makhluk. Maha Tinggi Allah ’azza wa jalla dari hal itu. Perkataan itu ditunjukkan oleh Al-Qur’an, As-Sunnah, perkataan para shahabat radliyallaahu ’anhum, dan para imam kaum muslimin rahmatullaahi ta’alaa ’alaihim. Tidak ada yang mengingkarinya hal ini kecuali Jahmiy yang keji/busuk (khabiits) Dan Jahmiyyah menurut para ulama adalah kafir”. (Asy-Syarii’ah, 1/214, tahqiq: Al-Waliid bin Muhammad An-Nashr; Muassasah Qurthubah, Cet. 1/1417 H)

41. Ibnu Baththah Al-’Ukbariy Rahimahullah (W. 387 H)

وَمَنْ قَالَ مَخْلُوقٌ أَوْ قَالَ كَلَامُ اَللَّهِ وَوَقَفَ أَوْ شَكَّ أَوْ قَالَ بِلِسَانِهِ وَأَضْمَرَهُ فِي نَفْسِهِ فَهُوَ بِاَللَّهِ كَافِرٌ حَلَالُ اَلدَّمِ بَرِيءٌ مِنْ اَللَّهِ وَاَللَّهُ مِنْهُ بَرِيءٌ, وَمَنْ شَكَّ فِي وَكُفْرِهِ وَوَقَفَ عَنْ تَكْفِيرِهِ فَهُوَ كَافِرٌ لِقَوْلِ اَللَّهِ بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ......

“Barangsiapa yang mengatakan: (Al-Qur’an adalah) makhluk, atau mengatakan ’Kalaamullah’ dan kemudian abstain (tidak mengatakan makhluk atau bukan makhluk), atau ragu, atau mengatakan dengan lisannya namun dirinya merasa sempit (atas apa yang diucapkannya itu), maka ia kafir kepada Allah. Halal darahnya, ia berlepas diri dari Allah, dan Allah pun berlepas diri padanya. Barangsiapa yang ragu akan kekafirannya, atau abstain akan kekafirannya, maka ia kafir berdasarkan firman Allah: ’Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur'an yang mulia. yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuudh’ (QS. Al-Buruuj: 21-22)...” (Asy-Syarh wal-Ibaanah ‘alaa Ushulis-Sunnah wad-Diyaanah, hal. 204-205, tahqiq: Ridlaa Al-Mu’thiy; Maktabah Al-‘Uluum wal-Hikaam, Cet. 1/1432 H)

42. Abu ’Utsman Ash-Shabuni Rahimahullah (W. 449 H)

ويشهد أصحاب الحديث ويعتقدون أن القرآن كلام الله وكتابه، ووحيه وتنزيله غير مخلوق، ومن قال بخلقه واعتقده فهو كافر عندهم، والقرآن الذي هو كلام الله ووحيه هو الذي ينزل به جبريل على الرسول صلى الله عليه وسلم قرآنا عربيا لقوم يعلمون، بشيرا ونذيرا، كما قال. عز من قائل: (وإنه لتنزيل رب العالمين. نزل به الروح الأمين. على قلبك لتكون من المنذرين، بلسان عربي مبين) وهو الذي بلغه الرسول صلى الله عليه وسلم أمته، كما أخبر به في قوله تعالى: (يا أيها الرسول بلغ ما أنزل إليك من ربك) فكان الذي بلغهم بأمر الله تعالى كلامه عز وجل، وفيه قال صلى الله عليه وسلم: أتمنعوني أن أبلغ كلام ربي " وهو الذي تحفظه الصدور، وتتلوه الألسنة يكتب في المصاحف، كيف ما تصرف بقراءة قارئ? لفظ لافظ، وحفظ حافظ، وحيث تلي، وفي أي موضع قرئ وكتب في مصاحف أهل الإسلام، وألواح صبيانهم وغيرها كله كلام الله جل جلاله، غير مخلوق ق فهو كافر بالله العظيم.

“Ashhaabul-Hadits bersaksi dan meyakini bahwasannya Al-Qur’an adalah Kalamullah, kitab-Nya, wahyu-Nya, yang diturunkan-Nya, dan bukan makhluk. Barangsiapa yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk serta meyakininya, maka ia adalah kafir menurut mereka (Ashhaabul-Hadits) Al-Qur’an adalah Kalamullah, wahyu-Nya, yan diturunkan melalui perantaraan Jibril kepada Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam dalam bahasa Arab yang dapat dipahami oleh kaumnya. Ia merupakan kabar gembira, sekaligus sebagai peringatan sebagaimana firman-Nya: “Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas” (QS. Asy-Syu’araa’: 192-195) Ia adalah kitab yang disampaikan oleh Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasalam kepada umatnya sebagaimana dikhabarkan melalui firman Allah: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu” (QS. Al-Maaidah: 67) Jadi, semua itu merupakan Kalamullah ’azza wa jalla. Jadi, apa yang disampaikan Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam tersebut adalah Kalamullah. Oleh karena itu beliau shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda: “Apakah kalian menghalangiku untuk menyampaikan kalam Rabb-ku?” (6) . Al-Qur’an adalah yang dihafal di dalam dada, yang dibaca dengan lisan, dan yang dituliskan dalam mushhaf. Bagaimanapun qari’ membacanya, lafadh yang diucapkan dan yang dihafal oleh penghafal, mana saja dibacakan, di tempat mana saja dibaca atau tertulis dalam mushhaf umat Islam atau di papan tulis anak-anak mereka; semuanya itu adalah Kalamulah. Bukan makhluk. (Barangsiapa yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk), maka ia kafir kepada Allah Yang Maha Agung”. (’Aqiidatus-Salaf wa Ashhaabil-Hadiits, hal. 40, tahqiq & takhrij & ta’liq: Abul-Yamiin Al-Manshuuriy; Daarul-Minhaaj, Cet. 1/1423 H)

43. ‘Abdul-Ghaniy Al-Maqdisiy Rahimahullah (W. 600 H)

وأجمع أئمة السلف، والمُقْتَدَى بهم من الخلف على أنه غير مخلوق، ومن قال مخلوق فهو كافر

“Dan telah bersepakat (ijma’) para imam salaf dan ulama panutan dari kalangan khalaf bahwasannya Al-Qur’an bukanlah makhluk. Barangsiapa yang mengatakan makhluk, maka ia kafir”. (Al-Iqtishaad fil-I’tiqaad – ‘Aqiidah Al-Haafidh Taqiyyuddiin ‘Abdul-Ghaniy bin ‘Abdil-Waahid Al-Maqdisiy, hal, 66 no. 90, tahqiq & takhrij & ta’liq: ‘Abdullah bin Muhammad Al-Bushairiy; Idaaratil-Buhuuts Al-‘Ilmiyyah wal-Iftaa’, Cet. 1/1411 H)

Dan yang lainnya.

Masih banyak ulama lainnya yang berkata hal yang semisal. Di atas, saya hanya nukilkan perkataan mereka yang pendek-pendek dan ringkas. Jika rekan-rekan ingin menjumpai perkataan ulama lain yang lebih banyak, silakan merujuk pada sedikit referensi yang saya gunakan.

Semoga ada manfaatnya.

 

Footnote:

(1) Silakan baca artikel kami:

Ciri-Ciri Aqidah Jahmiyyah (Syekh Abdul Qadir Al Jiilaniy)

(2) Silakan baca artikel kami:

Paham Asya'iroh (Asy 'Ariyyah) adalah Cucu Paham Jahmiyyah

(3) Merujuk pada firman Allah ta’ala:

وَرُسُلا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا

“Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” (QS. An-Nisaa’: 164)

Itu dikarenakan mereka (Jahmiyyah) berkeyakinan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk dan menafikkan sifat kalaam bagi Allah ta’ala.

(4) Ini adalah perkataan ‘Aliy bin Al-Madiiniy menurut pengetahuannya. Faktanya, ada beberapa ulama lain yang mendahului perkataan Ja’far bin Muhammad, seperti ditunjukkan oleh riwayat berikut:

أخبرناه أبو عبد الله الحافظ أنا أبو محمد الحسن بن حليم بن محمد ابن حليم بن إبراهيم بن ميمون الصائغ ثنا أبو الحسن محمد بن إسحاق بن راهويه القاضي بمرو، قال: سئل أبي وأنا أسمع عن القران وما حدث فيه من القول بالمخلوق، فقال: القران كلام الله وعلمه ووحيه ليس بمخلوق، ولقد ذكر سفيان بن عيينه عن عمرو بن دينار قال: أدركت مشيختنا منذ سبعين سنة، فذكر معنى هذه الحكاية، وزاد: ((فإنه منه خرج وإليه يعود)) قال أبي: وقد أدرك عمرو بن دينار أجلة أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم من البدريين والمهاجرين والأنصار مثل جابر بن عبد الله وأبي سعيد الخدري وعبد الله بن عمرو وعبد الله بن عباس وعبد الله بن الزبير رضي الله عنهم، وأجلة التابعين رحمة الله عليهم وعلى هذا مضى صدر هذه الأمة لم يختلفوا في ذلك

Telah mengkhabarkan kepada kami Abu ‘Abdillah Al-Hafidh: Telah memberitakan kepada kami Abu Muhammad Al-Hasan bin Haliim bin Muhammad bin Haliim bin Ibraahiim bin Maimuun Ash-Shaaigh: Telah menceritakan kepada kami Abul-Hasan Muhammad bin Ishaaq bin Rahawaih Al-Qaadliy di Marwi, ia berkata: Ayahku pernah ditanya dan aku saat itu mendengar, tentang Al-Qur’an dan apa-apa yang diada-adakan padanya tentang perkataan kemakhlukannya. Maka ayahku berkata: “Al-Qur’an adalah kalaamullah, ilmu-Nya, dan wahyu-Nya; bukan makhluk. Dan sungguh Sufyaan bin ‘Uyainah telah menyebutkan dari ‘Amru bin Diinaar, ia berkata: “Aku menjumpai para masyaikh kami sejak tujuhpuluh tahun”, lalu ia menyebutkan makna hikayat ini, dan terdapat tambahan: “Karena sesungguhnya Al-Qur’an itu keluar/berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya”. Ayahku berkata: “Sungguh, ‘Amru bin Diinaar telah menjumpai para shahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang paling mulia dari kalangan ahli Badr, Muhaajiriin, dan Anshaar seperti Jaabir bin ‘Abdillah, Abu Sa’iid Al-Khudriy, ‘Abdullah bin ‘Amru, ‘Abdulllah bin ‘Abbaas, ‘Abdullah bin Az-Zubair radliyallaahu ‘anhum, serta menjumpai taaabi’iin yang paling mulia rahmatullaahi ‘alaihim. Di atas perkataan inilah berlalu permulaan umat ini tanpa adanya perselisihan tentang hal itu” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat, 1/598 no. 532, tahqiq: ’Abdullah bin Muhammad Al-Haasyidiy; Maktabah As-Suwaadiy – shahih)

Riwayat ini menunjukkan bahwa telah terjadi konsensus semenjak jaman shahabat dan taabi’iin tentang pernyataan Al-Qur’an adalah kalaamullah, bukan makhluk.

(5) Dan Jahmiyyah menurut Ahmad bin Hanbal rahimahullah adalah kafir.

(6) Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4734, At-Tirmidzi no. 2925 dan Ibnu Majah no. 197, Ad-Daarimi no. 3354, Ahmad no. 15229, dan Al-Hakim no. 4220 dengan lafadh:

فإن قريشاً قد منعوني أن أبلغ كلام ربي

“Sesungguhnya kaum Quraisy telah menghalangiku untuk menyampaikan kalam Rabb-ku”.

Wallaahu a’lam.

(Holiday in Sidabowa, Banyumas, 1432 H)

Penulis: Abul Jauzaa’

(Alumnus IPB & UGM)

Editor: Ahmadi As-Sambasy

Cilacap – Jawa Tengah

 

KabeL DakwaH
KabeL DakwaH Owner Gudang Software Ryzen Store

Posting Komentar untuk "Hukum Meyakini Al Qur'an Adalah Makhluk "