Al Qur'an Adalah Kalamullah, Bukanlah Makhluk !!!
Keyakinan Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah
bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah (firman Allah) yang diturunkan dengan huruf
serta maknanya, dan bukan makhluk, berasal dari-Nya dan akan kembali
kepada-Nya. Al-Qur’an adalah mukjizat yang membuktikan kebenaran apa yang dibawa
oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan akan terpeliharan hingga hari
kiamat. Allah ‘azza wa jalla berbicara/berfirman sesuai dengan kehendak-Nya,
kapan Dia kehendaki, dan bagaimana Dia kehendaki. Ucapan Allah ’azza wa jalla
adalah hakiki dengan huruf dan suara, hanya saja kita tidak tahu bagaimana
hakikatnya serta tidak perlu menelusurinya.
Abu ’Utsman Ash-Shabuni berkata dalam
risalahnya yang berjudul ’Aqiidatus-Salaf Ashhaabil-Hadiits:
ويشهد أصحاب الحديث
ويعتقدون أن القرآن كلام الله وكتابه، ووحيه وتنزيله غير مخلوق، ومن قال بخلقه واعتقده
فهو كافر عندهم، والقرآن الذي هو كلام الله ووحيه هو الذي ينزل به جبريل على الرسول
صلى الله عليه وسلم قرآنا عربيا لقوم يعلمون، بشيرا ونذيرا، كما قال. عز من قائل:
(وإنه لتنزيل رب العالمين. نزل به الروح الأمين. على قلبك لتكون من المنذرين، بلسان
عربي مبين) وهو الذي بلغه الرسول صلى الله عليه وسلم أمته، كما أخبر به في قوله تعالى:
(يا أيها الرسول بلغ ما أنزل إليك من ربك) فكان الذي بلغهم بأمر الله تعالى كلامه عز
وجل، وفيه قال صلى الله عليه وسلم: أتمنعوني أن أبلغ كلام ربي " وهو الذي تحفظه
الصدور، وتتلوه الألسنة يكتب في المصاحف، كيف ما تصرف بقراءة قارئ ? لفظ لافظ، وحفظ
حافظ، وحيث تلي، وفي أي موضع قرئ وكتب في مصاحف أهل الإسلام، وألواح صبيانهم وغيرها
كله كلام الله جل جلاله، غير مخلوق ق فهو كافر بالله العظيم.
”Ashhaabul-Hadits bersaksi dan
meyakini bahwasannya Al-Qur’an adalah Kalamullah, kitab-Nya, wahyu-Nya, yang
diturunkan-Nya, dan bukan makhluk. Barangsiapa yang mengatakan bahwa Al-Qur’an
adalah makhluk serta meyakininya, maka ia adalah kafir menurut mereka (Ashhaabul-Hadits).
Al-Qur’an adalah Kalamullah, wahyu-Nya, yan diturunkan melalui perantaraan
Jibril kepada Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam dalam bahasa Arab yang
dapat dipahami oleh kaumnya. Ia merupakan kabar gembira, sekaligus sebagai
peringatan sebagaimana firman-Nya: ” Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar
diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin
(Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas” (QS.
Asy-Syu’araa’: 192-195). Ia adalah kitab yang disampaikan oleh Rasulullah
shallallaahu ’alaihi wasalam kepada umatnya sebagaimana dikhabarkan melalui
firman Allah: ”Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari
Tuhanmu” (QS. Al-Maaidah: 67). Jadi, semua itu merupakan Kalamullah ’azza wa
jalla. Jadi, apa yang disampaikan Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam
tersebut adalah Kalamullah. Oleh karena itu beliau shallallaahu ’alaihi
wasallam bersabda: ”Apakah kalian menghalangiku untuk menyampaikan kalam
Rabb-ku ?” (1) . Al-Qur’an adalah yang dihafal di dalam dada, yang
dibaca dengan lisan, dan yang dituliskan dalam mushhaf. Bagaimanapun qari’
membacanya, lafadh yang diucapkan dan yang dihafal oleh penghafal, mana saja
dibacakan, di tempat mana saja dibaca atau tertulis dalam mushhaf umat Islam
atau di papan tulis anak-anak mereka; semuanya itu adalah Kalamulah. Bukan
makhluk. (Barangsiapa yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk), maka ia
kafir kepada Allah Yang Maha Agung” (selesai).
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal
meriwayatkan dalam kitabnya As-Sunnah (no. 25) dari Al-Imam Sufyan bin ’Uyainah
bahwa ia berkata:
القرآن كلام الله
عزوجل من قال مخلوق فهو كافر ومن شك في كفره فهو كافر
”Al-Qur’an adalah Kalamullah.
Barangsiapa yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir. Dan
barangsiapa yang ragu akan kekafiran orang tersebut, maka ia juga kafir” (selesai).
Diriwayatkan dari ’Utsman Al-Wasithi,
ia berkata:
سمعت ابن عيينه يقول
ما يقول هذا الدويه يعني بشر المريس قالوا يا أبا محمد بن أبي عمران القرآن مخلوق قال
فقد كذب قال الله عز وجل ألا له الخلق والأمر فالخلق خلق الله والأمر القرآن وكذلك
قال أحمد بن حنبل ونعيم بن حماد ومحمد بن يحيى الذهلي وعبد السلام بن عاصم الرازي وأحمد
بن سنان الواسطي وأبو حاتم الرازي
”Aku mendengar Ibnu ’Uyainah berkata:
”Apa yang dikatakan oleh hewan kecil ini ?” – yaitu Bisyr Al-Marisi - . Mereka
berkata: ”Wahai Abu Muhammad bin Abi ’Imran, (ia mengatakan) bahwa Al-Qur’an
itu makhluk”. Ibnu ’Uyainah berkata: ”Dia dusta, karena Allah ’azza wa jalla
berfirman: ”Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah” (QS.
Al-A’raf: 54)”.
Al-Khalqu adalah makhluk Allah dan
amru adalah Al-Qur’an”.
(Setelah membawakan riwayat tersebut,
Al-Imam Al-Laalika’i berkata: ”Begitulah yang dikatakan Ahmad bin Hanbal,
Nu’aim bin Hammad, Muhammad bin Yahya Adz-Dzuhliy, ’Abdus-Salam bin ’Ashim
Ar-Razi, Ahmad bin Sinan Al-Wasithi, dan Abu Hatim Ar-Razi”.) (Syarh Ushul
I’tiqaad Ahlis-Sunnah wal-Jama’ah oleh Al-Imam Al-Laalika’i hal. 219; Maktabah
Al-Misykah)
Telah berkata Ar-Rabi’:
سمعت الشافعي رحمه
الله تعالى يقول: القرآن كلام الله عز وجل غير مخلوق ، ومن قال مخلوق فهو كافر
Aku mendengar Asy-Syafi’i
rahimahullah ta’ala berkata: ”Al-Qur’an itu adalah Kalamullah ’azza wa jalla.
Bukan makhluk. Barangsiapa yang mengatakan bahwasannya ia adalah makhluk, maka
ia telah kafir”. (Asy-Syarii’ah oleh Al-Imam Al-Ajurri hal. 59; Maktabah Al-Misykah)
Syaikhul-Islam Ibnu Tamiyyah berkata:
وأما المنصوص الصريح
عن الإمام أحمد، وأعيان أصحابه، وسائر أئمة السنة والحديث، فلا يقولون: مخلوقة ولا
غير مخلوقة، ولا يقولون: التلاوة هي المتلو مطلقًا، ولا غير المتلو مطلقًا كما لا
يقولون: الاسم هو المسمى، ولا غير المسمى.
وذلك أن (التلاوة
والقراءة) كاللفظ قد يراد به مصدر تلى يتلو تلاوة، وقرأ يقرأ قراءة، ولفظ يلفظ لفظًا،
ومسمى المصدر هو فعل العبد وحركاته، وهذا المراد باسم التلاوة والقراءة. واللفظ مخلوق،
وليس ذلك هو القول المسموع الذي هو المتلو. وقد يراد باللفظ الملفوظ، وبالتلاوة المتلو،
وبالقراءة المقروء، وهو القول المسموع، وذلك هو المتلو، ومعلوم أن القرآن المتلو الذي
يتلوه العبد، ويلفظ به غير مخلوق، وقد يراد بذلك مجموع الأمرين، فلا يجوز إطلاق الخلق
على الجميع ولا نفي الخلق عن الجميع.
”Nash-nash yang jelas dari Imam Ahmad
dan shahabat-shahabatnyanya, para imam sunnah, serta para ahli hadits
menyatakan bahwa mereka tidaklah mengatakan bahwa Al-Qur’an yang aku lafadhkan
adalah makhluk atau bukan makhluk. Mereka juga tidak menyatakan bahwa bacaan
itu identik dengan yang dibaca secara mutlak. Hal itu sebagaimana mereka tidak
mengatakan bahwa nama itu identik dengan yang diberi nama atau tidak identik
dengan yang diberi nama.
Hal tersebut dikarenakan tilawah dan
qira’ah seperti lafadh, terkadang yang dimaksud adalah mashdar-nya:
تَلَى – يَتْلُوْ
- تِلاوَةً، وَقَرَأَ - يَقْرَأُ - قِرَاءَةً، وَلَفَظَ – يَلْفَظُ - لَفْظًا
Dan dinamakan mashdar itu adalah
karena ia merupakan perbuatan hamba dan gerakannya. Jadi itulah yang dimaksud
dengan kata tilawah, qira’ah, dan lafadh itu adalah makhluk. Bukanlah hal itu
merupakan ucapan yang terdengar, yaitu sesuatu yang dibaca. Terkadang maksud
lafadh adalah sesuatu yang dilafadhkan, tilawah yang ditilawahkan, qira’ah yang
dibacakan; yaitu ucapan yang didengar atau dibaca. Sebagaimana yang telah
diketahui bahwa Al-Qur’an yang dibaca, yaitu yang dibaca dan yang dilafadhkan
oleh seorang hamba. Al-Qur’an yang dibaca ini bukan makhluk. Dan terkadang
maksudnya adalah kedua hal yang telah disebutkan. Tidak boleh memutlakkan untuk
mengatakan semuanya adalah makhluk atau menafikkannya bukan makhluk”. (Majmu ’
Fataawaa oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah 12/107; Maktabah Al-Misykah)
Terakhir kami tegaskan kembali bahwa:
Al-Qur’an adalah Kalamullah dan bukan makhluk. Tidak boleh melemah untuk
mengatakan Al-Qur’an itu makhluk, akrena sesungguhnya Kalam Allah itu tidak
terpisah dari-Nya, dan tidak ada suatu bagian pun dari-Nya yang merupakan
makhluk. Hindarilah berdebat dengan orang yang membuat perkara baru dengannya,
orang yang mengatakan lafadhku dengan Al-Qur’an adalah makhluk dan selainnya,
serta orang yang tawaquf (abstain) tentangnya yang mengatakan: ”Aku tidak tahu
Al-Qur’an itu makhluk atau bukan makhluk, akan tetapi ia adalah Kalamullah”.
Karena orang seperti ini adalah ahli bid’ah, serupa halnya dengan orang yang
mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah Kalamullah,
dan bukan makhluk (2).
Footnote:
(1)
HR. Abu Dawud no. 4734,
At-Tirmidzi no. 2925 dan Ibnu Majah no. 197, Ad-Daarimi no. 3354, Ahmad no.
15229, dan Al-Hakim no. 4220 dengan lafadh:
فإن قريشاً قد منعوني
أن أبلغ كلام ربي
“Sesungguhnya kaum Quraisy telah
menghalangiku untuk menyampaikan kalam Rabb-ku”.
(2) Diambil dari perkataan Imam Ahmad dalam Ushulus-Sunnah.
Penulis: Abul Jauzaa'
(Alumnus IPB & UGM)
Editor: Ahmadi As-Sambasy
Cilacap – Jawa Tengah
Posting Komentar untuk "Al Qur'an Adalah Kalamullah, Bukanlah Makhluk !!!"
Sebelumnya kami ucapkan Jazakumullahu Khairan atas tegur sapa antum semua di web Kabeldakwah.com ini.
==> Komentar Anda akan ditanggapi oleh Admin saat Aktif.