Bertawassul atau Menghadap Kubur Nabi Shollallahu 'alaihi wa sallam, Adakah Dalilnya ?
Tanya: Apakah benar ada anjuran untuk
bertawassul dengan menghadap kuburan Nabi?.
Jawab: Simak tulisan berikut sampai
selesai.
Al-Qaadliy ‘Iyaadl rahimahullah
membawakan sanadnya sampai pada Muhammad bin Humaid Ar-Raaziy, ia berkata:
ناظر أبو جعفر أمير
المؤمنين مالكا في مسجد رسول الله صلى الله عليه وسلم، فقال له مالك: يا أمير المؤمنين،
لا ترفع صوتك في هذا المسجد، فإن الله تعالى أدب قوماً فقال: (لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ
فَوْقَ صَوْتِ النَّبِي) الآية، ومدح قوما فقال: (إِنَّ الَّذِيْنَ يَغُضُّوْنَ أَصِوَاتَهُمْ
عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ) الآية، وذم قوما فقال: (إِنَّ الَّذِيْنَ يُنَادُوْنَكَ منْ
وَرَاءِ الْحُجُراَتِ) الآية، وإن حرمته ميتا كحرمته حياً، فاستكان لها أبو جعفر، وقال:
يا أبا عبد الله أستقبل القبلة، وأدعوا أم أستقبل رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ فقال:
ولِمَ تَصْرِفُ وجهك عنه، وهو وسيلتك ووسيلة أبيك آدم عليه السلام، بل استقبله واستشفع
فيه فيشفعه الله فيك.
“Abu Ja’far Amiirul-Mukminiin pernah
berdebat dengan Maalik (bin Anas) di masjid Rasulillah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam. Maalik berkata kepadanya: “Wahai Amiirul-Mukminiin, janganlah engkau
meninggikan suaramu di masjid ini, karena sesungguhnya Allah ta’ala telah
mendidik satu kaum dengan berfirman: ‘Janganlah kamu meninggikan suaramu lebih
dari suara Nabi…’. (1) Dan memuji satu kaum dengan berfirman:
‘Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah…’. (2)
Dan mencela satu kaum dengan berfirman: ‘Sesungguhnya orang-orang yang
memanggil kamu dari luar kamar (mu)…’. (3) Sesungguhnya kehormatan
beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam di waktu wafat seperti kehormatan beliau
di waktu hidup”. Abu Ja’far merendah dan berkata: ‘Wahai Abu ‘Abdillah, apakah
aku menghadap kiblat saat berdoa ataukah menghadap Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam ?”. Maalik bin Anas menjawab: “Mengapa engkau palingkan
wajahmu dari beliau, padahal beliau adalah wasilah (perantara)-mu dan wasilah
ayahmu Adam ‘alaihis-salaam. Hendaknya engkau menghadap ke (kubur) beliau dan
mintalah syafa’at dengannya, niscaya Allah akan memberikan syafa’at kepadamu”. (4)
Kisah ini sering dijadikan dalil oleh
sebagian kaum muslimin tentang keutamaan tawassul kepada Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam; atau keutamaan menghadap kubur beliau shallallaahu ‘alaihi
wa sallam saat berdoa. Namun ternyata kisah dalam hadist di atas tidak
shahih.
Pembahasan:
Kisah ini tidak shahih dengan dua
sebab:
1. Keterputusan antara Muhammad bin
Humaid Ar-Raaziy dengan Maalik bin Anas, terutama di jaman Abu Ja’far
Al-Manshuur.
Maalik bin Anas wafat tahun 179 H.
Amiirul-Mukminiin Abu Ja’far Al-Manshuur wafat tahun 158 H di Makkah. Adapun
Muhammad bin Humaid Ar-Raaziy wafat tahun 248 H.
Dapat kita lihat bahwa Muhammad bin
Humaid Ar-Raaziy tidak menjumpai Maalik bin Anas dan Ja’far Al-Manshuur, karena
terpaut jarak yang cukup jauh. (5)
2. Kelemahan Muhammad bin Humaid
Ar-Raaziy
Ia telah dilemahkan oleh jumhur ahli
hadits, diantaranya:
Al-Bukhaariy berkata: “Fiihi nadhar” (At-Taariikh
Al-Kabiir, 1/167) Sebagaimana maklum bahwa kalimat ini di sisi Al-Bukhariy
merupakan jarh yang keras. Ya’quub bin Syaibah As-Saduusiy berkata: “Muhammad
bin Humaid Ar-Raaziy padanya banyak perkara yang diingkari
(katsiirul-manaakir)” (Tahdziibul-Kamaal, 25/102) An-Nasaa’iy berkata: “Tidak
tsiqah” (Taariikh Baghdaad, 2/263 dan Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukiin oleh
Ibnul-Jauziy, 3/54 no. 2959) Ishaaq bin Manshuur berkata: “Aku bersaksi di
hadapan Allah bahwa Muhammad bin Humaid dan ‘Ubaid bin Ishaaq Al-‘Aththaar
adalah pendusta” (Taariikh Baghdaad, 2/263) Shaalih bin Muhammad Al-Asadiy
Al-Haafidh berkata: “Aku tidak melihat seorang pun yang yang lebih banyak
dustanya daripada dua orang, yaitu Sulaimaan Asy-Syaadzakuuniy dan Muhammad bin
Humaid Ar-Raaziy…” (Taariikh Baghdaad, 2/262) Ia telah didustakan oleh Abu
Zur’ah Ar-Raaziy dan Ibnu Waarah (Al-Majruuhiin, 2/321 no. 1005 dan
Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukiin oleh Ibnul-Jauziy, 3/54 no. 2959) Ibnu Hibbaan
berkata: “Ia termasuk orang yang menyendiri dalam periwayatan dari orang-orang
tsiqah dengan sesuatu yang terbolak-balik, khususnya jika ia meriwayatkan dari
para syaikh negerinya” (Al-Majruuhiin, 2/321 no. 1005) Ibraahiim bin Ya’quub
Al-Jauzajaaniy berkata: “Ia seorang yang bermadzhab buruk, tidak tsiqah” (Ahwaalur-Rijaal,
hal. 207 no. 382) Ibnul-Jauziy memasukkanya dalam Adl-Dlu’afaa’ wal-Matruukiin
(3/54) Adz-Dzahabiy memasukkannya dalam Al-Mughniy fidl-Dlu’afaa’ (2/289 no.
5452) dan berkata: “Dla’iif, bukan dari sisi hapalannya”. Ibnu Hajar berkata:
“Seorang haafidh yang dla’iif. Ibnu Ma’iin mempunyai pandangan baik
terhadapnya”. (At-Taqriib, hal. 839 no. 5871) Dan yang lainnya.
Adapun Ahmad bin Hanbal (6),
Ibnu Ma’iin, dan Ja’far bin Abi ‘Utsmaan Ath-Thayaalisiy men-tautsiq-nya.
Namun yang raajih adalah pendapat jumhur
yang melemahkannya, karena jarh yang mereka berikan adalah jenis jarh yang
mufassar (dijelaskan sebabnya) Selengkapnya, silakan baca Tahdziibul-Kamaal,
25/97-108.
Selain itu, lebih memilih menghadap
kubur Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam berdoa dibandingkan menghadap
kiblat merupakan satu bentuk penyelisihan dari petunjuk beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam.
حدثنا موسى بن إسماعيل
حدثنا وهيب حدثنا عمرو بن يحيى عن عباد بن تميم عن عبد الله بن زيد قال: خرج النبي
صلى الله عليه وسلم إلى هذا المصلى يستسقى، ثم استقبل القبلة وقلب رداءه.
Telah menceritakan kepada kami Musaa
bin Ismaa’iil: Telah menceritakan kepada kami Wuhaib: Telah menceritakan kepada
kami ‘Amr bin Yahyaa, dari ‘Abbaad bin Tamiim, dari ‘Abdullah bin Zaid, ia
berkata: “Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju tanah lapang ini
untuk berdoa meminta hujan. Lalu beliau menghadap kiblat dan membalikkan
selendangnya”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6343)
حدثنا عثمان بن أبي
شيبة: حدثنا طلحة بن يحيى: حدثنا يونس، عن الزهري، عن سالم، عن ابن عمر رضي الله عنهما:
أنه كان يرمي الجمرة
الدنيا بسبع حصيات، يكبر على إثر كل حصاة، ثم يتقدم حتى يسهل، فيقوم مستقبل القبلة،
فيقوم طويلا، ويدعو ويرفع يديه، ثم يرمي الوسطى، ثم يأخذ ذات الشمال فيسهل، ويقوم مستقبل
القبلة، فيقوم طويلا، ويدعو ويرفع يديه، ويقوم طويلا، ثم يرمي جمرة ذات العقبة من بطن
الوادي، ولا يقف عندها، ثم ينصرف، فيقول: هكذا رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يفعله.
Telah menceritakan kepada kami
‘Utsmaan bin Abi Syaibah: Telah menceritakan kepada kami Thalhah bin Yahyaa:
Telah menceritakan kepada kami Yuunus, dari Az-Zuhriy, dari Saalim, dari Ibnu
‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa: Bahwasannya ia melempar jumrah dun-yaa (uulaa)
dengan tujuh buah kerikil dengan bertakbir setiap kali pelemparan. Setelah itu
ia maju ke tanah datar dan berdiri menghadap ke arah kiblat. Ia berdiri lama
untuk berdoa dengan mengangkat kedua tangannya. Setelah itu ia melempar jumrah
wusthaa, lalu ia pergi ke arah kiri menuju tanah datar dan berdiri sambil
menghadap ke arah kiblat. Ia berdiri lama untuk berdoa sambil mengangkat kedua
tangannya. Setelah itu ia melempar jumrah ‘aqabah dari tengah lembah, dan ia
tidak berhenti di situ namun terus pergi dan kemudian berkata: “Seperti inilah
aku melihat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melakukannya”. (Diriwayatkan
oleh Al-Bukhaariy no. 1751)
Semoga ada manfaatnya…
Footnote:
(1) QS. Al-Hujuraat: 2.
(2) QS. Al-Hujuraat: 3.
(3) QS. Al-Hujuraat: 4.
(4) Asy-Syifaa’ bi-Ta’riifi
Huquuqil-Mushthafaa (2/40-41)
(5) Lihat: Qaaidatun Jaliilah
fit-Tawassul wal-Wasiilah oleh Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah rahimahullah –
ebook from http://www.islamway.com
(6) Namun Ibnu Hibbaan dalam
Al-Majruuhiin (2/321) menyebutkan bahwa setelah Al-Imam Ahmad mengetahui Abu
Zur’ah dan Ibnu Waarah mendustakan Ibnu Humaid, maka Shaalih bin Ahmad bin
Hanbal berkata: “Sejak saat itu aku melihat ayahku jika disebutkan Ibnu Humaid,
beliau mengibaskan tangannya”.
Nampaknya inilah pendapat terakhir
dari Ahmad bin Hanbal yang mencabut tautsiq-nya dari Muhammad bin Humaid
Ar-Raaziy.
(Perumahan Ciomas Permai, Ciapus,
Ciomas Bogor – 16610)
Penulis: Abul Jauzaa’
(Alumnus IPB & UGM)
Editor: Ahmadi As-Sambasy
Cilacap – Jawa Tengah
Posting Komentar untuk "Bertawassul atau Menghadap Kubur Nabi Shollallahu 'alaihi wa sallam, Adakah Dalilnya ?"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.